Selasa 03 May 2016 17:00 WIB

PGN dan Pemkot Surabaya Galakkan Energi Bersih

Red:

SURABAYA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pemerintah memiliki komitmen yang besar terhadap penyediaan energi bersih. Salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah adalah groundbreaking proyek pembangunan 24 ribu sambungan gas rumah tangga untuk 14 kelurahan di Kota Surabaya.

 

Pembangunannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2016. Sebelumnya, pada 2009 telah tersambung 2.900 jaringan gas di Kelurahan Kali Rungkut dan Rungkut Kidul yang dikelola Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Kita berkejaran dengan waktu untuk mempercepat konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi karena cadangan minyak kita semakin menipis, hanya mampu bertahan sekitar 13 tahun, sementara cadangan gas kita masih cukup banyak. Penggunaan gas jauh lebih menguntungkan, baik secara ekonomi, lingkungan, maupun bagi masyarakat," jelas Menteri Sudirman di acara bertajuk "Peresmian dan Groundbreaking Proyek Infrastruktur Energi Jaringan Gas Bumi Kota Surabaya" itu.

Pada 29 Februari 2016 dalam Penandatanganan Kontrak Kegiatan Strategis Tahap III Tahun Anggaran 2016 Kementerian ESDM yang dihadiri Presiden Joko Widodo, pemerintah menugaskan PGN untuk mengerjakan proyek senilai kontrak Rp 285,21 miliar tersebut. Sambungan pipanya sepanjang 167.506 meter. Pemerintah juga memberikan mandat untuk mengoperasikan total 43 ribu sambungan jargas rumah tangga yang dibangun di 10 kota lainnya, yakni di Bogor, (rumah susun) di Jabodetabek, Cirebon, Palembang, Depok, Tarakan, Bekasi, Blora, Semarang, dan Sorong.

Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, perseroan memiliki program khusus terkait penyediaan energi kepada masyarakat. Program itu bernama "PGN Sayang Ibu". Program yang berjangka waktu 2016-2019 memiliki target membangun 110 ribu jargas rumah tangga dengan dana sendiri atau tanpa APBN. "Ini komitmen kami untuk memperluas pemanfaatan energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tanpa impor," ujar Hendi.

Sementara, untuk di Surabaya sendiri, imbuh Hendi, pelanggan atau pemanfaat gas bumi dari PGN mencakup 14.955 rumah tangga, 192 pelanggan komersial (rumah sakit, restoran, hotel, mal), 142 usaha kecil menengah, serta 163 industri.

PLTSa Benowo

Dalam kunjungan ke Surabaya, Menteri Sudirman juga meninjau PLTSa Benowo bersama Wali Kota Surabaya Risma Triharini. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Romokalisari Benowo adalah cikal bakal dari PLTSa Benowo yang sudah mulai dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak 2001.

Menteri Sudirman mengatakan, PLTSa Benowo bukan melulu entitas bisnis, melainkan juga percontohan bagi kota-kota lain tentang bagaimana mengelola sampah. Bahkan, saat ini tidak tercium bau, rapi, dan menghasilkan listrik.

Mengenai status operasi PLTSa Benowo, Wali Kota Risma menyatakan, PLTSa ini sudah siap dioperasikan, tinggal menunggu kontrak dari PLN. Lingkup kerja sama antara Pemkot Surabaya dan PT Sumber Organik meliputi pengelolaan TPA, pengembangan, dan perbaikan sarana prasarana, baik yang sudah ada ataupun pembangunan baru.

Menempati lahan seluas 37,4 hektare yang terletak di Surabaya Barat, pembangkit ini mampu menampung 539.343 ton sampah pada 2015. Karakteristik sampahnya adalah 65 persen sampah organik dan 35 persen sisanya anorganik. Rachmat Santosa Basarah ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement