Selasa 22 Dec 2015 12:00 WIB

Polri Siaga Satu Ancaman Teror

Red:

JAKARTA - Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Mabes Polri pada akhir pekan lalu menangkap sembilan terduga teroris di beberapa wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kesembilan orang itu diduga akan melancarkan serangan teror pada akhir bulan ini.

"Ada kota-kota yang jadi target yaitu satu di Sumatra, satu di Kalimantan, dan dua di Jawa," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan, di Mabes Polri, Senin (21/12).

Menurut Anton, terduga teroris yang ditangkap tersebut ada hubungannya dengan jaringan ISIS kecuali empat orang yang ditangkap di Jawa Timur. Empat orang tersebut masuk daftar pencarian orang (DPO) teroris Klaten. Jenderal bintang dua tersebut menambahkan, terduga teroris yang memiliki kaitan dengan ISIS sudah mendapat restu dari pimpinan ISIS di Suriah.

Kesembilan terduga teroris itu, kata Anton, berencana melancarkan teror besar-besaran di Indonesia. Selain beberapa tempat vital seperti tempat ibadah, pejabat pemerintah, polisi, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga menjadi sasaran. "Makanya polri sekarang melakukan siaga satu," kata Anton.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menuturkan, para terduga teroris ini ditangkap karena diduga terkait dengan gerakan ISIS. Mereka juga berencana melancarkan aksi teror kepada kelompok tertentu pada bulan ini. "Mereka sebetulnya orang-orang bekas JI (Jamaah Islamiyah) yang sekarang mendukung ISIS. Sehingga ada kaitannya dengan ISIS," kata Badrodin, di Medan, Sumatra Utara, Ahad (20/12) malam.

Badrodin mengaku belum mengetahui secara pasti keterkaitan kelompok tersebut dengan kelompok teroris Santoso. Badrodin pun menegaskan, pihaknya masih terus memburu jaringan teroris Santoso. "Terkait Santoso sekarang sedang kita lakukan operasi di sana. Sehingga kemungkinan hanya komunikasi saja yang bisa dilakukan," kata mantan kapolda Jawa Timur itu.

Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Sugeng Riyanto meminta masyarakat tidak resah dan tidak takut menghadapi perayaan Natal dan tahun baru. Menurut dia, kondisi Bali cukup kondusif dan keamanan terjaga, khususnya menghadapi Natal dan tahun baru. "Kalau masyarakat tenang dan tidak resah, itu berarti ikut menciptakan suasana yang kondusif di Bali," kata Sugeng, di Denpasar, Bali, Senin (21/12).

Mengenai kemungkinan adanya ancaman terorisme pada saat perayaan Natal dan tahun baru, Sugeng mengatakan bahwa ancaman terorisme bisa terjadi di mana-mana. Bahkan, sebutnya, Kota Paris bisa mengalami serangan terorisme. "Tapi kerusuhan yang beberapa waku terjadi di Lapas Kerobokan memang tidak ada ancamannya dengan terorisme," katanya.

Danrem 163/WSA Kolonel Infanteri I Nyoman Cantiyasa menyebutkan, setiap daerah memiliki potensi terjadinya kerusuhan, baik di Indoesia maupun di luar negeri. Hanya saja, sebutnya, bagaimana menjaga agar kerusuhan termasuk aksi teror bisa dihindari. "Caranya ya kita harus menjaga Bali bersama-sama, oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menerjunkan 2.350 personel untuk melakukan pengawasan jelang peringatan hari raya Natal dan Tahun Baru 2015. Pengawasan akan dilakukan di gereja-gereja, tempat wisata seperti Senggigi dan pusat pembelanjaan di Kota Mataram. "Hari Raya Natal dan tahun baru, kita akan melakukan Operasi Lilin serta menerjunkan personel sebanyak 2.350 orang. Masyarakat juga harus saling menjaga dan waspada," ujar Kapolda NTB Brigadir Jenderal Polisi Umar Septono, Senin (21/12).

Polda NTB akan mengamankan 68 gereja yang berada di 10 kabupaten/kota. Dalam rangka pengamanan hari raya Natal dan menjelang tahun baru 2016, saat ini kondisi keamanan di NTB relatif aman. "(Sebanyak) 68 gereja yang harus diamankan nanti. Sampai saat ini sudah ada kegiatan pengamanan," kata Umar.

Kerja sama keamanan

Jaksa Agung Australia George Brandis pada Senin (21/12) menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kalla didampingi Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Sutiyoso. Pertemuan tersebut dilakukan untuk melaporkan hasil kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Australia dalam bidang keamanan dan hukum.

"Tadi kami baru melaporkan kepada Wakil Presiden pertemuan hari ini, bilateral. Jaksa Agung yang merangkap menjadi menteri koordinator di Australia dan Menteri Kehakiman yang merangkap juga sebagai menteri yang menangani penanggulangan teroris di Australia. Saya dan Pak Menteri Kumham, Kepala BIN, dan Kapolri telah menyepakati tiga bentuk kerja sama," kata Luhut di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (21/12).

Jaksa Agung Australia George Brandis, menyampaikan, pertemuan selanjutnya akan dilakukan di Australia pada 2016. Ia berharap, kerja sama antardua negara ini dapat mempererat hubungan Indonesia dan Australia. "Di mana akan ada diskusi untuk membahas intelligence sharing, koordinasi penanganan kejahatan cyber, dan pendanaan teroris, serta memperkuat koordinasi antara agensi kita." n muhammad fauzi ridwan/dessy suciati saputri ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement