Selasa 28 Jun 2016 13:00 WIB

OJK: Dampak Brexit Temporer

Red:

JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, dampak dari hasil referendum Inggris yang menyatakan keluar dari Uni Eropa atau Brexit terhadap pasar Indonesia hanya sementara. Namun, OJK belum dapat memastikan rentang waktu pengaruh Brexit terhadap pasar Indonesia.

"Tergantung bagaimana respons masing-masing market, tapi pada saat equilibrium sudah terbentuk lagi, nah itu akan terjadi kestabilan lagi di market," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di Jakarta, Senin (27/6). Pelemahan ini, kata Nurhaida, masih merupakan dampak dari hasil referendum Inggris. Ia menjelaskan, keputusan yang diambil pekan lalu, sehingga masih terasa hingga kini.

"Barangkali, investor itu adjust portfolionya, tapi minggu kemarin walaupun indeks kita turun 0,82 persen, tapi secara transaksi asing itu nett buy, kita lihat lagi perkembangannya hari ini seperti apa," tutur Nurhaida.

Sebelumnya, jajak pendapat atau referendum posisi Inggris di Uni Eropa berhasil di gelar, dengan hasil sebanyak 51,85 persen (vs 48,15 persen) penduduk Inggris sepakat untuk meninggalkan Uni Eropa. Keadaan ini berdampak pada pasar finansial global dan di Indonesia juga berdampak pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,82 persen.

Menurutnya, pada kondisi tersebut, sebenarnya Indonesia memiliki market yang cukup matang, sehingga penurunannya tidak signifikan. Bahkan, pada hari-hari sebelumnya, kata Nurhaida, IHSG bisa turun 0,1 persen atau 0,8 persen. "Jadi, dampaknya tidak separah seperti Nikkei yang turunnya luar biasa. Tapi, kita lihat apakah Nikkei di Jepangnya ada faktor-faktor lain. Di kita, penurunan 0,82 persen berarti market kita sudah mengantisipasi lebih awal," katanya.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa juga dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia. Hal ini disampaikannya setelah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden.

"Tadi kita diskusi menyangkut dampak Brexit itu, sampai bagaimana kepada Indonesia karena bisa menguntungkan banyak pada kita, bisa juga menjadi masalah buat kita," jelas Luhut di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (27/6). Ia mengatakan, dampak positif keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini dapat membuat Indonesia menjadi tujuan para investor untuk menanamkan investasinya di berbagai sektor.

Hal ini karena pelemahan poundsterling membuat ekspor Inggris menjadi kompetitif dan sebaliknya, ekspor Jepang menjadi tak kompetitif. Sebab itu, lanjut dia, pemerintah pun harus mempersiapkan diri lebih baik. Luhut mengatakan, Indonesia perlu menjaga iklim investasi serta keamanan dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, 30 gubernur bank sentral di dunia siap menjaga kelancaran dan kestabilan pasar keuangan pascareferendum di Inggris. Hal tersebut disampaikan pada pertemuan ekonomi global (Global Economic Meeting) yang merupakan salah satu rangkaian pertemuan tahunan Bank for International Settlement (BIS) di Basel, Switzerland, Ahad (26/6).

Gubernur Bank Indonesia mengatakan, pertemuan BIS membahas mengenai dampak hasil referendum Inggris terhadap perekonomian. Selain itu, disampaikan pula dukungan terhadap langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan oleh Bank of England.

Para gubernur bank sentral juga menyatakan komitmen untuk senantiasa memonitor perkembangan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan serta mempererat kerja sama antarbank sentral untuk memastikan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan tetap terjaga. "Bank Indonesia terus mencermati potensi risiko yang mungkin muncul terhadap perekonomian Indonesia dan telah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan," ujar Agus, Senin (27/6).    rep: Idealisa Masyrafina, Dessy Suciati Saputri, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement