Selasa 11 Oct 2016 14:00 WIB

Hillary-Trump Dinilai 'Menjijikkan' Politik AS

Red:

ST LOUIS – Debat kedua antara calon pemimpin Amerika Serikat (AS), negara adidaya satu-satunya di dunia, kering dari isu-isu substansial. Kedua calon, baik Hillary Clinton maupun Donald Trump, justru lebih kerap saling menyerang persoalan pribadi masing-masing dalam debat yang oleh sebagian media di AS disebut paling menjijikkan sepanjang sejarah persaingan presiden AS.

Kedua calon memasuki arena debat di Universitas Washington, St Louis, Missouri, Ahad (9/10) waktu setempat, tanpa berjabat tangan. Tatapan dingin juga dilontarkan satu sama lain.

Dalam perdebatan, kedua calon kerap menginterupsi satu sama lain sehubungan serangan yang memanas. Pada satu titik dalam debat kemarin, Trump bahkan sempat memanggil Hillary "the Devil" alias "si Setan". Sebaliknya, Hillary menyebut Trump hidup dalam dunia yang berbeda.

Trump mengatakan bahwa sepanjang 30 tahun karier politik Hillary, tak ada satu pun capaian membanggakan yang diraihnya. Sedangkan, Hillary menekankan, Trump sebagai konglomerat tentunya hanya akan memedulikan golongan berada saja.

Debat kemarin tidak hanya disiarkan di televisi, tetapi juga di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Para pengguna media sosial dapat langsung mengomentari penampilan dan jawaban Hillary maupun Trump.

Hillary sebagai calon dari Partai Demokrat juga mencoba menyerang terkait bocoran rekaman komentar cabul Trump yang dilontarkan pada 2005 silam. Dalam rekaman itu, Trump terekam mengatakan bahwa ia bisa "meraba-raba" bagian kewanitaan perempuan mana pun dengan statusnya sebagai miliuner dan selebritas.

"Itulah Donald Trump yang sejati," kata Hillary terkait rekaman itu. Ia kemudian meminta masyarakat AS menimbang matang-matang apakah mereka menginginkan pemimpin seperti itu untuk mewakili mereka pada hari pencoblosan November nanti.

Sebaliknya, Trump melancarkan serangan kepada suami Hillary, Bill Clinton, dengan dugaan hubungan gelapnya bersama sejumlah perempuan selama yang bersangkutan menjabat sebagai presiden AS. "Bill Clinton kerap melecehkan perempuan dan Hillary Clinton menyerang perempuan-perempuan itu (yang mengadukan suaminya—Red), menyerang mereka dengan kejam," ujar calon dari Partai Republik itu menuding.

Trump menambahkan, yang terekam pada 2005 sekadar kata-kata dan basa-basi, sementara Bill Clinton benar-benar telah melancarkan aksinya. Atas tudingan itu, Hillary menjawab, "Sangat banyak hal yang dikatakan Trump tak benar."

Dalam debat bergaya pertemuan balai kota kemarin, sejumlah hadirin melontarkan sejumlah pertanyaan soal kebijakan masing-masing calon. Hillary mencoba menjawab satu per satu pertanyaan-pertanyaan itu. Di pihak lain, Trump tampak kurang tertarik menjawab dan lebih berupaya terus menyerang Hillary.

Hillary tampak menyadari hal itu. Ia pun mengatakan bahwa lawannya sengaja menghindari topik mengenai kebijakan karena para petinggi partai telah menarik dukungan menyusul skandal rekaman komentar cabul.

Bagaimanapun, Trump tak mengendurkan serangan. Ia lagi-lagi menyoal penggunaan server pribadi saat Hillary menjabat sebagai menteri luar negeri AS. Menurut Trump, ia bakal langsung memenjarakan Hillary terkait kasus tersebut jika terpilih sebagai presiden.

Dari sebuah penyelidikan terhadap kasus surat-surat elektronik Clinton yang dilakukan oleh FBI selama hampir setahun, disimpulkan pada awal 2016 dengan tidak ada tuntutan yang diajukan. Namun, Direktur FBI James Comey mengatakan, Clinton telah bertindak sangat ceroboh dalam penanganan surat elektronik berisi rahasia penting negara.

Trump juga menuding Hillary kerap berbohong tentang banyak hal. Salah satunya, ia menuding Hillary berbohong soal tak mendukung perjanjian dagang Trans-Pacific Partnership (TPP) yang dinilai sejumlah pengamat bakal merugikan pekerja di AS. "Dia juga menyimpan kebencian yang besar di hatinya," kata Trump.

Trump kemudian mengungkit bocoran e-mail dari Wikileaks yang menunjukkan Hillary kerap mengeluarkan pendapat berbeda terkait isu-isu tertentu pada forum tertutup dibandingkan komentar yang ia ungkapkan ke publik. Terkait tudingan itu Hillary menjawab, hal serupa juga dilakukan presiden-presiden AS terdahulu, seperti Abraham Lincoln.

Sedangkan, Hillary kembali menyerang Trump soal komentarnya terkait seorang mantan Miss Universe yang menurut Trump terlalu gemuk. Trump bergeming dengan menyatakan bahwa perempuan yang dimaksud Clinton bukan wanita baik-baik.

Kedua calon juga saling menuduh bahwa masing-masing berupaya memecah belah Amerika Serikat. Hillary mengingatkan pemirsa soal retorika Trump yang kerap melecehkan kaum minoritas, seperti etnik Hispanik dan Muslim. Sementara, Trump menyinggung pernyataan Hillary bulan lalu yang menyebut para pendukung Trump sebagai sekelompok orang memalukan.

Sejumlah hal terkait kebijakan juga sempat diperdebatkan kedua calon. Di antaranya soal program asuransi kesehatan Presiden Barack Obama yang tak bersedia dilanjutkan Trump dan didukung Hillary.

Selain itu, dibahas juga soal kebijakan perang di Timur Tengah. Kedua kandidat tak terpaut jauh dalam kebijakan tersebut. Masing-masing memercayai masih perlunya intervensi Amerika Serikat dalam berbagai konflik di kawasan tersebut.

Trump juga mencoba mengoreksi rencananya soal melarang Muslim mengunjungi Amerika Serikat. Saat ditanyai moderator Martha Raddatz terkait rencana itu, Trump mengatakan, kebijakannya melarang Muslim memasuki AS bakal berubah.

Suasana debat kemarin didinginkan pertanyaan salah seorang peserta soal hal yang dikagumi masing-masing calon presiden dari saingannya. Terkait pertanyaan itu, Hillary mengatakan, ia mengagumi pengabdian anak-anak Trump terhadap ayah mereka . Sedangkan, Trump menyatakan, ia mengagumi sikap Hillary yang pantang menyerah.

Terkait saling tukar celaan terhadap persoalan pribadi masing-masing, sejumlah media di AS menunjukkan sikap masing-masing. The New York Times menulis dalam liputan mereka soal debat kedua tersebut, bahwa yang ditunjukkan kedua calon adalah "momen yang sangat menjijikkan, menunjukkan serangan personal yang jarang ditunjukkan calon-calon presiden lainnya".

Sedangkan, USA Today menulis bahwa debat calon presiden menggelinding dari menjijikkan menjadi semakin menjijikkan. Washington Post menilai debat kemarin sangat kelam dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam debat presidensial yang bermartabat di AS.

Terlepas dari debat, calon wakil presiden yang mendampingi Trump, Michael Pence, mencicitkan lewat akun Twitter-nya bahwa Trump memenangi debat kedua kemarin. Ia kemudian menegaskan kesediaannya mendampingi Trump. Selain itu, tak ada petinggi Partai Republik yang mencabut dukungan selepas debat seperti yang terjadi sepekan belakangan menyusul beredarnya rekaman komentar cabul Trump.

Berbeda dengan Pence, media-media ternama di AS, seperti Los Angeles Times,  Washington Post, The New York Times, menilai Hillary tetap memenangi perdebatan. Salah satu alasannya, Hillary mampu menahan diri dari serangan bertubi-tubi Trump.

Hillary dinilai berhasil menolak godaan melancarkan serangan yang merendahkan seperti yang dilakukan saingannya. "When they go low, you go high," kata Hillary terkait strategi tak ikut-ikutan menyerang secara membabi buta tersebut.      rep: Fitriyan Zamzami, Puti Almas, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement