Kamis 18 Dec 2014 12:00 WIB

Kemhan: Roket Buatan Brasil Unggul

Red:

JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan, pembelian "Multiple Launch Rocket System" (MLRS) dari Brasil sudah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Baik pada aspek spektek yang diminta TNI Angkatan Darat sebagai pengguna, maupun aspek anggaran yang dikeluarkan untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

"Panitia pengadaan MLRS Kemhan menggunakan sistem penilaian terhadap seluruh aspek yang dibutuhkan, yakni aspek operasional, spesifikasi teknis, konfigurasi, dan harga," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmat Lubis di Jakarta, Rabu (17/12).

Dengan spektek teknis yang canggih sesuai kebutuhan, MLRS Astros ini diyakini semakin memperkuat TNI AD. Akan tetapi, tetap memperhatikan ketersediaan anggaran dari pemerintah.

Menurut Rachmat, dalam penilaian spektek secara menyeluruh, spektek avibras memperoleh niai 55,19 dan spektek roketsan memperoleh nilai 33,71. Keunggulan Roketsan hanya pada aspek konfigurasi dalam pemenuhan yang diharapkan TNI-AD dari segi kuantitas.

Namun, konfigurasi hanyalah salah satu penilaian karena terdapat beberapa peniliaian spesifikasi teknis yang dilaksanakan yang sangat menentukan dalam sistem penilaian. MLRS Avibras, kata dia, memiliki spektek yang jauh lebih unggul dan dibutuhkan TNI daripada buatan Roketsan Turki. Oleh karenanya, kalau ada selisih harga yang cukup tinggi antara Avibras dengan Roketsan, dinilai sangat wajar karena perbedaan spesifikasi kualitas dan teknologi antara keduanya berbeda jauh.

Sekretaris Jenderal Kemhan Letjen TNI Ediwan Prabowo mengatakan bahwa keputusan Kemhan memilih MLRS Avibras mengutamakan spektek dengan harga kompetitif, bukan sekadar murah.

"Aspek spektek lebih utama daripada mencari harga murah, tapi kurang optimal," ujarnya. Dia menyatakan, pihak Roketsan sepertinya ingin berpartisipasi dalam penguatan alutsista TNI, sayangnya spektek yang mereka miliki belum memenuhi persyaratan. Pihak Roketsan pernah mengajukan sanggahan dan sanggahan banding kepada pihak Kemhan dan semuanya sudah dijawab. Setelah itu, tidak ada lagi sanggahan. "Tentu, mereka harus menerima jawaban itu dengan bijak," tutur Ediwan.

Ediwan juga menyebutkan bahwa yang digunakan TNI adalah alutsista yang sudah teruji sehingga siap digunakan. Oleh karena itu, setiap pembelian selalu disertai uji coba. "Ini merupakan bagian dari meyakinkan bahwa alutsista tersebut telah memenuhi persyaratan teknis yang sudah ditetapkan," ucapnya.

Kepala Pusat Komunikasi Kemhan Kolonel Djundan menegaskan, MLRS buatan Roketsan Turki belum teruji, bahkan belum digunakan di negara lain. "Adapun informasi yang menyebutkan bahwa Roketsan sudah digunakan di beberapa negara lain, hal tersebut adalah tipe atau jenis lain, bukan yang ditawarkan ke Kemenhan, bahkan yang ditawarkan ke Kemenhan itu masih dalam proses research and development approval," ujarnya. n antara ed: muhammad fakhruddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement