Sabtu 30 Jul 2016 18:12 WIB

Operasi Pasar Daging Sapi Dinilai Gagal

Red: Arifin

JAKARTA - Langkah pemerintah pusat maupun daerah menggelar operasi pasar (OP) untuk menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80 ribu per kilogram dinilai gagal menyelesaikan masalah.

Sejauh ini, harga daging sapi masih bertengger di atas Rp 100 ribu per kilogram atau jauh dari keinginan Presiden Joko Widodo tersebut. Kebijakan OP, kata pengamat kebijakan peternakan, Rochadi Tawaf, tidak diimbangi perencanaan yang matang di lapangan. 

Akibatnya, kebijakan itu tidak memberikan pengaruh signifikan. "Pemerintah mengganggap data pasokan dan permintaan tidak benar, sementara yang ada hanya harga, sehingga harga inilah yang menjadi patokan," kata Rochadi saat berbicara dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Jumat (29/7). Kondisi saat ini, ujar Rochadi, lebih disebabkan persoalan pasokan dan permintaan yang timpang. 

Solusi dasarnya hanya bisa ditempuh dengan meningkatkan ketersediaan sapi lokal siap potong di dalam negeri. Pemerintah juga perlu mengubah sistem pemeliharaan peternakan sapi rakyat dari pola usaha pembibitan menjadi usaha penggemukan. Dengan cara itu, nilai tambah yang diperoleh akan lebih besar sehingga bisa berimplikasi pada kesejahteraan peternak di pedesaan. 

Hal sama diutarakan Direktur Utama PT Great Giant Livestock Indonesia (GGLI), Dayu Ariasintawati, perlunya kerja sama semua pihak untuk meningkatkan produksi sapi. "Ini merupakan pekerjaan jangka panjang," kata Dayu. Untuk menurunkan harga daging, Dayu menyatakan, pemerintah seharusnya fokus menggulirkan program peningkatan populasi sapi. 

Direktur Pengadaan Badan Urusan Logistik (Bulog), Wahyu MM, mengakui kebijakan OP belum dibarengi desain yang matang. Akibatnya, pola tata niaga yang digulirkan bisa merugikan sebagian kalangan yang lain. "Namun bagaimana pun, tugas kami tentu menyukseskan tugas pemerintah," ujar Wahyu.

Wahyu mengatakan, persoalan mahalnya harga daging bukan semata disebabkan kenaikan permintaan. Melalui OP, pemerintah ingin menurunkan harga daging secepat mungkin. Kebijakan jangka pendek ini tidak memperhitungkan dampaknya untuk elemen lain seperti peternak, feedloter, dan masyarakat.

Selama OP berlangsung, Wahyu mengatakan, Bulog tidak mengambil keuntungan kendati pola usaha yang digunakan skim usaha komersial seperti sistem pembelian perusahaan lainnya. Bulog membeli daging di kisaran harga Rp 78 ribu dan menjualnya Rp 80 ribu per kilogram. "Itu termasuk OP di luar Pulau Jawa seperti di Bandar Lampung, Medan, dan Palembang, padahal kami mengirimnya menggunakan pesawat," kata Wahyu.

Dari Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, harga daging sapi bertahan pada level Rp 117.500 per kilogram. Kondisi harga stabil karena permintaan normal dan stok cukup. "Harga daging masih cenderung stabil dan pasokan juga lancar," kata Kabid Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Disperindagkop Pangkalpinang Eka Subehi seperti dilansir Antara.

Menurut Eka, pelaku usaha mulai meningkatkan pasokan untuk menjaga harga tetap stabil. Untuk saat ini permintaan didominasi oleh pengusaha rumah makan.    rep: Budi Raharjo, Satria Kartika Yudha, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement