Senin 06 Apr 2015 18:13 WIB

'Nyawa Pun Saya Berikan untuk Swasembada Pangan'

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, Swasembada pangan menjadi fokus utama Kementerian Pertanian (Kementan). Segala upaya dikerahkan demi mewujudkan hal tersebut.

“Saya tidur hanya dua atau tiga  jam sehari. Jangankan tidur, nyawa pun saya serahkan demi pertanian di indonesia,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada panen raya jagung NK 212 di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3).

Ia mengharapkan adanya dukungan dari masyarakat Indonesia dalam merealisasikan tergetnya tersebut. Salah satunya dengan melakukan gerakan tanam culik.

Amran berkeinginan para petani langsung menanam padi setelah panen. “Jangan biarkan tanah tidur. Kalau tanah tidur maka petani juga tidur. Kalau petani tidur, traktornya juga ikut tidur,” lanjut Amran.

Ia mengatakan, ada lima faktor kunci yang mampu membawa Indonesia menuju swasembada pangan. Salah satunya adalah memperbaiki sekitar 50 persen saluran irigasi yang rusak. “Kita harus mengakselerasi dan infrastruktur yang sudah ada di mana irigasi sudah mulai kita perbaiki, pengadaan benih dan pupuk berkualitas, bantuan alat mesin pertanian (alsintan) serta penguatan penyuluh di lapangan,” ujar Amran.

Untuk mendukung program tersebut, Amran mengatakan telah menyalurkan bantuan alat produksi pertanian (alsintan) di Jeneponto sebanyak 101 unit. Sedangkan, bantuan alsintan dalam skala Sulawesi Selatan (Sulsel), kata dia, mencapai lebih dari 2.000 unit.

Untuk memaksimalkan peningkatan produktivitas pertanian, ia memerintahkan satu orang untuk mengawasi satu kabupaten yang dinamakan tim upaya khusus (upsus). Pria kelahiran Bone, Sulsel, itu berharap, adanya bantuan alsintan mampu memberikan peningkatan produktivitas pertanian. Amran juga mengatakan akan mengecek pupuk di PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero), perusahaan induk untuk badan usaha milik negara dalam bidang pupuk di Indonesia, terkait tingginya harga pupuk di lapangan.

“Jadi, percuma kalau produksi tinggi harga tetap. Kalau produksi tinggi,  apalagi naik sampai 60 persen, nggak mungkin harga pupuk lebih tinggi,” lanjut Amran.

Ia juga berharap Badan Urusan Logistik (Bulog) segera bergerak dalam menstabilkan harga jagung dan bagaiamana Bulog menjadi stabilistator bukan profit oriented. Sedangkan, untuk gabah, ia mengatakan, harga gabah sudah stabil dengan mengatakan ada sejumlah tempat terutama di Karanganyar, Jawa Tengah, yang harga gabahnya berada di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp 3.500 sampai Rp 3.600.

Demi terciptanya kenaikan tiga juta ton target produksi total, baik itu jagung maupun padi sebesar pada 2015 mendatang, ia mengatakan, pentingnya meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman.

“Kalau jagung, tingkatkan indeks produktivitas. Potensi produksi yang dulu lima ton sekarang  delapan  ton. Kenaikannya hampir 60 persen,” tuturnya.

Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan terus mendukung upaya Mentan mewujudkan swasembada pangan. Ia berharap, Sulsel mampu menjadi lokomotif perbaikan bagi Indonesia salah satunya melalui pertanian. “Sulsel menduduki peringkat keempat di bidang produksi tanaman pangan pertanian,” kata Syahrul.

Ia menambahkan, saat ini nilai pendapatan Sulsel dari sektor pertanian meningkat tajam dengan menduduki posisi ketiga di bawah Bali dan Jawa Barat. Sedangkan, untuk Nilai Tukar Petani, (NTP) Syahrul mengemukakan kebanggaannya lantaran Sulsel berada pada peringkat teratas.  c84 ed: Irwan Kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement