Jumat 20 May 2016 16:00 WIB

Panasonic Gobel Ekspansi ke Alat Kesehatan

Red:

JAKARTA -- PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHCI), anak perusahaan Panasonic Gobel, melakukan ekspansi produk alat kesehatan. Nilai investasi yang dialokasikan perseroan mencapai 29,69 juta dolar AS. Terdapat sejumlah produk yang dipasarkan, yakni glucose meter, medical LCD monitor, dental intraoral camera, dan biomedical product.

"Dahulu nama perusahaannya Matsushita Electric Industrial. Sejak 2011 perusahaan mulai memfokuskan diri sebagai produsen alat-alat kesehatan karena pertumbuhan alat kesehatan di dunia terus meningkat," ujar Presiden Komisaris Group Panasonic Gobel Rachmat Gobel di Jakarta, Kamis (19/5).  Rachmat menjelaskan, nilai penjualan alat kesehatan PHCI pada 2015 mencapai 51,77 juta dolar AS. Sementara, tenaga kerja langsung yang terserap mencapai lebih dari 611 orang.

Sampai dengan 2020, PHCI memiliki target penjualan sebesar 88,18 juta dolar AS. Sedangkan, penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 799 orang. "Produk kami 100 persen masih diekspor, namun pada tahun ini kami akan mulai menjajaki pasar domestik," kata Rachmat.

Panasonic Healthcare melalui Panasonic Healthcare Holdings Co Ltd telah mengakuisi Bayer Diabetes Care pada 2015. Bayer Diabetes Care merupakan salah satu perusahaan Bayer yang mengembangkan dan memproduksi blood glucose monitoring system. Dengan akuisisi ini, Panasonic Healthcare memiliki potensi besar untuk meningkatkan kekuatan ekspor dari produk industri alat-alat kesehatannya di Indonesia.

Associate Director Quality Assurance Group PT Panasonic Healthcare Indonesia Chasri Idham mengatakan, saat ini ekspor perseroan merambah ke Amerika Serikat sebesar 5,3 persen, Eropa 31,5 persen, Jepang 48,6 persen, dan negara-negara Asia lainnya 14,6 persen. Jumlah pabrik PHCI berdiri di Kawasan Industri MM2100 dengan luas 12 hektare. Sebanyak 53 persen bahan baku yang digunakan untuk memproduksi alat-alat kesehatan sudah berasal dari dalam negeri.

Chasri menjelaskan, kapasitas produksi untuk glucose meter sekitar 1,8 juta unit per tahun, medical LCD monitor 8.000 unit per tahun, dental intraoral camera 1.400 unit per tahun, dan biomedical product (incubator) 1.000 unit per tahun. Menurutnya, PHCI memegang market share glucose meter ketiga terbesar di dunia. "Tahun ini, kami akan memulai penetrasi ke pasar Indonesia," kata Chasri.

Ke depan, PHCI akan mengembangkan produksi untuk alat-alat steril, seperti blood bank, heat sterilizer, ultralow, dan cryogenic freezer. Sampai saat ini, PHCI belum memiliki rencana untuk membangun pabrik baru. Kini, PHCI lebih mengoptimalkan pabrik yang sudah ada dan mengembangkan produk alat kesehatan lainnya serta fokus membidik pasar domestik.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, nantinya alat kesehatan yang sudah diproduksi di Indonesia bisa masuk ke catalog elektronik. Dengan demikian, pengadaan di pemerintahan bisa menggunakan dan memanfaatkan produk-produk dalam negeri. "Secara menyeluruh, kebutuhan alat kesehatan di Indonesia sangat besar," ujar Harjanto.

Harjanto mengapresiasi PT Panasonic Healtcare Indonesia (PHCI) yang fokus mengembangkan produksi alat-alat kesehataan dengan teknologi canggih. Harjanto mengatakan, PHCI telah menambah investasi senilai 29,69 juta dolar AS untuk mengembangkan instrumen glucose meter. Menurut Harjanto, PHCI berkomitmen untuk mengembangkan produk alat kesehatan lainnya, termasuk alat pengujian farmasi.

"Kami ingin mengembangkan produk herbal untuk farmasi, sehingga nanti instrumennya mungkin akan digunakan sebagai alat uji," kata Harjanto.   rep: Rizky Jaramaya, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement