Sabtu 12 Nov 2016 14:00 WIB

BANGKITKAN PERSEPAKBOLAAN

Red:
Edy Rahmayadi Jabat Ketua Perwakilan Klub ISL mengikuti pada Kongres PSSI di Jakarta, Kamis (10/11).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Edy Rahmayadi Jabat Ketua Perwakilan Klub ISL mengikuti pada Kongres PSSI di Jakarta, Kamis (10/11).

JAKARTA -- Para pegiat sepak bola Tanah Air menaruh harapan besar terhadap Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Letjen Edy Rahmayadi yang terpilih pada Kamis (10/11) malam. Mereka menginginkan, kepemimpinan baru tersebut bisa membenahi karut-marut persepakbolaan dan membangkitkan prestasi Indonesia.

Mantan pelatih timnas Indo nesia, Rahmad Darmawan, berharap Edy Rahmayadi sebagai pemegang kendali tampuk kepemimpinan PSSI bisa menghadirkan perubahan bagi sepak bola di bumi pertiwi.

Tentu harapan saya, juga masyarakat luas (pencinta sepak bola) adalah Edy bisa membenahi sepak bola Tanah Air untuk menjadi lebih baik lagi dalam segala hal, ujar pelatih berusia 49 tahun itu saat dihubungi Republika, Jumat (11/11).

Pria yang saat ini menangani klub asal Malaysia, FC T-Team, itu juga menginginkan, PSSI nantinya bisa lebih fokus dalam mengembangkan bakat-bakat muda dengan cara memfasilitasi kompetisi reguler di berbagai jenjang usia. Pun demikian, ditunjang oleh infrastruktur lapangan yang baik dan memberikan latihan disiplin yang dipimpin oleh tenaga ahli berkapabilitas tinggi.

Tiga program tersebut saya harap bisa menjadi fokus ketua umum PSSI terbaru dalam masa jabatannya ke depan, katanya. Edy Rahmayadi, yang juga menja bat sebagai panglima Komando Strategi AD, resmi menyandang jabat an orang nomor satu di PSSI de ngan memenangi pe mungutan suara pada Kongres PSSI di Hotel Mercure Ancol, Kamis (10/11).

Edy unggul telak dari enam pesaing caketum lainnya. Ia mendapatkan 76 suara dari total 107 pemilih yang diizinkan memberikan suaranya pada pemilihan tersebut. Optimisme atas terpilihnya Edy juga datang dari tokoh persepak bolaan, Agus Santoso.

Tentunya beliau memiliki solusi yang tepat untuk membawa sepak bola Tanah Air menjadi lebih baik, kata manajer Persiwa Wamena itu kepada Republika, kemarin. Agus mengatakan, ia perca ya dengan kemampuan Edy Rah ma yadi sebagai ketua umum PSSI.

Meski Edy merupakan sosok baru di ranah sepak bola nusantara, Agus yakin, semangat dan daya juang tinggi khas TNI menjadi keunggulan sang pemimpin baru. Namun, Agus juga mem pertanyakan waktu yang akan di ambil Edy untuk meng urus dua kepemimpin an sekaligus, yakni sebagai pang kostrad dan ketua umum PSSI.

Sepak bola Tanah Air memerlukan pem benahan yang khusus, setelah mengalami gejolak panjang dari pembekuan dan sebagai nya. Jadi, ini merupakan pekerjaan yang cukup menguras tenaga beliau untuk me nangani dua komite yang berbeda, kata Agus.

Adapun, pelatih berpengalaman yang juga mantan pemain timnas Indonesia era 1980-an, Jaya Hartono, mengungkapkan, Edy Rahmayadi bukanlah satu-satunya sosok pimpinan PSSI yang merangkap jabatan. Sebelumnya, nama Azwar Anas pernah didapuk sebagai ketua umum PSSI saat masih menjabat sebagai menko kesra pada periode 1993-1998.

Saya rasa Edy Rahmayadi sudah mem perhitungkan hal itu (membagi waktu) sebagai pangkostrad, juga ketum PSSI, kata eks pelatih Persik Kediri dan Persisam Samarinda itu. Pelatih berusia 53 tahun itu pun berharap, wajah baru di kepengurusan PSSI dapat memberikan perubahan positif dalam sepak bola Tanah Air.

Semoga kita dapat 'belajar dan berlari' untuk membangun sepak bola Indonesia dengan baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain di Asia. Sedangkan anggota DPR dari Komisi X, Ridwan Hisjam, berharap Edy Rahmayadi bisa menjaga netralitas PSSI.

Tidak boleh ada adu kepentingan dalam organisasi, apalagi sampai mengganggu sepak bola kita, kata dia, kemarin. Ridwan meyakini, Edy dapat mem persatukan isi kepala anggota PSSI.

Selain itu, anggota DPR dari Fraksi Golkar ini berharap, tidak ada lagi konflik antara PSSI dan pemerintah yang berujung pada pembekuan PSSI. Semua harus berjalan ber sama. Hilangkan kepentingan kelompok, kata dia.       rep: Anggoro Pramudya, Gilang Akbar Prambadi, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement