Senin 31 Aug 2015 17:00 WIB

SDM Desa Kurang Terlatih, Pemerintah Siapkan Balai Pelatihan

Red:

DENPASAR — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan mengoptimalkan balai pelatihan pemberdayaan di beberapa kota di Indonesia. Hal ini tak lepas masih kurang terlatihnya sumber daya manusia (SDM) masyarakat pedesaan untuk menggarap potensi desanya.

Dengan adanya SDM yang baik, dana desa yang sudah dikucurkan bisa dimanfaatkan secara prioritas untuk meningkatkan ekonomi desa. "Jangan sampai tujuan besar memperkuat ekonomi desa melalui program dana desa menjadi sia-sia karena masyarakatnya tidak tahu memanfaatkannya," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar saat meninjau Balai Pelatihan Transmigrasi di Denpasar, Bali, Sabtu (29/8).

Ia melanjutkan, seharusnya dana desa justru menjadi pemicu bagi masyarakat untuk menjajaki dan mengelola potensi yang dimilikinya. Untuk itu, Marwan menilai balai pelatihan harus dimaksimalkan fungsinya untuk pemberdayaan masyarakat.

"Sebelum dilatih, pemerintah akan survei terlebih dahulu potensinya desa. Setelah itu, barulah kita beri pelatihan yang disesuaikan dengan wilayahnya," kata Marwan.

Ia menambahkan, balai pelatihan tersebut juga harus lebih dilengkapi sarana dan prasarana pendukungnya. Sehingga, lanjut dia, balai pelatihan bukan hanya sekadar untuk pelatihan masyarakat desa, melainkan juga untuk pelatihan bagi transmigran. Pelatihan transmigran sebelum diberangkatkan, ia katakan, menjadi sangat penting agar para transmigran mampu mengelola kawasan barunya.

"Ada lahan yang ditanami. Calon transmigran dilatih mengolah tanahnya agar subur, pembuatan pupuk, dan lainnya. Kemudian diperkenalkan juga teknologi terbarukan untuk mengoptimalkan hasilnya," ujarnya.

Menurutnya, potensi desa yang luar biasa tidak sebanding dengan kemampuan masyarakat untuk menggarap. Penyebabnya, masyarakat belum tahu apa yang harus dilakukannya, semisal, ada potensi pohon bambu yang bisa dijadikan banyak kerajinan kreatif yang dimanfaatkan, seperti ukiran, alat musik, anyaman, dan lainnya.

Padahal, lanjut Marwan, kreativitas kerajinan sangat terbuka peluang pasarnya, terlebih Bali yang merupakan kawasan wisata terlaris di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

Dana desa, lanjutnya, bisa menjadi modal utamanya, namun harus dibarengi oleh SDM yang berkualitas agar tidak sia-sia. "Orang asing ternyata suka dengan sesuatu hal yang unik-unik. Nah, ini yang harus dikembangkan dan terus dipasarkan," katanya menegaskan.

Dalam kesempatan tersebut, Marwan juga mengimbau agar potensi wisata desa adat dipertahankan, dikembangkan, dan dilestarikan. Sehingga, menutunya, akan terlihat karakter masyarakat yang berbudaya.

"Tidak hanya itu, akan menarik wisatawan untuk mengunjungi dan dijadikan penelitian ilmiah berbasis budaya," ujarnya. rep: Muhammad Nursyamsi ed: Nidia Zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement