Ahad 29 Jun 2014 16:00 WIB

Ukraina Perpanjang Gencatan Senjata

Red: operator

BRUSSELS — Presiden Ukraina Petro Poroshenko memperpanjang gencatan senjata dengan separatis pro Rusia selama tiga hari. Sebelumnya, gencatan senjata telah berlangsung satu pekan dan berakhir Jumat (27/6) pukul 22.00 waktu setempat.

Seusai penandatanganan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa, dia berharap rencana  erdamaian bisa berjalan baik dan ada kemajuan pada Senin depan. Sejumlah separatis di Donetsk dan Luhansk mengatakan akan mempertimbangkan keputusan itu. Beberapa lainnya menolak.

Dilansir dari BBC, Jumat (27/6), pendukung Rusia di timur mengadakan pertemuan dengan sejumlah mediator, termasuk mantan presiden Ukraina, Leonid Kuchma, duta besar Rusia untuk Ukraina, dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk di timur Aleksander Boroday mengatakan akan mempertimbangkan gencatan senjata hingga 30 Juni. Namun, pemimpin senior di wilayah itu, Pavlo Gubarev dan Igor Girkin, menolaknya.

Di Kiev, Poroshenko bertemu dengan pejabat tinggi keamanan dan pertahanan untuk membicarakan mengenai gencatan senjata setelah kembali dari Brussels. Sebuah  pernyataan di situs kepresidenan Ukraina mengatakan, gencatan senjata akan berlangsung hingga 30 Juni pukul 19.00 waktu setempat.

Dewan Eropa mengeluarkan pernya taan kebijakan bagi Ukraina yang diharapkan bisa dilakukan pada Senin. Di dalamnya termasuk  dikembalikannya tiga pos pemeriksaan kunci kepada pasukan Ukraina dan terwujudkan rencana perdamaian Presiden  Poroshenko.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebelumnya mengatakan menyambut baik perpanjangan gencatan senjata. Namun, dia tidak menerima jika itu adalah ultimatum bagi separatis untuk menyerahkan senjata.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan perlunya gencatan senjata jangka panjang sehingga bisa dilakukan negosiasi antara Pemerintah Ukraina dengan separatis. Dia juga menyerukan agar Poroshenko melakukan upaya damai dan dialog. “Terjadi  pertumpahan darah di tenggara Ukraina, bencana kemanusiaan,dan puluhan ribu pengungsi di wilayah Rusia,” ujar Putin.

Pada 20 Juni, Poroshenko membuat 15 poin rencana perdamaian. Poin-poin perdamaian di antaranya, kekuasaan desentralisasi, mengadakan pemilihan umum lebih awal,  pembuatan zona penyangga sepanjang 10 kilometer di perbatasan Ukrai na-Rusia, dan koridor keselamatan bagi separatis pro Rusia untuk meninggalkan wilayah konflik.

Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan Rusia, Uni Eropa telah menyiapkan langkah drastis jika tidak ada kemajuan berarti dalam rencana perdamaian itu. Presiden Perancis Francois Hollande juga menyatakan hal yang sama. Dia dan Merkel akan menelepon Putin pekan depan.

Pertempuran terus berlanjut di timur Ukraina meski dalam kondisi gencatan senjata. Separatis telah mem bebaskan empat pengawas internasional yang ditahan sejak satu bulan lalu. rep:ani nursalikah ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement