Sabtu 02 Jul 2016 14:13 WIB

Posisi Sandera Pindah

Red: Firman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, posisi tujuh ABK Charles 001 yang disandera kelompok Abu Sayyaf saat ini berada di selatan Panadao, Filipina Selatan. Lokasi sandera hingga saat ini terus dipantau oleh pemerintah agar tak hilang kontak.

Ryamizard mengatakan, sebelumnya sandera sendiri dibawa oleh kelompok Abu Sayyaf dari Laut Zulu ke arah utara. Selama empat hari pasca kejadian penawanan, empat orang sandera masih dalam posisi yang sama."Itu kalau mereka bergerak lagi intelijen ada di sana, pasti saya diinformasikan karena saya selalu kontak dengan menhan sana. Tadi malam saya tidak lapor karena dia sibuk juga, tapi terus," ujar Ryamizard di kantor Menko Polhukam, Jumat (1/7).

Ryamizard mengatakan, sampai saat ini koordinasi terus dilakukan. Ia mengatakan, komunikasi terus dilakukan, baik dengan Menteri Pertahanan yang baru maupun menteri pertahanan yang lama.

Namun, Ryamizard mengaku memang belum ada progres yang berarti terkait rencana pembebasan sandera. Pihak Filipina yang sebelumnya mengatakan bersedia turun tangan untuk melakukan pembebasan, kini masih disibukkan dengan pergantian pemerintahan.

Selain itu, Ryamizard mengaku belum mempersiapkan pasukan atau rencana operasi militer untuk pembebasan sandera. Menurutnya, operasi militer baru bisa dilakukan jika ada permintaan dari pihak Filipina.

Ryamizard mengatakan, sampai saat ini masih belum ada persiapan pasukan untuk turun. Ia juga mengatakan, kalaupun pihak militer Filipina sudah turun, jumlah mereka sudah cukup untuk melakukan operasi militer."Saya rasa belum karena mereka (Filipina) mungkin 6.000-10 ribu per sonel cukup banyak. Kecuali san dera sudah hilang sampai mana. Filpina baru minta kita masuk, baru kita ke sana," ujar Ryamizard.

Ia mengatakan menghargai langkah Filipina yang ingin lebih dulu menye lesaikan kasus ini. Ryamizard menambahkan, Filipina bersedia unt uk bisa melakukan pembebasan tersebut.

Terkait privilese Indonesia yang bo leh masuk ke wilayah Filipina, Ryamizard mengatakan, sebelum ada operasi, perlu ada latihan bersama ter lebih dahulu. "Seperti upacara saja harus ada latihan dulu agar tak kacau. Apalagi dua negara, kacau malah nanti tembak-tembakan sendiri," ujar Ryamizard.

Sebelumnya, Ryamizard mengatakan bahwa pihak Filipina sudah mem perbolehkan Indonesia masuk dalam teritori Filipina untuk bisa mem bebaskan tujuh sandera yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf. Kesepakatan itu diperoleh setelah kejadian penawanan terjadi untuk yang ketiga kalinya dan pihak Indonesia merasa geram.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan, hingga kini pemerintah menyerahkan kepada Pemerintah Filipina untuk menangani kasus penyanderaan tujuh WNI oleh kelompok bersenjata di perairan Filipina. Menurut JK, upaya ini merupakan langkah prioritas yang tengah ditempuh untuk membebaskan para sandera.

"Yang pasti pertama proses meminta Pemerintah Filipina untuk menanganinya sama seperti dulu. Sekarang masih minta Pemerintah Filipina untuk selesaikan itu," kata JK.

Namun, sambung JK, jika negosiasi, baik antara Pemerintah Filipina maupun kelompok bersenjata tak berhasil, Indonesia akan menggunakan kekuatan militernya untuk membebaskan para sandera. Ia juga mengatakan, negosiasi dengan kelompok bersenjata tersebut tak akan ditempuh dengan cara-cara lain selain komunikasi bersama.

"Kedua, apabila tentu diputuskan negoisasi dengan kerja sama Pemerintah Filipina pasti. Tapi, apabila tidak jalan yang terakhir, tentu dengan kekuatan militer sesuai dengan persetujuan Pemerintah Filipina," ujar JK menjelaskan.

Tujuh WNI disandera oleh kelompok bersenjata Filipina pekan lalu. Penyanderaan terhadap ABK tug boat Charles 001 dilakukan sebanyak dua kali. Penyanderaan pertama dilakukan terhadap tiga orang, yaitu Kapten Fery Arifin (nakhoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), dan Edy Suryono (masinis II).

Selang 1,5 jam kemudian, terjadi penyanderaan kedua terhadap empat ABK lainnya oleh kelompok berbeda, yaitu Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhammad Sofyan (oilman).  rep: Intan Pratiwi, Dessy Suciati Saputri ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement