Kamis 01 Dec 2016 13:00 WIB

'Pegal, Lecet, Insya Allah Sanggup ke Jakarta'

Red:
Sejumlah warga tengah bersiap menyambut para peserta long march di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (30/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah warga tengah bersiap menyambut para peserta long march di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (30/11).

Langkah kaki Dimyati Amin telah menjejak Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/11). Tanpa terasa sudah lebih dari 24 jam ia berjalan dari Masjid Agung Ciamis. Sekujur tubuhnya pun mulai kelelahan. Meskipun demikian, Dimyati enggan berhenti.

Tekad untuk ke Jakarta demi mengikuti Aksi Bela Islam III atau dikenal dengan Aksi 212 teramat besar. "Iya capek sih. Ini paling lecet doang, pegel ada, sudah jalan dua hari. Tapi, niatnya karena Allah, jadi nikmatin aja. Insya Allah sanggup ke Jakarta," kata murid Ponpes Miftahul Huda ini kepada Republika.

Pernyataan senada disampaikan Ahmad Husain. Ia mengaku ingin membela Islam dalam Aksi 212. Hal itu yang memotivasinya untuk terus melangkahkan kaki, selangkah demi selangkah. "Ini perjuangan demi membela Islam. Jadi, saya bakal jalan terus. Saya kuatin aja, soalnya kan sama teman-teman juga," kata Ahmad.

Dimyati dan Ahmad hanya sebagian dari ratusan massa aksi yang berjalan kaki dari Ciamis. Mereka berangkat setelah berkumpul dan berdoa di Masjid Agung Ciamis, Senin (28/11) siang.

Tidak hanya santri dan ulama, perjalanan mereka juga diikuti oleh umat Islam lainnya. Menurut pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda, KH Nonop Hanafi, keputusan mereka berjalan kaki tak lepas dari ketiadaan bus yang akan membawa ke Jakarta.

Jalan kaki pun menjadi pilihan. Rentang jarak sekitar 300 kilometer yang memisahkan Ciamis dan Jakarta tidak menyurutkan semangat mereka.

Tidak hanya itu, sepanjang perjalanan melintasi Tasikmalaya, Garut, dan Bandung, satu demi satu umat Islam bergabung dengan rombongan ini. Muslim di titik-titik yang dilintasi pun antusias menyambut.

Tidak hanya itu, mereka juga memberi bekal beragam, termasuk makanan. Menurut koordinator aksi, Saeful Khiyar, jumlah massa sampai dengan Rabu (30/11) mencapai 3.000 orang.

Ia meyakini massa aksi akan terus bertambah hingga 10 ribu orang. "Apalagi dari Bogor banyak yang mau ikut. Kami pertimbangkan juga rute yang dilalui sekaligus menambah massa yang sudah nunggu," ujarnya.

Hingga tulisan ini dibuat, rombongan telah tiba di Jalan Gedebage, Kota Bandung. Mereka sedang beristirahat tepatnya di samping Polda Jawa Barat. "Kondisi alhamdulillah sehat, kuat. Karena hujan, kami berteduh dan shalat Ashar," kata Saeful.

Selain dari Ciamis, massa aksi dari sejumlah daerah telah bergerak menuju Ibu Kota. Dari Pulau Jawa, mereka berasal dari Malang (Jawa Timur), Banyumas (Jawa Tengah), hingga Bogor (Jawa Barat).

Sebagaimana di Ciamis, mereka terkendala oleh ketiadaan bus yang akan mengangkut ke Jakarta. Alasan perusahaan otobus (PO) bermacam-macam.

Mulai dari kebijakan masing-masing PO hingga penuhnya jadwal. Tidak hanya dari Pulau Jawa, massa Aksi 212 juga berdatangan dari pulau-pulau lainnya di Tanah Air, seperti Bandar Lampung (Lampung) dan Denpasar (Bali).

Presiden Joko Widodo menanggapi aksi jalan kaki yang dilakukan Muslim asal Ciamis untuk mengikuti Aksi 212. Presiden mempersilakan umat Islam dari daerah datang ke Jakarta untuk berpartisipasi dalam aksi.

"Ya, kan mereka semangat. Yang penting nanti dalam aksi damai itu tidak ada rusuh. Karena, ini kan namanya doa bersama, bukan demo," kata Presiden di teras belakang Istana Merdeka, Rabu (30/11). Terkait doa bersama, dia mengatakan, ribuan massa yang hadir nanti diharapkan memanjatkan doa untuk kebaikan bangsa Indonesia.

Secara khusus, Presiden berharap agar Indonesia tetap damai, makin makmur, dan sejahtera. "Saya kira doanya akan ke sana, untuk persatuan kita," ujarnya.

Namun, Presiden sendiri belum dapat memastikan apakah dia akan hadir dalam Aksi 212 atau tidak. Saat ditanya apakah pada Jumat, Presiden ada agenda kerja, Jokowi tidak menjawab dengan tegas. Pada Aksi Damai 4/11, Presiden tak berada di Istana dengan dalih meninjau proyek kereta bandara di Soekarno-Hatta.

Solidaritas umat

Sebagaimana Aksi Bela Islam I dan II, sejumlah komponen umat Islam berpartisipasi demi menyukseskan Aksi Bela Islam III. Dimulai dari menyediakan tempat menginap gratis hingga menyiapkan sajadah.

Salah satunya adalah Yayasan Kafila Thoyiba yang berada di Ciracas, Jakarta Timur. Yayasan ini menyediakan tempat bagi massa aksi dari sejumlah daerah.

Juru bicara Yayasan Kafila Thoyiba, Hasan Basri, mengatakan, beberapa rombongan sudah mengonfirmasi akan menginap. "Kemarin (Selasa 29/11) sudah ada 10 orang dari Solo. Tadi juga sudah konfirmasi dari Garut yang dekat Depok," ujarnya.

Hasan menambahkan, dua lapangan futsal dengan ukuran standar nasional akan digunakan sebagai tempat menginap. Yayasan ini juga akan memfasilitasi rombongan dengan dapur umum.

Menurut Hasan, Yayasan Kafila Thoyiba juga menyediakan tempat menginap ataupun dapur umum pada Aksi Bela Islam II. Selain Yayasan Kafila Thoyiba, sejumlah masjid juga digunakan sebagai tempat singgah massa aksi dari daerah, seperti Masjid Al Fattah di kawasan Menteng, Masjid Al Ikhlas di Kampung Bali, Masjid Al Barokah di Petamburan, Rumah Quran Youthcare di Pasar Minggu, dan Masjid Al Ikhlas Tebet.

Tidak hanya menyediakan tempat bermalam, solidaritas Muslim lainnya hadir dalam wujud penyediaan sajadah. Penggagasnya seorang dokter bernama Fifi Lifriantini.

Menurut Fifi, dana sajadah adalah donasi yang dikumpulkan masyarakat untuk membeli sajadah dan akan diberikan pada peserta Aksi 212 yang tidak membawa sajadah. Ide ini murni spontanitas.

Setelah itu, Fifi lantas menuliskan gagasannya dalam akun Facebook pribadinya, Ahad (27/11) malam. Dia menulis keinginannya untuk membawa 10 hingga 20 sajadah untuk diberikan kepada peserta Aksi 212 yang lupa membawanya. Fifi pun tak lupa menawarkan pada rekan-rekannya di Facebook apakah ada yang ingin bergabung atau tidak.

Tak disangka, antusiasme atas penggalangan sajadah itu sangat besar. Hingga kemarin pagi, total donasi terkumpul hampir Rp 39 juta.

"Dengan uang yang terkumpul, bisa beli 1.600 lembar sajadah," ujarnya. Namun, hingga kini Fifi belum mengetahui pasti titik-titik tempat sajadah akan dibagikan.

Satu yang pasti, dia akan memprioritaskan pemberian bagi peserta Aksi 212 yang tak membawa sajadah. Tak lupa Fifi berterima kasih atas partisipasi masyarakat berupa penggalangan dana sajadah.

Menurut dia, besarnya antusiasme merupakan ghirah (semangat) umat Islam Indonesia. Oleh Rizky Jaramaya, Muhammad Fauzi Ridwan  Djoko Suceno/Ekowidiyatno/Christiyaningsih/Halimatus Sa'diyah/Santi Sopia/Mursalin Yasland/Ahmad Baraas/Lintar Satria/Qommarria Rostanti ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement