Jumat 12 Feb 2016 18:13 WIB

Kejahatan Digital Bermodus Iklan dan Diskon Belanja

Red: operator

Perangkat yang terinfeksi malware, biasanya akan menjadi lambat dalam memproses aktivitas atau menjalankan aplikasi.

Sejak lama, spam telah menjadi musuh besar bagi para pengguna surel (surat elektronik/e-mail). Tak hanya karena jumlahnya yang begitu banyak, isinya pun kadang membawa virus yang berbahaya.

Hingga pengujung 2015, perusahaan keamanan siber global, Kaspersky Lab, mengungkapkan, ternyata adanya tren penurunan terhadap spam surel. Volume spam terhadap surel menurun 11,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Merosotnya angka tersebut terkait peningkatan penetrasi ponsel pintar di dunia. Berbagai modus kejahatan yang selama ini mampir lewat spam, kini berpindah lapak ke platform iklan di jejaring sosial atau situs pemberi kupon diskon belanja daring.

Lembaga keuangan juga tak luput dari incaran serangan kejahatan siber. Para pelaku biasanya mengincar sistem pembayaran, bisa melalui transaksi e-banking atau mobile banking.

Toko daring kini menjadi sasaran yang paling menarik untuk diserang dengan modus e-mail phising. Phising adalah singkatan dari password harvesting phising yang merupakan tindakan memancing dengan tujuan untuk mengumpulkan kata sandi.

Bentuk penipuan melalui phising, biasanya dilakukan dengan menggiring calon korban untuk memberikan informasi yang sensitif, seperti kata sandi surel atau nomor kartu kredit. Jumlah kejahatan phising yang menyerang toko daring, angkanya meroket tajam dari 5,59 persen menjadi 34,33 persen hingga akhir tahun lalu. Surel palsu yang masuk ke perangkat mobile dengan membawa malware, biasanya masuk dalam bentuk pesan iklan.

Setelah perangkat terinfeksi, penjahat kemudian bisa dengan mudah mengenkripsi gambar, dokumen, dan file. "Data memang menjadi incaran utama para pelaku," kata Dony Koesmandarin selaku Territory Channel Manager Kaspersky Lab Indonesia, di Jakarta, Kamis (11/2).

Data tersebut, ia melanjutkan, akan dijual kepada pihak-pihak lain yang membutuhkan. Apabila perangkat kita telah terinfeksi malware memang tidak terasa secara kasatmata.

Namun, pengguna bisa merasakannya dari performa perangkat yang semakin lambat dalam memproses aktivitas atau menjalankan aplikasi. Padahal, sebelumnya sangat cepat dan tidak terputus.

Ciri lainnya, perangkat juga jadi lebih sering cepat mengalami kehabisan baterai, meski tidak digunakan untuk aktivitas digital. Menurut Donny, kini para pelaku kejahatan bahkan cenderung lebih cerdik dalam menjalankan aksinya.

Mereka sudah membagi kejahatan dalam beberapa kelompok dan menyasar korban yang lebih tersegmentasi. Ada yang mengincar industri bisnis daring, finansial, manufaktur, hingga khusus membuat malware pada target bank tertentu saja.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi data-data yang kita miliki adalah dengan memanfaatkan kehadiran komputasi awan. Jenis penyimpanan yang satu ini memang cenderung lebih aman meski tidak menjamin 100 persen mampu terhindar dari ancaman kejahatan siber.

Sistem keamanan pada surel

Malware pada perangkat ponsel atau sejenisnya memang tak bisa dihindari. Itu sebabnya perlu memberikan proteksi tinggi pada perangkat.

Besarnya ancaman keamanan yang mengincar para pengguna internet saat ini, mendorong Google juga memberikan semacam imbauan bagi para pemegang handset. Terutama, ketika mengunduh aplikasi.

Dalam rilis yang dikirimkan ke Republika, sebelum mengunduh aplikasi, sempatkan dulu membaca komentar dari para pengunduh sebelumnya. Kemudian, perhatikan persyaratan dari sistem yang akan dijalankan dari aplikasi tersebut. Sebaiknya lakukan pengunduhan dari sumber terpercaya, seperti Google Play Store atau Apps Store.

Belum lama ini, Google juga merilis dua tampilan baru dalam laman Gmail guna menambah keamanan pengguna dalam bertukar surel. Tampilan pertama menunjukkan gambar gembok pada kotak profil pengirim atau penerima surel.

Apabila surel menunjukkan gambar gembok, berarti surel tersebut bebas dari enkripsi karena pemiliknya mengirimkan data yang benar. Pengguna patut mencurigai surel yang terenkripsi apabila gambar gembok diganti dengan tanda tanya.

Google juga memberikan keamanan melalui pengaktifan Android Device Manager dalam ponsel berbasis Android. Sistem tersebut berguna ketika seseorang kehilangan perangkatnya, entah dicuri atau terjatuh.

Android Device Manager dapat mencari lokasi ponsel melalui peta secara jarak jauh. Pengguna bisa melakukan panggilan telepon dan menghapus data yang ada di dalam ponsel sehingga aman dari pelaku kejahatan siber. rep: Nora Azizah, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement