Selasa 20 Dec 2016 15:00 WIB

Panglima: Semua Pesawat Harus Baru

Red:

 

Republika/Aditya Pradana Putra  

 

 

 

 

 

 

 

 

MALANG -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, Indonesia tak akan lagi membeli pesawat bekas dari negara lain. Hal tersebut ia sampaikan menyusul jatuhnya pesawat Hercules seri C-130 HS Hercules nomor registrasi A-1334 di Jayawijaya, Papua, pada Ahad (18/12).

Menurut Gatot, Presiden Jokowi sudah mengeluarkan instruksi tersebut sejak kecelakaan pesawat Hercules di Medan pada 30 Juni 2015. "Presiden sudah menegaskan untuk selanjutnya kita tidak ada lagi beli pesawat terbang usang. Semua harus baru," katanya di Malang, Senin (19/12).

Indonesia membutuhkan banyak pesawat, menurut dia, mengingat banyak daerah dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau. "Jenis pesawat apa saja yang masih dibutuhkan itu menjadi keputusan tim tersendiri," katanya.

Gatot mengatakan, tim investigasi sudah tiba di Wamena untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat yang berkandang di Skadron Udara 32 itu. Dia juga menyatakan, seluruh personel yang meninggal dalam kecelakaan tersebut akan memperoleh kenaikan pangkat sesuai sidang yang akan digelar oleh TNI AU.

Pesawat yang jatuh adalah satu dari empat pesawat hibah dari Angkatan Bersenjata Australia (RAAF), yang diserahkan ke Indonesia pada Februari 2016. Pesawat tersebut telah dioperasikan RAAF sejak 38 tahun lalu pada 1978. TNI AU mengklaim, pesawat tersebut masih layak terbang dengan sisa 65 jam terbang sebelum perawatan.

Pesawat-pesawat tersebut didatangkan melalui kesepakatan antara Kementerian Pertahanan RI dan Qantas Defence Service pada 2013. Untuk empat pesawat tersebut, Indonesia mengeluarkan biaya mencapai 60 juta dolar AS atau Rp 780 miliar dengan kurs Rp 13.000.

Artinya, tiap-tiap pesawat memakan biaya Rp 195 miliar. Biaya itu meliputi pemeliharaan tingkat berat, teknisi, pelatihan pilot, hingga pengecatan pesawat. Uang sejumlah itu separuh dari harga satu unit Hercules C-130 H baru sekira 30 juta dolar AS atau Rp 390 miliar.

Hercules jatuh di Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Ahad pagi, saat hendak mendarat dari Bandara Wamena. Pesawat itu tinggal landas dari Landasan Timika. Pesawat itu membawa 12 kru dan satu penumpang. Seluruhnya dinyatakan meninggal dunia. 

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta TNI dan Polri meningkatkan pengawasan pemeliharaan sejumlah pesawat militer yang beroperasi di Indonesia.  "Untuk semua yang berkaitan dengan pesawat-pesawat TNI ataupun Polri betul-betul harus dilihat akar dari masalah itu apa," kata Jokowi di Bank Indonesia, kemarin.

Menurut Jokowi, kedua lembaga itu perlu memperhatikan perawatan pesawat untuk meminimalisasi kecelakaan. "Memang keadaan alam di sana yang penuh dengan gunung dan perbukitan tinggi. Tetapi, sekali lagi apa pun yang namanya pemeliharaan, maintenance untuk pesawat memang harus dijaga, selalu diawasi dan yang paling penting dilihat lagi," kata Jokowi.

Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan, pesawat hibah dapat bertahan hingga usia 50 tahun selama dilakukan perawatan rutin dan penggantian mesin pesawat. "Jadi yang di Malang itu ada yang 50 tahun, tapi semua sudah diganti, mesinnya macam-macam. Sama dengan ini, ini kan memang umurnya apa, tapi kan peralatannya diganti, pesawat apa saja," kata JK di gedung Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kemarin.

Dia mengungkapkan, penyebab jatuhnya pesawat Hercules saat ini masih dalam penyelidikan. Karena itu, ia meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan tersebut. "Iya lagi diteliti masalahnya, apakah manusianya, apakah pesawatnya, cuacanya. Kita tidak tahu, tunggu saja ke depan," ucapnya.

Komandan Pangkalan Udara Manuhua Biak Kolonel Pnb Arief Widianto mengungkapkan, tim panitia penyidik kecelakaan pesawat udara (PPKPU) Markas Besar TNI Angkatan Udara akan menyelidiki penyebab kecelakaan kemarin.

Tim PPKPU akan tiba di Wamena pada Senin 19 Desember, dan langsung melakukan penyelidikan mencari penyebab jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU. Arief menyebutkan, ada istilah 5 M untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat, yakni faktor manusia, material, media, misi, serta manajemen.

Pemakaman

Jenazah korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 telah dimakamkan kemarin. Kepala Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh Mayor Sus Hamdi Londong Allo mengatakan, seluruh jenazah telah diserahkan kepada keluarga pada Senin (19/12) dini hari.

Dari 13 korban, tiga di antaranya dikebumikan di Malang pagi ini. Di antaranya Serma Fathoni dan Peltu Agung Tri di komplek pemakaman Margabaka Lanud Abdulrachman Saleh serta Peltu Suyata di Taman Makam Pahlawan Untung Suropati Malang.

"Jenazah Mayor Penerbang Marlon Ardiles Kawer diterbangkan ke Biak (Papua) besok (hari ini-Red), dan Kapten Lek Rino Pratama dibawa pulang ke Banjarmasin," kata Londong. Pemakaman Peltu Suyata dimulai pada pukul 09.30 dipimpin inspektur upacara Kolonel Tek Eddy Supriyono. Seluruh keluarga yang hadir tak bisa menyembunyikan kesedihan saat peti jenazah dimasukkan ke liang lahat.

Sedangkan jenazah Kapten Pnb Jhan Hotlan Farlin Saragih, dipulangkan ke kampung halamannya di Sumatra Utara, kemarin. Jenazahnya tiba di Lanud Soewondo, Medan Polonia, Medan, sekitar pukul 10.00 WIB. Isak tangis dan teriakan histeris anggota keluarga menyambut kedatangan jenazah tersebut.

Bripka Hotriani Kristina br Purba, istri almarhum yang mendampingi sejak dari Malang tampak terus terisak. Dia harus menggunakan kursi roda karena lemas dan menggunakan alat bantu pernapasan. Dua putranya yang berusia empat dan dua tahun tampak digendong dan dituntun kerabat mereka.      rep: Christiyaningsih, Dessy Suciati Saputri, Issha Harruma/antara, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement