Kamis 17 Mar 2016 17:00 WIB

Sekwan Diduga Miliki Sabu

Red:

MAKASSAR — Sekretaris Dewan DPRD Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, HT, ditangkap aparat Polres Jeneponto, Rabu (16/3). Dia diduga memiliki sabu yang tersimpan di ruang persidangan DPRD setempat.

Polisi menciduk HT saat akan berpesta barang haram tersebut bersama rekannya. Polisi mengamankan satu saset kecil diduga narkoba di saku bajunya saat operasi bersih narkotika. HT digelandang ke kantor polsek setempat.

"Saat ini HT sudah menjalani pemeriksaan dan sementara digali informasi di mana mendapatkan barang tersebut, termasuk menguji narkoba yang ditemukan itu," kata Kapolres Jeneponto AKBP Joko Sumarno saat dihubungi.

Kendati demikian, pihaknya tidak ingin berspekulasi berapa banyak barang tersebut ditemukan. Barang bukti tersebut diduga kuat sabu dengan bentuk kristal bening.

Penangkapan dilakukan sekitar pukul 15.50 WITA di kantor DPRD Jeneponto. Petugas sudah sejak lama memantau penggunaan narkotika di gedung dewan rakyat ini. Mereka berhasil menciduk pejabat daerah setempat.

HT awalnya bersikukuh barang haram tersebut bukan miliknya. Dia membantah tudingan aparat yang saat itu berpakaian sipil saat penggerebekan di ruang tempat bersidangnya anggota DPRD Jeneponto.

Setelah penggeledahan, polisi menemukan biji kristal dalam saset siap pakai di saku bajunya. Sekwan ini tidak bisa mengelak kepemilikan sabu itu.

Serahkan diri

Badan Narkotika Nasional (BNN) mengimbau semua kepala daerah dan calon kepala daerah yang mengonsumsi narkoba agar menyerahkan diri ke institusi penerima wajib lapor (IPWL). Dengan begitu, pecandu narkoba tidak akan dipidana, tetapi akan menjalani rehabilitasi yang bergantung pada kadar kecanduan mereka. "Imbauan itu sudah dilaksanakan BNN sejak 2015, terutama menjelang pilkada," kata Kabag Humas BNN, Kombes Slamet Pribadi, saat dihubungi.

Aparat sudah mengantongi beberapa kepala daerah, selain Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Noviadi, terindikasi menggunakan narkoba. Nama-nama mereka sudah dikantongi BNN untuk diawasi dan kemudian ditindak.

Slamet melanjutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kepala daerah terjerumus sebagai pecandu barang haram itu. Di antaranya, lantaran memang kepala daerah sudah ketagihan narkoba, bahkan ketika dalam masa-masa kampanye pilkada. Faktor lainnya lebih sebagai pelampiasan akibat beban kerja mereka. Sosok yang semestinya menjadi panutan warga itu baru mengonsumsi narkoba ketika aktif sebagai pejabat.

Terkait kasus yang menjerat bupati termuda di Indonesia itu, Slamet menegaskan, BNN akan mengusut tuntas. Pihaknya tidak akan pandang bulu sehingga pemasok, pengedar, dan pecandu dapat ditindak seadil-adilnya.

Bahkan, kata Slamet, ayah Noviadi yang juga mantan bupati Ogan Ilir, Mawardi Yahya, tidak akan luput dari pemeriksaan. Mawardi diduga ikut menghalang-halangi BNN ketika menangkap yang bersangkutan.

Terkait perkembangan terkini kasus Noviadi, menurut Slamet, BNN sedang menggeledah ulang kediaman yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mencari barang bukti.

Sementara itu, Golkar meminta ketua DPD Partai Golkar Sumatra Selatan untuk memecat Bupati Ogan IIir Noviadi dari partai berlambang pohon beringin itu. Sebab, kasus hukum yang menjeratnya dinilai sudah mencemarkan nama baik partai.

"Kita minta ketua DPD Partai Golkar provinsi untuk segera memproses itu," kata Wakil Ketua DPD I Golkar Sumsel, M Yansuri, di Palembang.

Ia berharap, ke depan perekrutan kader partai, bakal calon kepala daerah, dan calon legislatif selektif. Ia juga mempertanyakan proses tes kesehatan yang dinilainya bermasalah. Meski demikian, menurut dia, ada hikmah dari kejadian tersebut untuk partai guna mengevaluasi syarat untuk maju menjadi calon, baik kepala daerah maupun legislatif.

AW Noviadi tercatat sebagai kader Golkar dan menjabat sebagai wakil ketua DPD II Golkar Kabupaten Ogan Ilir. Sementara, mengenai jabatan bupati Ogan Ilir itu, Gubernur Sumsel Alex Noerdin menyatakan akan meminta kejelasan status dulu.

Bupati Ogan Ilir AW Noviadi bersama wakilnya HM Pandji Ilyas dan enam pasangan bupati dan wakil bupati lainnya dilantik Gubernur Sumsel Alex Noerdin di Palembang Sports and Convention Center pada 17 Februari 2016.

Noviadi diamankan BNN beserta empat orang rekannya, yakni Icn alias Fa alias Icl (38 tahun), seorang PNS diduga seorang pengedar narkoba, Mu (29 tahun), DA (31 tahun), dan Ju (38 tahun). Mereka ditangkap di Jalan Musyawarah, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatra Selatan, Ahad (13/3) malam.   rep: Hasanul Rizqa/ antara, ed: Erdy Nasrul  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement