Sabtu 14 Jan 2017 14:15 WIB

Massa Diminta tak Terprovokasi

Red:

JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengimbau masyarakat Jawa Barat, khususnya massa dari Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), untuk tidak terpancing provokasi dengan beredarnya berita-berita di media sosial (medsos).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Rikwanto mengatakan, masyarakat harus dapat menahan diri dari berita-berita di medsos yang tidak jelas sumbernya.

Tidak terpancing provokasi, tidak terpancing berita medsos yang tidak jelas sumbernya dan belum jelas kebenarannya, tidak ditelan mentah-mentah, ujar dia di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (13/1).

Pada Kamis (12/1), terjadi aksi keributan yang melibatkan Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) usai pemeriksaan Imam Besar FPI Habib Rizieq di Mapolda Jawa Barat. Di mana, kedua kelompok tersebut datang untuk mengawal proses hukum Habib Rizieq. Pascakejadian tersebut, keributan yang diduga buntut dari kejadian sebelumnya masih terjadi.

Pada Jumat (13/1) dini hari, Sekretariat GMBI di Kabupaten Bogor dibakar. Polisi mengidentifikasi pelaku pembakaran adalah massa FPI Ciampea dari Majlis Arasyafaat dari Ponpes At Taqwa, Cikampak, Ciampea, Kabupaten Bogor.

Tidak ada korban dalam peristiwa pengrusakan dan pembakaran kantor GMBI yang terjadi Jumat (13/1) sekitar pukul 02.51 WIB tersebut. Ada sekitar 150 orang massa FPI yang melakukan perusakan dan pembakaran, kata Kapolsek Ciampea, Kompol Nyoman Yudana, kepada para wartawan.

Polisi, kata Yudana, telah mengamankan sebanyak 20 orang yang diduga melakukan aksi pembakaran dan perusakan. Mereka telah diamankan dan dimintai keterangan oleh polisi. Ia mengatakan, pembakaran tersebut dipicu berkembangnya isu ada anggota FPI atas nama Syarief yang menjadi korban penyerangan massa GMBI usai menggelar aksi di Mapolda Jabar, Kamis (12/1) sore.

Namun, FPI membantah pihaknya mendalangi aksi pembakaran itu. Itu tidak ada. Itu spontanitas umat Islam, kata Ketua Umum DPP FPI Sobri Lubis.

 Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyesalkan pertikaian yang terjadi antara dua ormas, yakni FPI dan GMBI dalam dua hari terakhir. Padahal, sama-sama warga Jawa Barat seharusnya bisa saling menahan emosi.

Saya menyesalkan sesama anak bangsa hanya karena beda pendapat tidak harus berujung pada konflik. Semua orang tentu harus menahan diri, kata Heryawan kepada wartawan di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, Jumat (13/1).

Aher pun mengimbau para pimpinan ormas untuk bertanggung jawab membina anggotanya. Agar tidak sembarangan melakukan tindakan anarkistis yang merugikan pihak lainnya.

Saya mengimbau para pimpinan ormas untuk menenangkan, menertibkan anggotanya. Karena massa ormas biasanya patuh pada pimpinan, ujarnya.

Aher pun meminta ormas untuk berkomitmen menjaga Jabar tetap kondusif dengan menjunjung tinggi toleransi dan keharmonisan.

Menurutnya, sama seperti Indonesia, Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki keberagaman. Sehingga, wajar ada perbedaan yang seharusnya disikapi dengan saling menghargai.

Jabar milik kita, Indonesia milik kita. Kita meyakini kebinekaan. Allah cipatakan keberagaman. Coba hadirkan dalam koridor toleransi keagamaan. Apa pun keadaannya saya ingin warga Jabar mencintai kedamaian, ujarnya.

Berkaitan dengan proses hukum yang tengah diusut Polda Jabar terhadap Habib Rizieq, Aher meminta seluruh masyarakat menyerahkan ke kepolisian sebagai aparat hukum. Ia yakin kepolisian bisa mengusut tuntas dalam penyelidikannya.

Sebagai perangkat hukum yang memeriksa, aparat tentu bekerja sesuai hukum yang berlaku. Oleh karena itu, secara hukum yang ada kita serahkan proses hukum berjalan tanpa ada keberpihakan, ujarnya.     rep: Djoko Suceno, Umar Mukhtar, Zuli Istiqomah, ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement