Jumat 21 Oct 2016 17:00 WIB

Berkompetisi Sesuai Regulasi

Red:

Indonesia adalah pasar yang begitu menggiurkan untuk industri ponsel. Para pemain terus bermunculan meski satu atau dua kadang terhempas di tengah ketatnya persaingan.

Untuk bisa bertahan, biasanya produsen harus pintar mencari celah pasar. Selain itu, regulasi yang ada di Indonesia terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) juga menjadi salah satu faktor, yang menentukan eksistensi sebuah pabrikan di Tanah Air.

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait tingkat kandungan lokal (TKDN) ponsel 4G. Aturan ini mulai berlaku mulai 1 Januari 2017.

Aturan tersebut tertera dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 65 tahun 2016. Ketentuan ini diberlakukan sebagai upaya mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di Tanah Air.

Ada tiga skema aspek yang disajikan. Pertama, mencakup aspek manufaktur 70 persen, pengembangan 20 persen, dan aplikasi 10 persen. Pembobotan pada aspek manufaktur dikenakan untuk material, tenaga kerja, dan mesin produksi.

Skema kedua meliputi aspek manufaktur 10 persen, pengembangan 20 persen, dan aplikasi 70 persen. Skema ketiga meliputi penanaman modal atau investasi, mulai dari jumlah terkecil senilai Rp 250 miliar hingga Rp 400 miliar untuk TKDN 20 persen. Sementara untuk investasi Rp 1 triliun atau lebih mendapatkan TKDN 40 persen.

Sebagai penguasa pasar, Samsung baru saja memperkenalkan smartphone besutan terbarunya, Z2, di Jakarta, Rabu (19/10). Ponsel ini menjadi langkah awal bagi Samsung untuk memperkenalkan operational system (OS) besutannya sendiri, Tizen.

Sebelumnya, Tizen telah tertanam dalam beberapa perangkat, seperti Smart TV dan wearable. Setelah dirilis di beberapa negara, kini pasar Indonesia kebagian menjajal senjata terbaru Samsung yang satu ini. "Indonesia menjadi pasar khusus bagi ponsel Tizen," ujar Marketing Director IT and Mobile Samsung Electronics Indonesia Vebbyna Kaunang.

Ponsel Samsung Z2 sudah dibuat di Indonesia. Bahkan, di sampul belakangnya pun, kita bisa menemui motif batik mega mendung asal Indonesia. Hal tersebut sengaja diberikan untuk memberikan ciri khas produk buatan dalam negeri.

Kemudian beberapa fitur, seperti tema dan lay out-nya juga mengikuti selera pasar lokal. Samsung Z2 masuk dalam tipe ponsel entry level, yakni segmentasi pasar menengah ke bawah. Ponsel bisa menjadi perangkat transisi bagi pengguna feature phone menuju ke smartphone.

Meski dibanderol seharga Rp 900 ribu, ponsel sudah mendukung konektivitas 4G LTE. Bahkan, juga memiliki fitur daya tahan baterai lebih lama. Ponsel diperkuat dengan 1 GB RAM dan 8 GB memori untuk sarana penyimpanan.

Kembalinya pemain lama

Lama tak terdengar kabarnya, Motorola ternyata kini telah kembali menjadi salah satu pemain di industri telekomunikasi. Namun, setelah diakuisisi Lenovo Oktober tahun lalu dengan nilai sekitar 2,9 miliar dolar AS, Motorola hadir dengan nama baru, Moto.

Pada Kamis (20/10), di Jakarta, Lenovo mengumumkan akan mulai memproduksi smartphone Moto di Indonesia. Produk-produk Moto akan diproduksi di Serang, Banten, bekerja sama dengan mitra pabrikan lokal, TDK, yang juga telah bekerja sama dengan Lenovo untuk memproduksi smartphone sejak akhir 2015.

Dari tiga skema TKDN yang ada, Lenovo memilih skema pertama yang didominasi aspek manufaktur. "Kami pilih jalur 70 persen hardware, 20 persen riset dan pengembangan, sisanya 10 persen software," kata Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia, Adrie R Suhadi.

Fasilitas pabrikasi Moto ini memiliki dua lini produksi untuk ponsel mid-end dan high-end dengan kapasitas 90 ribu unit per bulan. Menurut Adrie, sejauh ini seluruh hasil produksi akan difokuskan untuk memenuhi pasar dalam negeri.

Ponsel pertama dari Moto buatan Indonesia yang akan diperkenalkan dalam waktu dekat adalah Moto E3 Power. Beberapa spesifikasi Moto E3 Power, meliputi layar HD berukuran 5 inci, kamera utama delapan megapiksel, kamera depan lima megapiksel, RAM 2 GB, prosesor quad-core 64 bit, dan sistem operasi Android Marshmallow.

Tambahan kata power yang disematkan, menunjukkan kemampuan baterai yang lebih mumpuni. Perangkat yang dibanderol di harga Rp 1 jutaan ini telah memiliki fitur rapid charging, yang memungkinkan pengisian selama 15 menit untuk ketahanan selama lima jam.     rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement