Jumat 03 Jul 2015 15:33 WIB

Waspadai Daging Babi Oplosan

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG — Aksi pengiriman daging babi atau celeng ke daerah Jawa terus mengalir dari Sumatra. Terutama mendekati hari raya Idul Fitri 1436 H.

Permintaan daging saat Lebaran yang meningkat membuat pihak tak bertanggung jawab mengoplosnya dengan daging celeng. Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Bandar Lampung Wilayah Kerja Bakauheni, drh Azhar, mengatakan, pengiriman daging babi ilegal atau tanpa dokumen resmi dari Sumatra ke Jawa terus gencar dilakukan. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging di kota-kota di Pulau Jawa. “Pengiriman daging babi ilegal akan terus mengalir mendekati Lebaran,” katanya, Kamis (2/7).

Ia mengkhawatirkan gencarnya pengiriman daging babi ilegal tanpa dokumen resmi dan persyaratan yang telah disepakati terus mengalir melalui penyeberangan kapal Bakauheni-Merak. Daging-daging celeng ini semakin diminati penampung menjelang Lebaran untuk dioplos.

Menurut dia, sudah menjadi tradisi menjelang Lebaran permintaan daging sapi meningkat dan  harganya pasti melonjak. Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa oknum memanfaatkan kesempatan ini dengan menjual daging sapi oplosan daging babi dengan harga lebih murah.

Sehari sebelumnya, petugas Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheni berhasil menggagalkan pengiriman 900 kg daging babi ke Jawa. Daging babi yang dibungkus plastik dibawa menggunakan bus umum trayek Palembang-Solo. Daging-daging celeng ini berasal dari Tugumulyo, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.

Menurut Kepala KSKP Bakauheni AKP Feria Kurniawan, daging celeng ini akan dikirim ke Tangerang, Banten, menggunakan bus umum. Daging dikemas dengan enam coli karung diletakkan di bagasi bus. Sopir bus mengaku mendapatkan upah Rp 100 ribu per coli setelah barang tiba di tempat penerima. Daging-daging ini dibawa dalam bus tanpa dokumen resmi.

Dari Surabaya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta pengetatan lalu lintas barang yang masuk ke wilayahnya. Ini menyusul penemuan daging babi hutan yang dilabeli daging sapi impor di Surabaya beberapa waktu lalu.

“Di tiap perbatasan akan disiagakan petugas untuk memeriksa setiap barang yang masuk,” ujarnya.

Petugas yang disiagakan antara lain dengan tetap mengoperasikan petugas dinas peternakan beserta dokter hewan di tiap perbatasan-perbatasan atau checking point. Selain itu, ia juga menilai dinas terkait perlu menggiatkan operasi pasar untuk mengantisipasi menyebarnya daging babi hutan yang meresahkan masyarakat.

“Antisipasi ini seharusnya tak hanya dilakukan di sisi Surabaya atau Jatim, tapi juga di daerah perbatasan dengan Pulau Jawa,” kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Karena diduga berasal dari Lampung, ia meminta Pemerintah DKI Jakarta maupun Pemerintah Provinsi Lampung memperketat Pelabuhan Bakauheni menyusul penemuan tersebut. “Itu banyak datangnya dari Jakarta, lalu masuk ke mana-mana. Yang biasanya itu kan dari Lampung, menangkap babi dari hutan,” ujarnya.

Gubernur Jatim dua periode tersebut mengaku sudah bertemu kapolrestabes Surabaya untuk membahas masalah ini dan diketahui daging-daging tersebut kebanyakan datang dari Jakarta. “Sekarang ditangani Polrestabes Surabaya dan kami serahkan ke hukum. Yang penting itu sudah ditindak sehingga antisipasi perlu dilakukan,” ucapnya.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengimbau masyarakat jangan terlalu panik dengan terungkapnya kasus penjualan babi hutan yang dilabeli daging sapi impor. Karena masalah tersebut telah ditangani pihak kepolisian.

“Jangan panik dengan terungkapnya kasus itu, apalagi sekarang sudah ditangani polisi,” ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Maskur.

Sebelumnya, Polrestabes Surabaya menggerebek gudang daging babi hutan di Jalan Penjernihan Surabaya, Jumat (26/6). Di sana, daging-daging babi hutan yang sudah dibungkus serta beberapa bungkus daging sapi asli disimpan di dalam enam kotak es. rep: Mursalin Yasland antara ed: Muhammad Hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement