Jumat 09 Dec 2016 16:00 WIB

Sukses Mewujudkan Masyarakat Selfie

Red:

Sebagai pasar ponsel yang begitu menjanjikan, Indonesia memang banyak dilirik para pemilik pabrikan asing. Sudah tak terhitung lagi banyaknya pabrikan asing yang mencoba peruntungannya di Tanah Air.

Sebagian berhasil mencuri perhatian, tapi tak sedikit pula yang terjungkal. Hadir lebih kurang sejak 3,5 tahun lalu di Indonesia, Oppo berjuang keras memperkenalkan produknya.

Tahun 2016 adalah tahun yang gemilang bagi pabrikan yang juga telah hadir di pasar Amerika Serikat (AS), Afrika, dan Eropa ini. Menurut data IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker, pada kuartal ketiga 2016 untuk pertama kalinya di pasar Cina Oppo tampil sebagai penguasa pasar smartphone.

Oppo menguasai 17,5 persen pasar smartphone yang diikuti Vivo di posisi kedua dengan 16,7 persen. Sementara, Huawei justru terjun ke posisi ketiga dengan 15,7 persen dan Apple diposisi keempat dengan 7,1 persen market share.

Di Indonesia, sukses Oppo tak lepas dari hadirnya jajaran selfie expert yang lahir dalam tiga seri, yaitu F1, F1Plus, dan F1s. "Alasan Oppo menghadirkan smartphone yang fokus untuk meningkatkan pengalaman selfie adalah karena kegiatan yang satu ini sudah tak bisa lagi dipisahkan dari keseharian para pengguna," ungkap Brand Manager Oppo Indonesia Alinna Wenxin.

Menurutnya, jajaran selfie expert yang diusung Oppo memang mendapat sambutan hangat di masyarakat. Terbukti, dari target satu juta unit yang ingin dicapai kala momen Lebaran 2016, berhasil diraih, bahkan melebihi angka yang diharapkan.

Sepanjang Juli dan Agustus, Oppo menargetkan mampu menjual satu juta unit smartphone di jajaran selfie expert. Ternyata, target ini dapat diraih hingga 107 persen dengan jumlah unit yang terjual mencapai 1,12 juta unit.

Sambutan yang meriah dari pasar, disebut Alinna, tak lepas dari performa perangkat selfie expert yang mampu memberikan hasil foto selfie atau swafoto memukau, tapi tetap natural. Oppo pun berhasil mengedukasi pasar tentang perangkat yang memiliki kamera depan berkualitas mumpuni.

Dengan besarnya antusiasme pasar terhadap perangkat ponsel yang dapat menunjang kegiatan selfie, berbagai inovasi teknologi pun secara berkelanjutan terus dilakukan.

Edisi khusus

Di penghujung 2016, Oppo merilis kembali jajaran selfie expert dari seri terbaru, F1s, tapi dengan sentuhan khusus. Strategi menghadirkan edisi khusus memang pernah dihadirkan Oppo sebelumnya dengan seri F1Plus edisi Barcelona FC.

Kali ini, Oppo F1s hadir dengan edisi khusus bertajuk "Raisa Phone". Perangkat ini merupakan pembaruan dari seri F1s yang hadir sebagai penutup jajaran selfie expert di 2016.

Apabila F1s sebelumnya hadir dengan tiga pilihan warna, gold, white, dan rose gold, edisi khusus ini hanya hadir dengan satu warna, yaitu hitam klasik. Dibuat terbatas, hanya sebanyak 6.000 unit, edisi ini memiliki tanda tangan Raisa yang dibuat dengan teknologi laser engraved.

Dari segi fitur, perangkat ini memiliki keunggulan yang sama dengan pendahulunya, yaitu kamera depan 16MP. Selain itu, ada pula teknologi fast touch access yang dapat membuka aplikasi secara cepat dalam tempo waktu 0,22 detik.

Perangkat yang hadir sebagai collectible item ini dapat dipesan secara pre-order selama periode 7-14 Desember 2016. Oppo Raisa Phone dijual seharga Rp 3,499 juta.   

***

Tertarik Mendua

Strategi Oppo memilih celah sebagai perangkat yang fokus memberikan swafoto mumpuni ternyata terbukti jitu. Sejak 2012, Esna Novitri hanya tertarik menggunakan perangkat Iphone sebagai andalan.

Tapi, kegemarannya pada kegiatan selfie mendorongnya mencoba jajaran selfie expert yang dihadirkan Oppo. Ia pun mulai mendua.

Mulai mencoba seri F1s sejak Juli lalu, Esna merasa kamera depan yang dimiliki Oppo memang berbeda. Menurutnya, kamera depan Oppo mampu memberikan hasil swafoto yang mumpuni. "Untuk fokus, perangkat ini juga hanya memerlukan waktu yang lebih singkat," lanjut Esna.

Baterai juga menjadi salah satu keunggulan perangkat ini. Tak hanya lebih awet, ia melanjutkan, perangkat F1s yang dimilikinya juga tidak mudah panas ketika melakukan tathering atau berbagi jaringan Wi-Fi.      Oleh Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement