Ahad 27 Nov 2016 15:00 WIB

Perginya Sang Penentang Amerika Sejati

Red:
Sebuah gambar dari mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro, dikelilingi oleh lilin dan bunga mawar, bersandar di dinding universitas dimana Castro belajar hukum di Havana, Kuba, Sabtu, (26/11).
Foto: AP/ Ramon Espinosa
Sebuah gambar dari mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro, dikelilingi oleh lilin dan bunga mawar, bersandar di dinding universitas dimana Castro belajar hukum di Havana, Kuba, Sabtu, (26/11).

Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, tak mampu melawan tua. Orang yang paling dibenci oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) tersebut harus merelakan dirinya terbujur kaku ketika ajal mejemputnya pada Jumat (25/11) di Havana atau Sabtu (26/11) WIB, pada usia 90 tahun.

Tak ada lagi raut garang di wajah mantan orang nomor satu di Kuba selama hampir 50 tahun itu. Adapun yang tinggal dari sosok penentang setidaknya 10 presiden AS adalah rasa ketidakpercayaan warga Kuba terhadap kabar kematiannya.

Saya selalu percaya ia akan hidup selamanya, tapi itu memang tidak benar, kata Carlos Rodriguez, seorang remaja 15 tahun.

Kepergian Fidel Castro, pemimpin revolusioner Kuba yang membangun sebuah negara komunis di ambang pintu AS dan selama lima dekade melawan upaya AS untuk menggulingkannya, pertama kali diungkapkan oleh televisi Pemerintah Kuba. Kondisi kesehatan Castro memburuk sejak mengalami penyakit usus yang hampir membunuhnya pada 2006.

Fidel Castro adalah anak seorang buruh di perusahaan gula milik AS. Ia lahir pada 1926 di Kuba dari ayahnya, seorang imigran Spanyol. Bekerja di perusahaan AS membuatnya mampu membangun ladang sendiri hingga bisa sejahtera.

Castro bisa belajar hingga ke Universitas Havana. Ia mendapatkan gelar sarjana ilmu sosial dan hukum di sana. Masa pemberontakannya dimulai pada 1952. Saat itu ia mencicipi kurungan jeruji besi untuk pertama kalinya.

Ia menyerang barak militer Moncada di Kota Santiago bersama teman-temannya, termasuk Raul. Saat itu, banyak rekannya yang tewas. Saat keluar penjara, ia pergi ke Meksiko dan membentuk band pemberontak yang akhirnya kembali pada 1956.

Tiga tahun kemudian, puluhan ribu orang tumpah di jalanan untuk merayakan jatuhnya kepemimpinan Fulgencio Batista. Castro muncul sebagai kandidat terkuat yang memenuhi kriteria pemimpin baru.

AS adalah salah satu yang mengakui kepemimpinan Castro. Saat itu, AS berharap Castro akan memilih demokrasi, bukan sosialis. Hingga akhirnya Castro menerapkan reformasi ekonomi radikal.

Castro mulai membuang perintilan AS dari negerinya. Ia menghukum pejabat pemerintahan lama di awal kepengurusan.

Setidaknya 582 orang dieksekusi dalam waktu dua tahun, 15 ribu orang dipenjara, ratusan ribu rakyat Kuba melarikan diri, media independen ditutup, hingga homoseksual dikirim ke kamp untuk diluruskan.

Castro pindah ke blok Soviet dan Washington mulai membuangnya. AS memutuskan segala hubungan ekonomi. Sebagai gantinya, Castro menyita satu miliar aset AS. Pemerintah AS memberlakukan embargo perdagangan hingga melarang ekspor.

Hubungan diplomatik pun diputus pada 1961. Pada tahun itu, Castro mendeklarasikan revolusi Kuba menjadi sosialis.

Castro menciptakan negara satu partai dan menjadi tokoh sentral dalam Perang Dingin.

Dia dianggap sosok yang jahat oleh AS dan sekutu-sekutu AS, tetapi dikagumi oleh banyak kaum kiri di seluruh dunia, terutama kaum revolusioner sosialis di Amerika Latin dan Afrika.

Mentransformasi Kuba dari sebuah taman bermain untuk orang-orang kaya Amerika menjadi simbol perlawanan terhadap Washington, Castro mengalahkan 10 presiden berkuasa AS.

Dia menangkis invasi yang didukung CIA di Teluk Babi pada 1961 serta upaya pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya.

Teluk Babi adalah sebuah teluk kecil yang terletak di pantai selatan Kuba. Pada 1910, teluk itu termasuk dalam Provinsi Santa Clara kemudian menjadi bagian Provinsi Las Villas pada 1961. Setelah itu, Teluk Babi masuk ke Provinsi Cienfuegos ketika enam provinsi asli di Kuba diubah menjadi empat belas provinsi.

Aliansi Castro dengan Moskow telah memicu Krisis Misil Kuba pada 1962, yakni konfrontasi selama 13 hari dengan AS -tindakan yang paling dekat membawa dunia ke perang nuklir. Dengan mengenakan seragam militer hijau dan mengunyah cerutu selama bertahun-tahun berkuasa, Castro terkenal karena pidato panjang dan menggebu-gebu yang penuh dengan retorika pedas, yang sering ditujukan kepada AS.

Di Kuba, ia menyapu kapitalisme dan memenangkan dukungan untuk menyediakan sekolah dan rumah sakit bagi orang miskin. Namun, dia juga menciptakan banyak musuh dan kritikus, yang terkonsentrasi di antara warga Kuba, di pengasingan, Miami, yang melarikan diri dari pemerintahannya. Karena melihat dia sebagai tiran yang kejam.

Pada akhirnya, pemerintahan Castro bukan berakhir karena upaya Washington dan pengasingan Kuba, maupun runtuhnya komunisme Soviet. Sebaliknya, penyakit memaksa Castro untuk menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raul Castro, untuk sementara pada 2006 dan secara definitif pada 2008.

Meskipun Raul Castro selalu memuji kakaknya, sejak mengambil alih kuasa, ia telah mengubah Kuba dengan memperkenalkan reformasi ekonomi bergaya pasar dan sepakat dengan AS pada Desember untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan mengakhiri permusuhan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Enam pekan kemudian, Fidel Castro hanya menawarkan dukungan suam-suam kuku untuk kesepakatan itu. Sikap Castro tersebut menimbulkan pertanyaan tentang persetujuannya mengakhiri permusuhan dengan musuh lamanya, AS.

Pada tahun-tahun terakhirnya, Fidel Castro tidak lagi memegang jabatan kepemimpinan. Dia menulis komentar di koran tentang isu-isu global dan kadang-kadang bertemu dengan para pemimpin asing, tetapi ia tinggal dalam semi-pengasingan.

Kematiannya yang sebelumnya akan menimbulkan tanda tanya atas masa depan Kubatampaknya tidak akan memicu krisis karena Raul Castro (85 tahun) telah mengambil alih kekuasaan dengan mantap.    Oleh Lida Puspaningtyas/reuters, ed: Firkah Fansuri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement