Jumat 13 May 2016 18:00 WIB

Pemda Diminta Lindungi Petani Cabai

Red:

JAKARTA -- Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) meminta pemerintah daerah, yaitu Dinas Pertanian memberi perhatian khusus kepada petani. Terutama menjelang Ramadhan 1437 Hijriyah dan Lebaran, ketika harga bahan-bahan pokok melambung tinggi terutama komoditas cabai.

"Penyakit lama ketika panen raya tiba, justru harga anjlok. Petani hanya mengusap dada, tengkulak jemawa. Petani cabai hanya bisa menikmati jerih payahnya jika menjualnya langsung ke konsumen tanpa agen perantara." ujar Ketua Bidang Kajian Strategis PISPI Pipink A Bisma dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (12/).

Pipink mengatakan, komoditas cabai adalah salah satu bahan pokok yang harganya melambung tinggi kala Ramadhan. Masalah semakin pelik ketika cuaca semakin sulit diperkirakan. Sebagai contoh, tahun ini cuaca tidak menentu.

Jika musim tanam dimulai April, maka hitungan masa panen cabai adalah Juni dan itu artinya bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, tahun ini waktu tanam tersebut sangat berdekatan dengan bulan suci Ramadhan dan menghadapi Lebaran.

Ia pun mengharapkan keterlibatan langsung dari Dinas Pertanian di tiap kabupaten dan kota. "Sebagai langkah awal adalah memberi perhatian khusus kepada petani cabai. Petani jangan dibiarkan jalan sendiri di tengah keterbatasannya. Petani-petani ini harus didampingi dan difasilitasi." ujar Pipink.

Langkah konkret yang bisa dilakukan oleh Dinas Pertanian setempat adalah membuat pelatihan bagi petani untuk memahami perubahan iklim setempat dan cara mengantisipasinya. Menyediakan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan oleh petani jika hujan deras berkepanjangan dan bisa merusak panen.

Pemda juga perlu mengantisipasi sedini mungkin, jika di beberapa daerah terjadi kekeringan dan petani kesulitan mengairi tanamannya, seperti dengan pengadaan pompa air dan pembuatan embung-embung air sekitar tanaman cabai.

Awal pekan ini Kementerian Pertanian menggelar acara Pangan Murah Berkualitas di Toko Tani Indonesia di Jalan Sunda, MH Thamrin, Jakarta. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, tujuan acara ini yaitu untuk stabilitas pasokan dan harga pangan. "Tujuan program ini untuk ubah struktur pasar, karena struktur pasar lama rantai pasoknya panjang, sembilan titik. Ini kita buktikan potong rantai pasok menjadi tiga titik," kata Amran. Sehingga, bahan pangan langsung dari petani dan pengusaha kemudian diterima langsung oleh konsumen.

Hal ini diyakininya akan menguntungkan, baik bagi petani maupun masyarakat. Dengan dipangkasnya rantai pasok distribusi menjadi tiga titik, harga pangan pun menjadi sangat murah dan kualitas beras sangat bagus, bawang merah dan cabai merah cukup segar.

Menurut Amran, sebelumnya banyak yang meragukan jika pihaknya dapat memotong rantai pasokan. Namun, dia dapat membuktikannya, kini harga beras premium yang dijual di Toko Tani menjadi Rp 7.500 per liter, bawang merah Rp 22 ribu per kilogram, serta cabai rawit dan keriting Rp18 ribu per kilogram. "Banyak yang ragu rantai pasok bisa dipangkas. Kita buktikan kita berhasil menguntungkan petani, pengusaha dan konsumen," ujarnya.

c37, ed: Ichsan Emrald Alamsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement