Rabu 05 Oct 2016 18:00 WIB

Indonesia Kekurangan Pemandu Wisata

Red:

MATARAM -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyampaikan peran penting pramuwisata atau pemandu wisata dalam kemajuan pariwisata nasional. Untuk itu, sertifikasi para pemandu wisata menjadi keharusan yang dimiliki dalam memandu para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

"Dari 15 ribu (pramuwisata), yang baru disertifikasi hanya 10 ribu. Itu yang harus kita teruskan sertifikasi," ujarnya, di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, NTB, Senin (3/10) malam. Ia menilai jumlah pramuwisata sebanyak 15 ribu masih belum dirasa cukup.

Menurut dia, angka ideal pramuwisata masih kurang 4.800 orang untuk kebutuhan pariwisata nasional. Bagi daerah yang sudah memiliki banyak pramuwisata, Kemenpar akan meningkatkan kualitas pramuwisata di sana dengan cara sertifikasi. "Bagi yang belum memiliki pramuwisata, kita harus mencetak pramuwisata," lanjut dia.

Ia mencontohkan Manado yang menjadi destinasi baru bagi turis asal Cina, dengan sekitar 10 ribu wisman berkunjung ke Manado dalam sebulan. "Oleh karena itu, kita akan mencetak sebanyak mungkin pramuwisata berbahasa mandarin," paparnya.

Untuk Lombok, lanjutnya, telah memiliki sekitar 750 pramuwisata. Namun, ia menduga sepertiganya belum disertifikasi. Ia menambahkan, apabila pariwisata telah ditetapkan sebagai core atau inti bisnis dari Indonesia, itu bisa berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi bangsa ini. "Ketika pariwisata seandainya ditetapkan presiden sebagai core bisnis, dampaknya akan sangat bagus, apalagi untuk daerah seperti Lombok," katanya menambahkan.

Selain itu, ia mengaku bersyukur terhadap peningkatan jumlah wisatawan di bulan Agustus berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS). "Alhamdulillah, naik 13,91 persen. Yang lainnya kecil-kecil itu," kata dia.

Ia menilai penurunan jumlah wisatawan sebesar 0,1 persen dibandingkan bulan lalu tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Arief memaparkan, sektor pariwisata tidak bisa serta-merta membandingkan dengan bulan per bulan mengingat kerap terjadi perbedaan yang cukup signifikan.

"Kalau di pariwisata ada seasonal. Enggak bisa langsung bandingkan bulan ini dengan bulan lalu, saya kasih contoh ketika Lebaran sama puasa," lanjutnya.

Ia menambahkan, akan lebih relevan jika perbandingan berdasarkan kumulatif per tahun. "Kita tumbuh 13,91, sudah sangat bagus dibandingkan yang lain," katanya menambahkan. rep: Muhammad Nursyamsyi ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement