Sabtu 14 Jan 2017 12:00 WIB

Debat Pertama Berlangsung Ketat

Red:
 Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

JAKARTA -- Debat publik pertama calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 yang digelar Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1) malam, berlangsung ketat. Ketiga pasangan cagub dan cawagub, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (nomor urut 1), Basuki Tja haja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (nomor urut 2), dan Anies Baswedan- Sandiaga Uno (nomor urut 3), dengan lugas menyampaikan visi dan misi mereka jika berhasil memimpin Ibu Kota dalam lima tahun ke depan.

Ketiga pasangan cagub dan cawagub juga silih berganti saling 'menyerang' jawaban dari pertanyaan yang diberikan panelis, baik melalui moderator maupun kandidat lainnya. Soraksorai pendukung yang memenuhi Auditorium Birawa semakin memanas kan suasana.

Debat yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB diawali dengan pemaparan para cagub saat ditanya perihal integritas. Khususnya, apabila visi misi para cagub dan cawagub untuk rakyat Jakarta dihadapkan dengan kepentingan pribadi dan tim sukses.

Menurut Agus, integritas akan dijaga jika dipercaya oleh pemilih Ibu Kota. Pengalaman sebagai tentara dan pengalaman Sylvi sebagai birokrat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi bukti.

Kami akan kedepankan keterbukaan, tata kelola, dan integritas, ujar Agus.

Sementara Basuki menjelaskan, integritas seseorang baru teruji jika diberi jabatan. Sebagai pribadi, dia mengaku terus mem perbaiki diri.

Enggak apa-apa enggak santun yang penting jujur, itu salah. Sama lagi buat apa santun, tetapi enggak jujur, itu salah. Kita harus berintegritas dengan baik dan kita harus santun sebagai pejabat publik, kata Basuki.

Sedangkan Anies, menganggap integritas sebagai bagian dari kejujuran dan berpihak pada publik dengan nilai benar serta tata kelola baik. Ia mencontohkan, sikap pasangan Anies- Sandi terhadap reklamasi pantai utara Jakarta. Posisi kami tegas, menolak, kata Anies.

Di sesi pertama ini yang terlihat mencolok adalah bagaimana Agus mendominasi sesi pema paran. Tidak seperti dua pasang kandidat lain yang bergantian dengan calon wakilnya memaparkan visi, misi, dan program, Agus membiarkan Sylviana duduk sepanjang sesi.

Sementara itu, sesi tanya jawab antarpasangan cagub dan cawagub berlangsung hidup dan menarik. Pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi mempertanyakan langkah Ahok-Djarot yang kerap melakukan penggusuran semasa menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI.

Menurut Agus, penggusuran hanya akan meningkatkan kemis kinan. Sebab, banyak warga kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggal.

Sedangkan Anies menilai, penggusuran bukan satu-satunya cara untuk mengatasi kawasan kumuh di Jakarta. Ia akan melakukan peremajaan kota, termasuk kepada masyarakat yang menempati wilayah-wilayah tersebut.

Basuki membantah tudingan bahwa penggusuran merupakan indikator ketidaksukaannya terhadap masyarakat miskin. Tidak ada penggusuran, tetapi relokasi ke tempat tinggal yang lebih layak dalam bentul rumah susun.

Menurut Basuki, normalisasi mau tidak mau harus diikuti dengan relokasi masyarakat yang menempati kawasan kumuh. Pemimpin sudah seharusnya tidak membiarkan hal yang salah, kata dia.

Sebaliknya, kritikan Basuki- Djarot kepada Agus-Sylvi berkutat kepada program bantuan langsung sementara (BLS) yang dinilai tidak mendidik. Begitu pula, program dana bergulir Rp 50 juta per unit usaha yang dijanjikan.

Menurut Ahok, program tersebut telah dihentikan. Sebab, saat gubernur dijabat Fauzi Bowo dengan Sylvi selaku wali kota Jakarta Pusat, banyak kredit macet diikuti dengan sejumlah orang yang masuk penjara.

Namun, Agus menimpali, jawaban Ahok sebagai bukti ketidakpercayaan penguasa kepada masyara kat. Inilah pemimpin yang selalu curiga dengan rakyatnya sen diri. Bertanya bagaimana kalau rakyatnya gagal dan dipenjara? Tapi tidak ditanyakan bagai mana kalau rakyat berhasil, kata Agus.

Anies menanyakan perihal pengawasan orang asing yang datang ke Jakarta kepada Agus- Sylvi. Anies sempat menyindir karena jawaban Sylvi jauh dari substansi lantaran mengangkat perihal dana bergulir.

Jawaban Ibu Sylvi menarik tapi enggak nyambung. Saya tanyakan bagaimana mengawasi orang asing karena begitu banyak orang yang datang ke Jakarta, ucap Anies.

Namun, Sylvi mengemukakan, setiap segmen memiliki sesi. Ia menjelaskan, pengawasan orang akan dilakukan dengan rin ci berbekal pengalamannya se bagai kepala dinas kependudukan.

Uji integritas Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta Sumarno menjelaskan, tema debat publik, yaitu 'Pembangunan Sosial dan Ekonomi untuk Jakarta' ditujukan untuk menguji integritas tiga pasangan cagub dan cawagub. Sebab, hal ini ber kaitan dengan komitmen saat memimpin Ibu Kota.

Tema ini, tema sehari-hari yang dihadapi masyarakat, ujarnya saat memberikan sambutan. Selain itu, Sumarno mengung kapkan, debat kandidat juga bertujuan menguji kepemimpinan cagub ataupun cawagub.

Khususnya, pemahaman tentang program-program pemba ngunan yang akan dijalankan selama memimpin lima tahun.

Debat publik pertama di Auditorium Birawa Hotel Bidakara dikawal ketat oleh aparat kepolisian. Kepolisan Resor Metro Jakarta Selatan menerapkan peng amanan empat lapis.

Petugas kepolisian dan tim pemenangan pasangan calon telah menyepakati setiap pasangan calon mendapatkan jatah 100 pendukung yang memasuki auditorium. Dengan demikian, jumlah total pendukung sebanyak 300 orang. Sebanyak 1.500 personel gabungan akan mengamankan kegiatan debat publik.       rep: Dadang Kurnia, Eko Supriyadi, Rahmat Fajar/antara, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement