Rabu 16 Jul 2014 20:39 WIB

Industri Mebel Indonesia Kalah Bersaing dengan Malaysia

Red:

Industri mebel dan kerajinan di Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar pada masa datang. Hal ini lantaran ditopang bahan baku yang melimpah, tenaga terampil yang memadai, serta desain produk yang tidak kalah jika dibandingkan mebel dari negara-negara lain.

Sayangnya, kemampuan ekspor Indonesia di sektor ini ternyata masih belum mampu unjuk gigi dalam pentas persaingan global. Menurut data dari UN Comtrade, nilai ekspor mebel Indonesia pada 2013 hanya sebesar 1,8 miliar dolar AS atau menempati posisi ke-18 dunia. Angka tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan dengan kinerja ekspor mebel beberapa negara eksportir mebel dunia.

 

 

 

 

 

 

 

Industri mebel (Antara)

Saat ini, Cina masih bertengger di urutan teratas dalam daftar negara eksportir mebel dunia dengan nilai ekspor lebih dari 52 miliar dolar AS. Vietnam berada di posisi ketujuh dunia dengan nilai ekspor mebel 5,3 miliar dolar AS. Padahal, 10 tahun lalu nilainya hanya 20 juta dolar AS. Sementara, Malaysia kini berada di urutan ke-11dengan nilai ekspor 2,3 miliar dolar AS.

"Vietnam dan Malaysia yang tidak memiliki bahan baku dan tenaga kerja sebanyak Indonesia malah menempati posisi di atas Indonesia. Ini tentu ironis," ujar Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunoto dalam peluncuran Indonesia International Furniture Expo 2015 di Gedung Kementerian Perdagangan.

Menurutnya, fakta di atas harus menjadi catatan penting bagi para pihak berkepentingan di negeri ini, mengingat potensi industri mebel Indonesia untuk tumbuh sangat besar. Upaya berbagai pihak untuk membenahi dan memperbaiki kondisi di sektor industri mebel dan kerajinan nasional diperlukan guna membangun pertumbuhan yang optimal.

Kendati masih kalah bersaing dibandingkan Malaysia dan Vietnam, kata Sunoto lagi, AMKRI tetap merasa optimistis industri mebel Indonesia bakal terus mengalami pertumbuhan positif. "Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kita miliki, Indonesia setidaknya harus bisa menjadi pemimpin di kawasan ASEAN," tuturnya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi negara ini pada kenyataannya masih impor bahan baku furnitur dari luar negeri. "Ini seharusnya tidak boleh terjadi. Jika dilihat dari rasio luas wilayah, nilai ekpor mebel Indonesia seharusnya bisa 10 kali lipat dari Malaysia," katanya.

Oleh karena itu, Kementerian Kehutanan, menurutnya, mesti dilibatkan dalam mengatasi persoalan ini. Instansi tersebut, termasuk regulator paling menentukan dalam menjamin ketersediaan bahan baku furnitur yang diambil dari hutan-hutan produksi di Indonesia. n red: ahmad isalamy jamil ed: fitria andayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement