Kamis 29 Sep 2016 15:55 WIB

Melangkah Menuju Transformasi Digital

Red:

Pada era teknologi seperti saat ini, perusahaan ikut pula "dipaksa" berhijrah melakukan transformasi digital. Melakukan transformasi digaung-gaungkan mampu meningkatkan produktivitas, menghemat pengeluaran, dan membuat perusahaan tidak kelihatan ketinggalan zaman.

Namun, ternyata ada banyak aspek yang perlu diperhatikan perusahaan sebelum akhirnya memutuskan melakukan transformasi digital.

Aspek yang perlu dipertimbangkan ketika akan melakukan transformasi digital adalah customer journey.

Yang dimaksud dengan customer journey adalah perjalanan keseharian atau behavior orang yang pada umumnya mengalami pergeseran seiring dengan makin dekatnya teknologi dengan berbagai aspek kehidupan.

Perusahaan biasanya memiliki banyak stakeholder yang perlu dipertimbangkan behaviour-nya. Seperti:

1. Pelanggan

2. Karyawan

3. Klien, vendor, atau agensi

"Melakukan transformasi digital bukan berarti memiliki aplikasi mobile. Masih banyak perusahaan yang mengidentikkan transformasi digital dengan membuat mobile app."

Gunawan Susanto

Presiden Direktur IBM Indonesia

***

Penelitian terbaru dari MIT Center for Digital Business dan Deloitte 2015 menyatakan, sebuah transformasi digital disebut "matang" ketika sudah mampu mengintegrasikan teknologi.

Integrasi tersebut meliputi:

1. Aktivitas sosial

2. Perangkat mobile

3. Analisa data

4. Komputasi awan atau cloud computing

5. Pemanfaatan internet of things (IoT).

Transformasi digital disebut efektif bila sudah mampu merubah kondisi lingkungan dan memberikan dampak tidak hanya bagi pergerakan bisnis, tetapi juga sisi lainnya.

"Suka atau tidak, siap atau tidak, perusahaan harus segera melakukan transformasi digital."

Adi Rusli

Senior Director and Country Manager VMware Indonesia

***

Peran Komputasi Awan

Berbicara mengenai transformasi digital sangat luas dan tak bisa lepas dari peran komputasi awan. Platform cloud akan membuat proses bertransformasi semakin cepat dan mudah.

Komputasi awan bisa diartikan sebagai ruang penyimpanan virtual.

Sebenarnya cloud sudah digunakan sejak lama, contohnya, Dropbox atau penyimpanan e-mail. Hanya, dulu teknologinya tidak banyak ragam dan belum berkembang.

Jenis-jenis cloud:

1. Private cloud

2. Hybrid cloud

3. Public cloud

Keuntungan penggunaan cloud:

1. Penggunaannya bisa menyesuaikan kebutuhan sehingga jauh lebih praktis.

2. Mampu menekan pengeluaran perusahaan dibandingkan dengan menggunakan server konvensional.

Mulai dari perusahaan skala besar hingga bisnis menengah seharusnya sudah mulai melakukan transformasi digital. "Bila tidak bertransformasi, maka akan tersingkirkan oleh perusahaan yang sudah melakukannya lebih dulu," jelas Adi.

Beberapa contoh pengaruh transformasi digital sudah terlihat di Indonesia. Beberapa waktu lalu bisnis konvensional jasa transportasi publik hampir terlibas oleh pendatang baru berjenis transportasi daring.

***

Transformasi digital mahal?

Salah

Karena efeknya akan terasa secara jangka panjang bagi pertumbuhan bisnis, maka langkah ini bisa menjadi investasi jangka panjang yang justru menguntungkan. Bahkan, sekarang cloud juga sudah dijual secara terjangkau. Seperti VMware yang memberikan penawaran cloud mulai dari harga 16 dolar AS per bulan.

***

Perhatikan Keamanan

Usai melakukan transformasi digital, langkah perusahaan harus memikirkan keamanan. Penggunaan cloud memang praktis dan terjaga, tapi tentu saja para pelaku cyber crime selalu memiliki celah menembus sistem keamanan tersebut.

Berdasarkan data Kaspersky Security Network (KSN), jumlah serangan terhadap sektor korporasi periode 2015-2016 meningkat enam kali lipat dari sebelumnya.

Dari 27 ribu menjadi 158 ribu serangan menggunakan ransomware untuk mengenkripsi data.

Sektor yang rawan terkena serangan adalah perusahaan kecil dan menengah (UKM) sebesar 42 persen.

Data: IT Security Risks 2016 dari Kaspersky Lab dan B2B International.

Langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

1. Membuat cadangan salinan dari semua file penting secara reguler. Perusahaan harus memiliki dua data backup. Misalnya, satu di dalam cloud dan satu lagi pada server tambahan atau media yang removable  jika volume data tidak terlalu besar.

2. Menggunakan penyedia layanan ternama yang sudah berpengalaman. Sebab, perusahaan akan turut berinvestasi pada perusahaannya terkait sistem keamanan data.

3. Hindari penggunaan layanan keamanan atau software antivirus gratis.

4. Perbarui OS, browser, antivirus, dan aplikasi secara teratur.

5. Bila perlu undang ahli untuk mengonfigurasi solusi keamanan perusahaan. Usaha kecil biasanya tidak memiliki departemen IT atau administrator. Sebaiknya jangan tunggu sampai terjadi infeksi, tapi cegahlah terjadinya lebih infeksi.

"Pada dasarnya memang tidak ada sistem keamanan yang mampu bekerja 100 persen berhasil."

Donny Koesmandarin

Territory Channel Manager Kaspersky Lab Indonesia

***

Mereka sukses bertransformasi

1. Tiket.com

Platform penjualan tiket dan pemesanan hotel tiket.com merasakan hal berbeda setelah bertransformasi menggunakan cloud. Berdiri sejak Agustus 2011 lalu, tiket.com awalnya masih berupa platform desktop.

Saat ini sudah mulai merambah ke mobile apps. Situs pelayanan jasa tiket tersebut mulai menggunakan cloud sekitar dua tahun lalu, ketika melayani pembelian tiket konser Bruno Mars dan BigBang.

Saat itu cloud membantu mengatasi jumlah pembeli yang berkunjung ke laman. Perlu waktu tujuh jam untuk menjual seribu tiket Bruno Mars. Sementara, sekitar 5.000 tiket BigBang laris manis dalam hitungan menit saja.

Cloud membantu menjaga agar server tidak down karena mampu menjaga server agar tidak down dengan memecahnya menjadi beberapa buah.

"Itu pengalaman paling berkesan kami berkat bantuan cloud."

Natali Ardianto

Chief Technical Officer (CTO) dan Co-founder tiket.com

2. Indesso

Dua tahun lalu perusahaan manufaktur dan penyalur bahan makanan, bumbu, dan kimia aromatik Indesso mulai bertransformasi ke arah digital. Perusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 500 orang tersebut ingin lebih berkembang, terutama dalam menerapkan infrastruktur teknologi (IT).

Selama dua tahun menerapkan platform cloud, perusahaan berhasil memangkas biaya pemeliharaan IT sebesar 45 persen dari sebelumnya.

Proses pemindahan data dari server lama ke cloud hanya memerlukan waktu beberapa bulan. Fitur cloud juga membuat integrasi semakin cepat sehingga proses kerja lebih singkat.

Misalnya, ketika membutuhkan suatu data antardivisi perusahaan menjadi lebih ringkas.

"Penggunaan cloud membuat kami mengganti teknologi dengan biaya tinggi yang ada sebelumnya menjadi lebih terjangkau."

Bagus Dwi Laksono

IT Manager PT Indesso Niagatama

3. AXA Life

Sejak April lalu, AXA Life melakukan tranformasi digital di dalam perusahaan. Para nasabah semakin mudah mendapatkan pelayanan melalui platform desktop www.axadirect.co.id.

Perusahaan asuransi mungkin sudah menerapkan transformasi digital secara menyeluruh. Sebab, awalnya para nasabah harus menyerahkan bukti klaim ke kantor asuransi.

Namun, kini cukup melalui daring dan klaim bisa langsung diproses. Asuransi sudah mengubah gaya penggunaan banyak kertas menjadi paperless sehingga lebih mudah, cepat, dan hemat. AXA Life memberikan fitur layanan e-Buy di dalam website resminya. Hal tersebut memudahkan nasabah untuk membeli layanan asuransi. Kemudian polis akan segera dikirim ke e-mail pribadi nasabah setelah proses pembelian selesai.

Belum lama ini AXA Life juga merilis sebuah sistem secured payment dengan teknologi interactive voice response (IVR). Dengan IVR, nasabah tidak perlu lagi menyebutkan nomor kartu kredit karena bisa dimasukkan sendiri melalui layar ponsel.

"Transformasi digital diharapkan bisa mendongkrak kinerja perusahaan."

Hengky Djojosantoso

Presiden Direktur AXA Life Indonesia

rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement