Rabu 30 Sep 2015 13:00 WIB

Polri Incar Aktor Intelektual

Red:

JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memerintahkan kepada jajarannya untuk menuntaskan kasus pembunuhan sadis aktivis lingkungan asal Lumajang, Jawa Timur, Salim Kancil. Saat ini, orang-orang yang terlibat pembunuhan sudah ditangkap aparat kepolisian. "Tinggal mengembangkan siapa aktor intelektualnya," ujarnya, di Mabes Polri, Selasa (29/9).

Mabes Polri, kata Badrodin, juga mengirimkan bantuan penyidik ke Polda Jawa Timur untuk mempercepat pengusutan kasus. Jumlah tersangka pembunuhan Salim Kancil di Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan bertambah. Hal tersebut setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi.

"Tersangka sudah 22 orang. Dari olah TKP ada barang bukti dan transaksi," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi, Selasa (29/9). Raden menjelaskan, dari hasil olah TKP, ditemukan terdapat pihak mengomandani pembunuhan terhadap Salim Kancil. "Ayo ke sana, ayo ke sana," kata Raden menirukan pihak yang memberikan komando.

Raden menegaskan, polisi akan memproses kasus ini hingga tuntas. Namun, hingga kini, polisi belum bisa menduga adanya keterlibatan pihak perusahaan pertambangan. Raden mengklaim, saat peristiwa terjadi, sudah ada respons dari kepolisian. Akan tetapi, polisi tidak mampu meredam aksi pembunuhan terhadap Salim Kancil tersebut. "Sekarang sedang diungkap kenapa itu bisa terjadi," ujarnya.

Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu meminta Kapolri memerintahkan Kapolda Jawa Timur dan Kapolres Lumajang beserta jajarannya agar bergerak cepat untuk menangkap pelaku lapangan dan dalang yang membiayai pembunuhan Salim Kancil. Aksi gerombolan ini, kata Masinton, adalah bentuk teror dan intimidasi keji yang tak berperikemanusiaan. "Motif intimidasi dan teror yang dibarengi dengan aksi penganiayaan dan pembunuhan berencana kepada Salim dan Tosan harus segera diungkap," katanya, Selasa, (29/9).

Menurut Masinton, aksi pembunuhan dan penganiyaan dilakukan oleh para pelaku pada pagi hari dengan cara yang sangat sadis, yakni menyeret korban hingga tewas di dekat balai desa di mana kegiatan rutin anak-anak PAUD sedang berlangsung. Negara, dia menerangkan, harus hadir melindungi hak-hak rakyat, khususnya rakyat kecil. Negara tidak boleh kalah dengan aksi kejahatan korporasi yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan.

Masinton pun meminta polisi melakukan penyelidikan terhadap keterlibatan perusahaan dalam pembunuhan Salim Kancil. Berdasarkan informasi dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) yang melakukan advokasi warga di Lumajang, terdapat dugaan perusahaan di belakang penganiayaan dan pembunuhan terhadap Salim dan Tosan. "Segera cabut izin usahanya dan tutup perusahaan yang diduga terlibat mendalangi aksi keji dan tidak berperikemanusiaan. Ini harus dilakukan."

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) meminta masyarakat bersatu mempercepat penangkapan pelaku pembunuhan Salim Kancil, di antaranya dengan tidak takut memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. "Apabila ada masyarakat yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, tapi takut akan adanya ancaman, bisa meminta perlindungan ke LPSK," ujar Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai, Selasa (29/9).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Kapolri untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan dan pembunuhan terhadap aktivis petani di Lumajang, Jawa Timur. "Presiden sudah minta Kapolri untuk mengusut pelaku penganiayaan. Saya kira kemarin sudah ditetapkan sejumlah tersangka," ujar Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa. Kantor Kepala Staf Kepresidenan, kata Teten, akan terus memantau penyelesaian kasus ini. n antara ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement