Jumat 16 Jan 2015 14:00 WIB

Kapal Asing Penjarah Ubah Modus

Red:

JAKARTA -- Kapal asing yang berupaya mencuri ikan di perairan Indonesia mendapatkan strategi baru untuk melakukan aksinya. Kapal-kapal itu mengubah bendera negara tertentu saat melewati perairan Indonesia.

"Modus operandi kapal pencuri ikan adalah mengganti bendera setempat. Kalau lewat Filipina, misalnya, pakai bendera Filipina. Kalau di Indonesia, dengan menggunakan bendera Indonesia di kapalnya. Mereka ini baru yang namanya perompak karena merampok sumber daya alam laut negara," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, seperti dikutip Antara, Kamis (15/1).

Selain dengan menggunakan bendera setempat, dalam kasus di Indonesia, akan ada satu orang lokal yang ditempatkan sebagai "radioman". Orang lokal yang ditempatkan sebagai "radioman" bertugas menjawab panggilan radio di kapal ketika suatu saat ditanya oleh petugas perbatasan wilayah.

"Rata-rata kapal di atas 100 GT itu bekas asing walaupun berbendera Indonesia. Banyak hal yang tidak sesuai, banyak ilegalnya karena itu cuma 'bendera-benderaan'," katanya.

Lebih lanjut Susi bercerita dia kerap mendapatkan surat anonim di mana tidak ada nama pengirim dan penerimanya. Surat itu, menurut dia, disampaikan oleh beberapa orang ke mejanya langsung dan isinya memengaruhi kebijakan penanganan kapal yang ditangkap. "Mereka berdalih adalah 'anti-illegal fishing'," katanya.

Kendati demikian, Susi menegaskan, kedaulatan negara adalah prioritas seluruh lapisan warga negara Indonesia. Menurut dia, dengan risiko dan biaya sebesar apa pun, kedaulatan harus tetap dipertahankan.

"With any risk and cost (dengan risiko dan biaya sebesar apa pun) kedaulatan harus tetap dipertahankan," katanya.

Menanggapi ketegasan Susi tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Susi Pudjiastuti sadis. Hal ini lantaran Susi berani menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.

Mulanya, Presiden menyatakan optimismenya pada produksi tangkapan nelayan Indonesia. Jokowi optimistis tangkapan nelayan akan meningkat drastis setelah pemerintah memberlakukan tindakan tegas pada pelaku pencurian ikan.

"Setelah kita lakukan penenggelaman kapal, produksi ikan akan melimpah karena enggak ada saingan. Karena menterinya sadis," ujar Presiden saat menjadi pembicara dalam Indonesia Outlook 2015, di Hotel Borobudur, Kamis (15/1). Namun, Menteri Susi yang disebut-sebut Jokowi tidak hadir dalam acara tersebut.

Menurut Jokowi, mulanya rencana penenggalaman kapal pencuri ikan dianggap hanya gertak sambal. Pemerintah dianggap tak akan berani melakukan tindakan tersebut.

Nyatanya, lanjut Jokowi, saat ini sudah ada 11 kapal yang telah ditenggelamkan. Jokowi mengklaim, sekarang tak ada lagi yang berani mencuri ikan dari laut Indonesia. 

Setiap tahunnya, Indonesia berpotensi kehilangan Rp 300 triliun akibat kegiatan pencurian ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebut sekitar 90 persen kapal ikan yang beroperasi di Indonesia tak memiliki izin alias ilegal.ed: muhammad hafil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement