Sabtu 07 Jan 2017 18:00 WIB

PLN Yakin Kejar Target 35 Ribu MW

Red:

JAKARTA  --  PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) optimistis dapat menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) pada 2019. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo usai sidang paripurna keempat Dewan Energi Nasional (DEN) meminta target yang masuk dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) tersebut tetap dikejar.

"Kita sebenarnya optimistis sekian (35 ribu MW)," kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka kepada Republika, Jumat (6/1).

Made mengatakan, target realistis yang berada pada kisaran 19 ribuan hingga 22 ribu MW merupakan standar minimum. Sejauh ini, ia memastikan PLN dalam jalur yang tepat. "Masih on the right track, karena tidak ada persoalan yang memberatkan," ujarnya.

Secara teknis, menurut Made, perkembangan dari proyek listrik 35 ribu MW tidak bisa diukur dari jumlah kapasitas yang sudah diselesaikan. Ini mengingat setiap pembangkit listrik memiliki estimasi waktu berbeda-beda.

Made mencontohkan, ada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) paling cepat tiga tahun, atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) selama empat tahun. Ia menyampaikan, proyek listrik 35 ribu MW dibiayai oleh swasta dan sisanya 10 ribu MW ditanggung PLN.

Made mengatakan, hingga awal 2017 penyerapan dananya berada pada kisaran 43 persen sampai 45 persen. Ia menambahkan, PLN juga memiliki tugas membangun transmisi di seluruh tanah air. "Kurang lebih sudah 50 persenan terbangun hingga awal 2017," ujarnya.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, pemerintah menyadari pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW bukan pekerjaan yang mudah. PLN dan Kementerian ESDM sebelumnya telah membuat  kalkulasi pembangkit listrik yang dapat selesai dibangun hingga 2019 kemungkinan hanya mencapai 20 ribu sampai 22 ribu MW. Namun demikian, menurut Pramono, Presiden Joko Widodo tak mau menurunkan target yang telah ditetapkan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasisus Jonan mengatakan, realisasi listrik 35 ribu MW pada 2019 tidak mudah diwujudkan. Langkah realistis diambil dengan menurunkan target realisasi 35 ribu MW menjadi 19 ribu MW pada 2019.

"Sampai 2019 akan maksimal tidak ada black out, tidak ada pemadaman listrik bergilir. Berapa yang diestimasikan? Sekitar 19 ribu MW itu besar sekali. 19 ribu MW dalam lima tahun itu dalam setahun 4.000 MW, besar," kata Jonan.

Jonan mengatakan, paling tidak realisasi 19 ribu MW jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya yang masih kerap mengabaikan persoalan listrik dan banyaknya proyek yang tak selesai. Mantan menteri perhubungan ini menambahkan, untuk mencapai 35 ribu MW kemungkinan bisa terealisasi pada 2024 mendatang. "Kalau rata-rata 25 tahun sebelumnya tidak sebesar itu. Tapi, pemerintah menargetkan 35 ribu MW selesai sebelum 2024," ujar Jonan.

Jonan meyakini adanya kelonggaran pengurusan izin proyek listrik. Karena itu, rencana pemerintah hendak menambah pasokan daya listrik 35 ribu MW bisa segera direalisasikan. Dengan adanya percepatan perizinan ini diharapkan rasio elektrifikasi nasional yang saat ini 88 persen bisa mencapai 95 persen pada 2019.

Terkait proyek pembangunan transmisi listrik 35 ribu MW sepanjang 46.597 km, PLN mengklaim saat ini sudah mencapai angka sekitar 40 persen. Dengan begitu, hitungannya dua tahun adalah 30 persen. Maka, empat tahun bisa 60 persen dan tahun kelima bisa 80 persen, bahkan 100 persen.     rep: Frederik Bata, Intan Pratiwi, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement