Jumat 13 Jan 2017 15:00 WIB

‘Presiden Trump, Anda Menyerang Kami’

Red:

 

Reuters                                    

 

 

 

 

 

 

 

 

NEW YORK -- Presiden AS terpilih, Donald Trump, mengakhiri puasa enam bulan menghindari awak media dengan menggelar konferensi pers di atrium Trump Tower, Manhattan, New York, Rabu (11/1) waktu setempat.  Acara ini justru diwarnai saling tuding antara Trump dan awak media, yang berdampak mengguncang bursa saham dan menjatuhkan nilai mata uang dolar AS.

Jumpa pers yang digelar Trump terkait dengan informasi sumir yang beredar di kalangan wartawan AS. Informasi yang belum terverifikasi itu tercantum dalam dokumen yang berisi tudingan jika Rusia menyimpan rahasia soal Trump, tapi menyimpannya agar yang bersangkutan bisa memenangkan Pilpres AS.

Sejak awal, Trump langsung menyerang korps wartawan terkait bocoran tersebut. Serangan ia arahkan utamanya pada situs media Buzzfeed yang menerbitkan dokumen secara menyeluruh, dan CNN yang melaporkan sebagian dokumen itu sudah diperlihatkan pejabat intelijen AS pada Trump. Kepada Buzzfeed, Trump bahkan menyebut situs tersebut sebagai 'sampah'.

"Saya berterima kasih pada media-media yang melawan berita palsu, yang disiarkan satu grup media dan satu stasiun televisi tersebut," ujar Trump.

Trump lalu menyerang komunitas intelijen AS yang menurutnya melakukan hal yang memalukan, dengan membocorkan dokumen pada awak media. "Itu seperti hal-hal yang tampaknya bakal dilakukan dan telah dilakukan Nazi Jerman," kata dia.

Kemudian, dalam sesi tanya jawab dengan pers, situasi kian memanas. Wartawan CNN Jim Acosta meminta waktu bertanya karena Trump menyerang medianya. Trump menolak permintaan itu. Acosta terus mendesak dan Trump berkali-kali memintanya untuk diam. Saling balas ucapan berlanjut hingga akhirnya, Trump kehilangan kesabaran.

"Presiden, karena Anda menyerang CNN, bolehkah kami mengajukan pertanyaan?" kata Acosta, dengan nada mendesak.

Trump menolak permintaan Acosta dari podiumnya. "Tidak, bukan Anda. Silakan (wartawan--Red) yang lain."

"Perusahaan Anda mengerikan," ujar Trump dengan nada sebal kepada Acosta. Lalu, ia menunjuk ke arah wartawan lain yang berebut untuk bertanya.

Acosta membalas pernyataan Trump, "Tapi Presiden, Anda menyerang kantor berita kami. Bisakah kami mendapat kesempatan untuk bertanya, Pak?".

Trump menimpali Acosta dengan cepat, "Diam! Diam! Jangan berlaku kasar," kata Trump kepada Acosta. Lalu, ia menatap Acosta sambil menunjuknya, "Saya tidak akan memberikan kesempatan Anda bertanya. Anda adalah berita palsu!" kata Trump dengan gusar.

Acosta membalas, "Wah, Pak Presiden, itu sangat tidak pantas!".

Sejak terpilih dan menyampaikan pidato kemenangan tahun lalu, Trump lebih kerap berkomentar melalui akun Twitter-nya ketimbang menerima permintaan wawancara atau melakukan jumpa pers.

Dalam kesempatan kemarin, Trump mengakui untuk pertama kalinya, Rusia mungkin meretas sistem Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) dan melansir surel para petinggi Demokrat selama Pilpres AS 2016. "Saya rasa Rusia yang melakukannya," kata Trump.

Ia menambahkan, tak hanya Rusia yang meretas komputer-komputer di AS dan mencoba memengaruhi hasil pemilihan umum. Meski begitu, Trump menegaskan, kumpulan informasi soal keterlibatannya dalam upaya peretasan Rusia adalah palsu.

Terlepas dari insiden di atas, yang menonjol dari konferensi pers Trump justru hal-hal yang tak ia katakan. Pasar saham dan mata uang yang menanti gambaran kebijakan ekonomi Trump, melalui pernyataan pers perdananya tersebut kecewa karena tak ada detail yang disampaikan Trump. Kekecewaan tersebut kemudian berimbas pada nilai obligasi AS dan dolar AS.

Reuters melansir, nilai dolar AS terhadap sejumlah mata uang saingannya mencapai nilai terendah dalam sebulan belakangan selepas pidato Trump. Sedangkan bursa saham AS sempat melemah, menyusul ancaman Trump terhadap perusahaan-perusahaan farmasi, yang dinilai Trump mengambil keuntungan terlalu banyak.

"Pasar kecewa dengan kurangnya perincian dalam rencana pengeluaran fiskal dalam pidato Trump," kata Kathy Lien, direktur manajer BK Asset Management di New York. Kemarin. Meski bicara banyak soal tudingan campur tangan rusia, hubungan dengan Meksiko, kepentingan bisnis Trump, serta harga obat-obatan, pasar tak menemukan kabar baik soal perekonomian dalam pernyataan Trump.

Tak ada soal detail pemangkasan pajak dan penganggaran infrastruktur. Dua hal yang dijanjikan Trump tersebut sebelumnya dinilai menjadi pemicu kepercayaan diri pasar, setelah Trump terpilih secara mengejutkan pada Oktober tahun lalu.

Riak sentimen dari AS tersebut sampai juga ke Tanah Air. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (12/1) dibuka menguat tajam hingga menembus Rp 13.263 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (11/1) rupiah ditutup di Rp 13.319 per dolar AS.

Dalam pidato kemarin, Donald Trump juga menyatakan, menyerahkan seluruh pengelolaan bisnisnya kepada kedua putranya, Eric dan Don, selama menjabat presiden. Ia mengatakan, akan memisahkan diri dengan bisnis untuk mencegah konflik kepentingan.

Pengacara Sherri Dillon mengatakan, manajemen Trump Organization akan ditransfer dan dipercayakan pada Don, Eric, dan kepala keuangan Allen Weisselberg. Trump Organization adalah perusahaan dinasti keluarga Trump yang memayungi ratusan investasi real estate, merek, dan bisnis lainnya.

Rencana tersebut dikritik oleh Direktur Badan Etika Pemerintahan AS, Walter Shaub. Menurut dia, keputusan itu tidak sesuai dengan standar Presiden AS sejak lebih dari 40 tahun lalu dan tetap tidak menghapus kemungkinan konflik kepentingan.

"Setiap presiden era modern melakukan pelepasan seutuhnya kepentingan bisnis atau investasi," kata Shaub di Washington seperti dikutip BBC. Ia merujuk pada proses presiden menjual aset-aset perusahaan dan menyerahkan penanganan bisnis pada pihak independen.

"Anaknya sendiri yang menjalankan bisnis, dan tentu ia tahu apa yang diketahui anaknya," kata Shaub. Menurut dia, keputusan Trump tidak menyelesaikan konflik kepentingan yang bakal menggelayuti masa kepresidenannya. Bagaimanapun, Shaub mengatakan, komite etik siap membantu Trump menyesuaikan keputusan.       rep: Lida Puspaningtyas, Idealisa Masyrafina, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement