Senin 20 Jun 2016 15:00 WIB

Masa Depan Masyarakat Digital

Red:

Era Internet of Things (IoT) akan membuat miliaran perangkat saling terhubung pada akhir 2021 men datang. Di era saling terkoneksi tersebut, ternyata ponsel pintar akan memegang peranan yang paling esensial.

Ericsson Mobility Report yang terbit pada Juni 2016 mengungkapkan, mobile phone akan meng ambil alih IoT. Bahkan ponsel pintar masuk dalam kategori terbesar dari perangkat-perangkat yang digunakan hingga dua tahun mendatang.

Kehadiran smartphone tetap mendominasi karena pertumbuhannya yang kian pesat tiap tahun. "IoT berakselerasi bersamaan dengan harga ponsel pintar yang menurun dan aplikasi mobile inovatif bermunculan," kata Senior Vice President and Chief Strategy Officer (CSO) Earicsson, Rima Qureshi dalam acara pemaparan Ericsson Mobility Report Juni 2016 di Jakarta, pekan lalu.

Dari data yang dirilis Ericsson, secara global antara 2015 sampai 2021 mendatang, jumlah pe rangkat terkoneksi IoT tumbuh sekitar 23 per sen per tahun. Dari pertumbuhan ter sebut smartphone akan tetap mendominasi.

Sementara Eropa Barat akan memim pin dalam penambahan koneksi IoT de ngan prediksi tumbuh 400 persen dalam lima tahun mendatang. Pertumbuhan tersebut termasuk mobil terkoneksi EU e-call directive yang akan diterapkan pada 2018.

EU e-call directive adalah sistem panggilan darurat yang rencananya akan dite rap kan di mobil-mobil di kawasan Uni Eropa. Sistem ini akan membantu pe ngendara ketika terjadi kecelakaan.

Qureshi menjelaskan, perkembangan ponsel pintar akan semakin gesit ketika implementasi komersial jaringan 5G yang kian memberikan kapabilitas tambahan penting dari sisi jaringan. Menurutnya, smartphone akan tumbuh berlipat ganda dari 3,4 miliar menjadi 6,3 miliar.

Pertumbuhan pelanggan mobile broadband juga akan naik empat kali lipat di Timur Tengah dan Afrika dalam lima tahun mendatang. Semen tara lalu lintas mobile data di India naik 15 kali lipat. Ericsson Mobility Report juga memaparkan secara detil terhadap perubahan dramatis dalam kebiasaan menonton remaja. Penggunaan data selular untuk video pada smartphone telah tumbuh hingga 127 persen hanya dalam waktu 15 bulan terhitung dari 2014 sampai 2015.

Dalam jangka waktu empat tahun, yakni 2011 hingga 2015 terdapat penurunan 50 persen ter hadap perilaku remaja yang menonton televisi atau video di layar televisi. Hal ini bisa menjadi acuan bahwa generasi penerus dunia akan menjadi kon sumen penggunaan data terbanyak dari segi video streaming.

Jaringan LTE juga akan menjadi tonggak panjang dalam antisipasi ledakan mobile data tersebut. Di masa mendatang LTE akan mencapai puncaknya dengan kecepatan data downlink sebesar 1 Gbps.

Perangkat yang mendukung jaringan tersebut akan tersedia pada semester kedua 2016 terutama di Jepang, AS, Korea Selatan, dan Cina. Namun penyebaran juga akan cepat menuju ke ne gara lain. Dengan konek si super cepat, pe non ton bisa menikmati konten dengan kecepatan dua pertiga lebih cepat dari yang ada saat ini. Di Indonesia penetrasi pelanggan mobile broadband mencapai 60 persen.

Laporan tersebut juga diolah Ericsson ber dasarkan YouTube, Whatsapp, dan Blackberry Messenger sebagai tiga besar aplikasi smartphone di Indonesia. Lalu lintas data pengguna aktif ponsel pintar di Asia Tenggara dan Oceania juga akan tumbuh dari 1,2GB per bulan pada 2015 menjadi 9GB per bulan pada 2021.    rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera

***

Perkembangan di Tanah Air

Indonesia, Myanmar, Bangladesh, dan Thailand menjadi negara utama secara global yang mengalami penambahan pelanggan internet mobile. Tercatat pada kuartal pertama terdapat penambahan sebesar lima juta pelanggan di Indonesia.

"Indonesia memiliki jumlah pelanggan ponsel pintar tertinggi di Asia Tenggara dan Oceania," kata Presiden Direktur Ericsson Indonesia Thomas Jul. Hasil laporan mencatat, hampir 100 juta smartphone digunakan hingga tahun lalu, dan diprediksi tumbuh lebih dari 250 juta hingga lima tahun mendatang.

Permintaan untuk kapasitas lebih besar dan kecepatan data tinggi menjadi dua faktor menjadi poin penting. Keduanya akan memengaruhi performa jaringan pada teknologi akses tanpa kabel.

Aspek lainnya, seperti throughput, spectrum, dan latency menjadi hal paling dasar yang akan menopang keberhasilan jaringan di masa depan.

Ericsson ConsumerLab juga menganalisa bahwa dua dari 10 ponsel pintar dan pengguna internet di Indonesia menggunakan semua kategori aplikasi setiap hari, yakni media sosial, instant messaging, dan video sosial.

Meskipun permintaan lalu lintas data tinggi, orang Indonesia tetap mengharapkan jangkauan yang lebih bagus terutama untuk layanan suara. Sementara pengalaman menggunakan aplikasi, lebih mengedepankan akses cepat. Oleh karena itu, operator juga harus memastikan dengan data yang besar, pengguna tetap percaya terhadap kecepatan dan efisiensi data.    Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement