Ahad 06 Dec 2015 21:00 WIB

Polisi Tahan Tersangka Insiden Lamborghini

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Polisi Tahan Tersangka Insiden Lamborghini

SURABAYA -- Tersangka insiden "Lamborghini", Wiyang Lautner (24 tahun), yang terlibat kecelakaan hingga mengakibatkan seorang meninggal dunia dan dua lainnya luka parah akhirnya dijebloskan tahanan Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (5/12).

"Semua tahanan diperlakukan sama dan tidak ada yang berbeda dan se suai prosedur berlaku," ujar Kasubag Humas Polrestabes Su ra baya Ajun Komisaris Polisi Lily Djafar ke - pa da wartawan di Mapolrestabes.

Penahanan tersangka WL, kata dia, merupakan prosedur hukum yang harus dilalui tersangka untuk mendukung proses penyidikan dalam kasus kecelakaan yang terjadi pada Ahad (29/11) tersebut.

Perwira menengah itu juga menegaskan bahwa semua tahanan yang akan masuk ke dalam tahanan harus menjalani proses identifikasi, pengam bilan sidik jari, dan pengisian blangko data pribadi tahanan.

Tersangka WL keluar dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Sabtu (5/12), setelah menjalani rawat inap selama beberapa hari, lalu setelah membaik akhirnya dibawa ke Mapolrestabes dengan mobil patroli Lakalantas Polrestabes Surabaya serta dikawal sejumlah polisi.

Untuk keperluan penyidikan Meski menjalani penahanan, lanjut Lily Djafar, WL diperkenankan dibawa keluar untuk proses pe nyidikan lanjutan di Unit Lakalantas Polrestabes Surabaya.

Kalau memang diperlukan untuk proses penyidikan, tersangka bisa dibawa keluar untuk menjalani pemeriksaan dan penyidikan kata mantan kasubag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak tersebut.

Pada Jum\'at (4/12), Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji juga menjamin pengusutan kasus Lamborghini akan dilakukan hingga tuntas dan pengusutan pun dilakukan sesuai prosedur. Sementara itu, berdasar pantauan, tersangka WL saat keluar dari kamar perawatan RS Bhayangkara terlihat bekas luka di bagian dahi yang sudah ditutupi dengan pelester.

Wiyang Lautner, pengemudi Lamborghini yang kecelakaan setelah balapan liar di Surabaya, sempat keluar dari tahanan polisi. Sebelumnya, pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini sempat ditahan di Polrestabes Surabaya. Polisi tidak lagi menahannya karena pelaku perlu menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Surabaya.

Keluarnya WL dari RS Bhayangkara menjadi sorotan berbagai kalangan. Kepolisian yang memegang kasus ini harus jeli, apa benar pelaku benar-benar sakit dan butuh dirawat di rumah sakit? ujar anggota Komisi III DPR, Ali Umri, kepada Republika.

Dengan demikian, tidak ada kesalahpahaman masyarakat. 

Ali berpendapat, pelaku memang memiliki hak untuk dirawat. Hak ini bisa diperoleh jika dokter yang menanganinya mengatakan bahwa pelaku memang harus dirawat terlebih dahulu.Kalau kabur, dokter atau rumah sakit yang menanganinya bisa dipidanakan,kata mantan wali kota Binjai, Sumatra Utara, ini.

Meski begitu, Ali berpendapat, pelaku memang lebih baik dirawat di RS Bhayangkara. Upaya ini dilakukan untuk menghindari penilaian le - mahnya penegak hukum di hadapan orang-orang berduit

Agar tidak berulang Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, polisi selalu lamban jika berhadapan dengan orang"berduit dan berkuasa.

Ia membandingkan penanganan kasus orang yang tidak memiliki uang banyak dan tidak memiliki kekua - saan. 

\"Bandingkan dengan berbagai kasus metromini yang menabrak dan beberapa kali terjadi, sopirnya de - ngan cepat ditahan dan diproses,

ungkap Neta.

Sikap diskriminatif ini, kata Neta, bisa menimbulkan pelecehan hukum oleh orang-orang "berduit". Mereka nantinya tidak bisa menghargai orang lain dengan baik. Tindakan kebut- kebutan di jalan dinilai bisa terus terjadi ke depannya. Dengan adanya kasus ini, Neta berharap Kapolda Jatim bertindak tegas menuntaskan kasus ini. 

Kecelakaan maut itu terjadi di Jalan Manyar Kertoarjo pada Ahad (29/11) dini hari. Mobil Lamborghini dengan nomor polisi B 2258 WM yang dikemudikan Wiyang Lautner melakukan balap liar dan menabrak sebuah gerobak susu milik Mujianto.

Mujianto mengalami luka di bagian kaki kanan. Sementara, korban lainnya yang sedang membeli susu di tempat itu, yaitu Kuswanto, tewas dalam peristiwa ini. Kemudian, istrinya, Srikanti, mengalami luka parah di kaki kanan dan kepalanya. 

(c13, ed:nina chairani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement