Senin 05 Dec 2016 13:00 WIB

Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Red:
Ribuan warga turut memeriahkan Aksi Damai 'Kita Indonesia' di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (4/12). Aksi yang dimeriahkan dengan parade kesenian dan budaya dari berbagai daerah tersebut guna mengokohkan kembali semangat kebangsaan dan cinta indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Ribuan warga turut memeriahkan Aksi Damai 'Kita Indonesia' di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (4/12). Aksi yang dimeriahkan dengan parade kesenian dan budaya dari berbagai daerah tersebut guna mengokohkan kembali semangat kebangsaan dan cinta indonesia.

JAKARTA -- Ribuan elemen masyarakat dari berbagai suku, agama, golongan, maupun partai politik menghadiri Parade Budaya Kita Indonesia, di Jakarta, kemarin. Parade digelar di sepanjang jalur hari bebas kendaraan (car free day/CFD) di ruas Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Ahad (4/12).

Selain dipusatkan di area Bundaran Hotel Indonesia, Parade Budaya Kita Indonesia juga diramaikan panggung hiburan yang dipasang di sejumlah titik. Salah satunya di depan Gedung Sarinah.

Dalam aksi yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB, terdapat puluhan ekor burung merpati yang dilepaskan sebagai simbol perdamaian. Selain iring-iringan, sepanjang Jalan MH Thamrin hingga ke Bundaran HI juga diramaikan dengan pertunjukan barongsai, reog ponorogo, sisingaan, dan ditutup dengan aksi grup musik kenamaan Slank pada pukul 11.00 WIB.

Koordinator penyelenggara parade, Yorrys Raweyai, menyatakan, Parade Budaya Kita Indonesia menghadirkan nilai kebangsaan melalui Bhinneka Tunggal Ika. "Kegiatan ini dalam rangka menjunjung tinggi nilai kebangsaan," ujar Yorrys.

Politikus Partai Golkar ini menegaskan, parade ini tidak bermuatan politik atau mendukung salah satu pasangan calon pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017-2022 meski diselenggarakan oleh partai politik pendukung pemerintah. Yorrys pun memastikan, kegiatan ini merupakan bentuk syukuran yang mengedepankan semangat pluralisme.

Sekretaris Kepanitian Icky Nanzel menjelaskan, Parade Budaya Kita Indonesia bertujuan mengawal rasa kebangsaan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagaimana Yorrys, Icky mengatakan, kegiatan tersebut tidak memiliki tendensi politis meski diprakarsai oleh tiga partai politik, yaitu Partai Golkar, Partai Nasdem, dan Partai Persatuan Indonesia (PPP), di hari bebas kendaraan bermotor itu.

Dalam pidato di panggung utama, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan, tanpa persatuan dan kesatuan, mustahil bagi bangsa ini mencapai cita-cita kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. "Kita harus bersatu. Jangan tercerai-berai, saling hujat satu sama lain," katanya.

Surya mengimbau seluruh komponen bangsa untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan. Selaku bagian dari partai pendukung pemerintah, Surya kemudian meminta agar pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla bekerja lebih keras lagi.

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengapresiasi Parade Budaya Kita Indonesia. Tak lupa, Setya memuji langkah Presiden menunaikan shalat Jumat bersama dengan ratusan ribu Muslim yang mengikuti Aksi Bela Islam III di Silang Monas, Jakarta, Jumat (2/12).

"Hari ini luar biasa. Kemarin, Presiden kita shalat Jumat bersama rakyat. Ini menunjukkan suasana yang tenteram. Pada hari ini kita membuktikan bahwa bangsa kita yang damai dan ramah-tamah. Kita jadikan momentum ramah-tamah kita. Kita Indonesia," ungkap Setya.

Banyak kejanggalan

Meski berjalan lancar hingga berakhir pada pukul 12.00 WIB, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) melihat banyak kejanggalan pada Parade Budaya Kita Indonesia. Koordinator Pusat BEM SI sekaligus Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta Bagus Tito Wibisono mengatakan, parade tersebut dilaksanakan pada hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau CFD. Selain itu, ditemukan banyak sekali atribut partai politik yang diusung oleh peserta.

"Di Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2016 Pasal 7 ayat 2 secara tegas disebutkan HBKB tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan partai politik dan SARA serta orasi ajakan yang bersifat menghasut," kata Bagus kepada Republika. Ia menegaskan, dengan demikian, Parade Budaya Kita Indonesia dapat dikatakan sebagai aksi yang melanggar konstitusi.

Selain itu, para penegak hukum tampak tebang pilih dalam menegakkan supremasi hukum. Nyatanya, tidak ada penindakan dari aparat penegak hukum terhadap aksi yang jelas-jelas melanggar konstitusi tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengatakan, atribut partai memang tidak diperbolehkan dibawa dalam Parade Budaya Kita Indonesia. Iriawan menjelaskan, izin kegiatan parade kebudayaan itu sebenarnya sudah diajukan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Namun, pada saat berlangsungnya acara ternyata banyak peserta aksi yang menggunakan atribut partai.

"Buktinya ada di sini (ada atribut partai—Red), jadi silakan panwas dan Bawaslu yang menilai sendiri. Tapi, yang jelas, (seharusnya) tak ada kampanye di sini dan saya sudah sampaikan itu (ke penyelenggara)," ujar Iriawan.

Tidak hanya itu, selepas acara berakhir, tampak sampah bertebaran di jalan-jalan. Taman-taman pun rusak lantaran diinjak peserta Parade Budaya Kita Indonesia. Berdasarkan pantauan Republika, di depan pos polisi Bundaran HI tampak sampah berupa bekas kemasan makanan berhamburan.

Salah satu pengunjung rutin car free day, Anis (32), yang datang bersama suaminya, Eko (35), menyesalkan banyaknya sampah yang bertebaran tersebut. Sebab, biasanya tidak ditemukan sampah pada CFD.

"Kami biasanya datang di tiap CFD untuk lari-lari, tapi hari ini tak bisa. Saya juga sesalkan sampahnya kayak gini amat," ujarnya.

Tidak hanya sampah, tanaman di atas pembatas jalan yang berada di pos polisi depan Hotel Kempinski juga rusak parah gara-gara diinjak-injak oleh peserta parade. Tanaman-tanaman tersebut kini sudah tampak rata menyentuh tanah.

Kasi Pengendalian Kebersihan Jakarta Pusat Risart Saristian turut menanggapi kerusakan taman tersebut. Menurut dia, rusaknya taman tersebut lantaran masih kurangnya kesadaran dari masyarakat.

Ia mengatakan, untuk membersihkan sampah-sampah di lokasi acara Parade Budaya Kita Indonesia, Suku Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Jakarta Pusat harus mengerahkan ratusan pasukan oranye yang didatangkan dari kecamatan. Total personel yang dikerahkan mencapai 150 orang. "Itu untuk bersihkan sampah," kata Risart. rep: Muhyiddin , Ahmad Islamy Jamil  antara ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement