Kamis 28 Jul 2016 16:00 WIB

PI-Energi Dapat Pinjaman SMBC

Red:

JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia Energi (PI-Energi), anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), mendapatkan pinjaman sebesar 63,5 juta dolar AS dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (Bank SMBC). Pinjaman ini akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan Proyek Gresik Gas Cogeneration Plant milik PI-Energi.

Direktur Keuangan Pupuk Indonesia Indarto Pamoengkas mengatakan, Pupuk Indonesia saat ini mempunyai 10 anak usaha. Salah satunya adalah Pupuk Indonesia Energi yang bergerak di bidang energi yang memproduksi dan menyuplai listrik dan utilitas ke pabrik-pabrik pupuk di lingkungan kelompok usaha PT Pupuk Indonesia (Persero).

"Pupuk Indonesia Group terus melakukan berbagai proyek pengembangan, di antaranya, pembangunan pabrik baru, revitalisasi pabrik, dan sejumlah proyek yang sedang berlangsung, antara lain, Pusri IIB di Palembang, Amurea II di Gresik, pengembangan NPK cluster di Bontang," ujar Indarto usai penandatangan di Kantor PI-Energi, Gedung Petrokimia Gresik, Jakarta, Rabu (27/7). PI-Energi juga melakukan pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung di anggota-anggota holding lainnya, seperti pembangunan dermaga, gudang, dan lain-lain.

Direktur Utama PI Energi Tentaminarto mengatakan, kerja sama dengan bank asing berskala internasional ini merupakan prestasi bagi perusahaan yang berdiri pada 2014 silam.

"Plafon pinjaman yang diperoleh oleh PI Energi dari Bank SMBC adalah sebesar 63,5 juta dolar AS dan Rp 400 miliar dengan tenor delapan tahun dan dapat diperpanjang untuk tiga tahun berikutnya," ujarnya.

Saat ini, perusahaan yang bergerak di bidang uap panas (steam) dan listrik ini sedang membangun pembangkit listrik dan uap berbahan bakar gas bumi dengan kapasitas terpasang 22 MW listrik dan 160 ton per jam uap untuk menyuplai kebutuhan listrik dan uap pabrik Amonia-Urea II milik PT Petrokimia Gresik dengan progress pembangunan sampai dengan saat ini telah mencapai sekitar 32 persen.

Proyek tersebut dimulai sejak akhir November 2015 dan ditargetkan akan selesai pada September 2017 serta akan beroperasi komersial penuh sekitar November 2017.

Revisi Laba

Sementara itu, Indarto menambahkan, perseroan mengajukan revisi target-target laba dan pendapatan yang akan dicapai pada 2016 menyusul turunnya harga pupuk dan gas di pasar internasional. Menurut Indarto, langkah pengajuan revisi dipicu masih melemahnya harga pupuk di pasar internasional serta tingginya harga gas yang mengakibatkan tersendatnya pasokan gas untuk sejumlah pabrik.

Harga pupuk di pasar internasional saat ini berkisar 220 dolar AS per ton, merosot dibanding harga yang ditetapkan dalam RKAP 2016 sebesar 290 dolar AS per ton. Demikian dengan harga gas industri di Indonesia saat ini, berkisar 8 dolar AS per MMBTU, masih tinggi dibanding harga ideal di sejumlah negara ASEAN yang hanya sekitar 4 dolar AS hingga 5 dolar AS per MMBTU.    rep: Idealisa Masyrafina, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement