Sabtu 20 Feb 2016 15:27 WIB

Satu Anggota Brimob Meninggal Dunia Saat Mengejar Santoso

Red: operator

JAKARTA --Kepala Korps Brimob Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Murad Ismail mengatakan, terdapat satu anggotanya Fredi Manuhutu meninggal dunia dalam operasi pengejaran kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Fredi meninggal bukan karena baku tembak, melainkan karena sakit asam lambung. "Dia kedinginan di puncak dan kesehatannya drop," ujar Murad di Rupatama Mabes Polri, Jumat (19/2).

Upaya evakuasi terhadap jenazah sejak Kamis (18/2) terus dilakukan meng gunakan helikopter. Namun, cuaca yang buruk membuat evakuasi ditunda dan dilanjutkan pada Jumat (19/2). Murad menjelaskan, sebelum bertugas, kondisi kesehatan Fredi dalam keadaan fit. Murad menduga kesehatannya dropkarena naik ke puncak terlalu tinggi.

Hingga kini, Murad menuturkan, aparat terus melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso. Murad menga ku kesulitan menangkap Santoso karena medan yang sulit di dalam hutan. Murad menambahkan, beberapa anggota Santoso juga ada yang menetap di perkampungan warga. Mereka bertugas untuk memantau situasi.

Namun, kata Murad, warga juga tidak berani memberitahu kepada polisi terkait keberadaan kelompok Santoso. Alasannya, warga mendapatkan ancaman dari kelompok tersebut. "Jadi, warga ini juga terancam. Kalau ada yang dekat polisi, dibunuh juga," kata Murad. 

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, pemerintah tengah menganggarkan Rp 1,9 triliun untuk memperkuat Detasemen Khusus 88 (Antiteror). Penguatan, yakni lewat penambahan personel dan kewenangan. "Jadi, jangan hanya hanya densus diperkuat personelnya, ditambah, tapi kalau anggaran gakditambah juga gak bisa," ujar Badrodin, Jumat (19/2).

Badrodin belum bisa memerinci dana Rp 1,9 triliun akan dialokasikan untuk apa saja. Menurut Badrodin, alokasi dana untuk Densus 88 saat ini masih dalam pembahasan. "Kalau anggaran sebelumnya kecil, sekitar 200 miliar," kata mantan kapolda Jawa Timur itu.

Jenazah FJ Jenazah terduga teroris asal Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, berinisial FJ telah dipulangkan ke kampung halamannya. Humas Rumah Sakit Bhayangkara Mataram AKP I Wayan Redana mengungkapkan hal tersebut setelah menyerahkan jenazah FJ secara resmi kepada pihak keluarga yang datang menjemputnya. "Rumah sa kit sudah menyerahkan secara resmi leng kap dengan berita acara penyerahannya secara langsung kepada pihak keluarga yang datang menjemputnya," kata Redana, pada Jumat (19/2).

Jenazah FJ diantarkan pulang ke kampung halamannya menggunakan ambulans jemputan dari RSUD Kota Bima dengan didampingi pihak keluarga sekitar pukul 14.00 WITA. Diketahui, FJ tewas saat terjadi baku tembak dengan tim Densus 88 pada Senin (15/2) pagi di kediaman orang tuanya, Darwis. Tim Densus 88 terpaksa melumpuhkan FJ karena saat hendak diamankan FJ memberikan perlawanan menggunakan senjata api jenis revolver. rep: Rahmat Fajar/antara, ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement