Selasa 01 Jul 2014 13:00 WIB

ISIS Bentuk Khalifah

Red:

BAGHDAD -- Kelompok radikal Suni menyatakan telah membentuk Kekhalifahan yang menjangkau wilayah Irak dan Suriah. Pemberontak yang juga dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah  (ISIS) itu menunjuk pemimpin mereka Abu Bakr el-Baghdadi sebagai khalifah.    

ISIS mengumumkan pembentukan kekhalifahan itu melalui rekaman yang diunggah di internet. Kelompok itu mengatakan, negara Islam akan berdiri dari Aleppo di Suriah utara hingga provinsi Diyala di Irak timur.

ISIS telah merebut sejumlah kota penting di barat dan utara Irak, seperti Mosul, Tikrit, dan Baiji. Kelompok ini mengincar ibu kota Irak, Baghdad.  Menurut Juru Bicara ISIS Abu Mohamed al-Adnani, keputusan untuk membentuk kekhalifahan diambil setelah Majelis Syuro bertemu dan mendiskusikan persolanan ini.

ISIS yang berganti nama menjadi Negara Islam sepakat untuk menunjuk seorang Khalifah.  Abu Bakr el-Baghdadi akan menjadi pemimpin Negara Islam itu dan dikenal dengan  sebutan Khalifah Ibrahim. Mereka menggambarkan Baghdadi sebagai syeikh, pejuang, ulama, pemimpin, ksatria,  memiliki garis keturunan dengan Nabi, dan hamba Allah.

Baghdadi terlahir dengan nama Awwad Ibrahim al-Badri al-Samarri. Dia lahir di Samarra pada 1971. Dia mendapat gelar doktoral dari Universitas Baghdad pada akhir 1990-an. Namanya meroket setelah AS menginvasi Irak pada 2003. Baghdadi sempat ditahan oleh AS pada 2006. Namun, akhirnya dibebaskan pada 2009.

Adnani menambahkan, kekhalifahan merupakan mimpi bagi semua Muslim dan harapan bagi semua jihad.  Dalam rekaman yang dirilis dalam bahasa Inggris dan sejumlah bahasa lainnya ini, para pemberontak juga menuntut semua Muslim untuk berjanji setia kepada penguasa baru serta menolak demokrasi dan semua hal dari Barat.

"Legalitas semua emirat, kelompok, negara, dan organisasi dibatalkan seiring dengan ekspansi otoritas kekhalifahan serta kedatangan tentara mereka di wilayah itu," ujar juru bicara ISIS Abu Mohamed al-Adnani seperti dikutip Aljazirah. "Dengarkan Khalifah kalian dan patuhi. Dukung negara kalian. Kita semakin meluas."

Pernyataan ISIS tersebut kemungkinan dapat menimbulkan pertikaian dengan kelompok Suni lainnya di Irak yang memerangi pemerintahan Syiah Nuri al-Maliki.  Begitu pula pertentangan dengan kelompok oposisi di Suriah yang memerangi Presiden Bashar al-Assad.

Pertempuran sengit

Klaim sepihak ISIS juga dilakukan saat pertempuran sengit antara pasukan pemerintahan dan pemberontak di Tikrit. Kota tersebut dikuasai oleh pemberontak pada 11 Juni.

Pada Ahad, pesawat jet Pemerintah Irak menyerang wilayah kelompok oposisi. Bentrokan pun pecah di sejumlah wilayah di Tikrit yang merupakan tempat kelahiran mantan diktator Saddam Husein. "Pasukan keamanan bergerak dari wilayah yang berbeda," kata Letnan Jenderal Qassem Atta. "Pertempuran masih berlanjut," jelasnya.

Pemerintah Irak telah mengajukan permohonan bantuan internasional. AS telah mengirimkan penasehat militernya. Begitupun dengan Iran yang secara sembunyi-sembunyi dilaporkan telah memasok senjata buat Irak. Militer Irak mengatakan, telah menerima kiriman pertama jet tempur bekas yang dipesan dari Rusia. Sejumlah pesawat tempur ini akan digunakan untuk melawan para oposisi.

Juru Bicara Militer Qassim Atta mengatakan, deklarasi Kekhalifahan dapat berdampak buruk bagi negara lain di kawasan. "Pesan yang disampaikan oleh Negara Islam tak hanya ditujukan kepada Irak atau Suriah, tetapi juga negara di kawasan dan dunia," ujarnya seraya mengingatkan sistem kekhalifahan yang bergerak tanpa tersekat batas negara.   

Dalam perkembangan terpisah, Israel menyerukan pembentukan negara merdeka Kurdi di utara Irak. Berbicara di Tel Aviv, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Kurdi merupakan negara pejuang dan telah menunjukkan komitmen politiknya dan pantas untuk merdeka. 

Pada awal pekan ini, pemimpin Kurdi Irak Massoud Barzani mengatakan, saat ini merupakan waktunya bagi warga Kurdi untuk memutuskan masa depannya.  Warga Kurdi telah lama meyampaikan aspirasi untuk mendirikan negara merdeka. rep:dessy suciati saputri/antara  ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement