Kamis 29 Sep 2016 14:00 WIB

Jawa Barat tak Terkejar

Red:

BANDUNG -- Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jawa Barat (Jabar) bakal ditutup Kamis (29/9) ini. Hingga hari terakhir perebutan medali, perolehan medali kontingen Jawa Barat dipastikan tak bisa lagi dikejar daerah-daerah lain.

Hingga kemarin petang, olahragawan dan olahragawati Jabar sudah mengoleksi 528 medali dengan perincian 216 medali emas, 154 perak, dan sisanya 158 medali perunggu. Sedangkan kontingen Jawa Timur (Jatim) menempati peringkat dua dengan total 384  medali yang terdiri atas 128 medali emas, 130 medali perak, dan 126 perunggu. DKI Jakarta yang merupakan juara pada PON VIII/2012 Riau tepat di bawahnya dengan total 366 medali, yang terdiri atas 125 medali emas, 125 medali perak, dan 116 medali perunggu.

Sampai pukul 16.15 WIB kemarin, masih tersisa 21 nomor pertandingan perebutan medali. Bahkan, dengan asumsi kontingen Jawa Timur atau Jawa Barat memenangi seluruh nomor tersebut, perolehan medali Jawa Barat tak mungkin terkejar. Jabar sudah memimpin perolehan beberapa hari setelah pertandingan pertama dimulai pada 19 September lalu.

Dari medali-medali yang diperebutkan kemarin, sebagian juga dimenangi atlet dari kontingan Jabar. Di cabang bola voli putri, misalnya, tim Jawa Barat berhasil meraih medali emas seusai menaklukkan tim Jawa Timur tiga set langsung. Sedangkan di cabang bola basket putra, tim Jawa Barat meraih medali emas setelah menaklukkan Jawa Timur di final perebutan medali. Berlaga di GOR C-Tra Arena Kota Bandung, Jabar menang dengan angka 62-49.

Dalam sejumlah pertandingan kemarin, DKI mampu menambah medali dari lima cabang yang diperlombakan. DKI berjaya di cabang bulu tangkis, balap sepeda, softball, atletik, dan baseball. Sedangkan Jawa Timur, membuat bendera mereka berkibar paling atas di delapan cabang olahraga. Dari cabang gulat, tenis meja, hingga balap sepeda, mereka berhasil menambah masing-masing dua medali emas. Selebihnya, masing-masing satu dari tarung derajat dan bola voli indoor.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menekankan, prestasi kontingen daerahnya tak datang tiba-tiba. "Kalau sekarang kami di posisi sementara ada di peringkat pertama, resep besarnya kami melakukan persiapan selama empat tahun sebelum PON digelar," kata pria yang akrab disapa Aher itu di Media Center Utama (MCU) PON XIX, Bandung, Rabu (28/9) malam.

Soal bonus bagi atlet, Aher mengatakan, masih dirahasiakan. Yang jelas, menurut dia, Pemprov Jabar akan menghargai atlet-atlet yang berlaga dan berprestasi.  "Untuk sampai prestasi emas, latihannya luar biasa. Apalagi, setahun terakhir ini, jadi wajar kalau kami beri perhatian dalam bentuk bonus, termasuk masa depannya," kata dia.

Mengenai target kontingen Jabar untuk PON XX di Papua 2020 nanti, Aher mengatakan, mempertahankan prestasi pasti akan lebih sulit daripada meraihnya. Tapi, Ketua Umum PB PON XIX itu berharap Jabar bisa mempertahankan posisi tiga sampai empat besar.

Sehari sebelumnya, Aher mengakui, sejumlah permasalahan, seperti kecurangan, kontroversi wasit, hingga sikap tidak sportif saat bertanding, marak diberitakan mewarnai event olahraga empat tahunan ini.  Meski begitu, ia meminta masyarakat tak begitu saja percaya terhadap berbagai kabar negatif. "Banyak sekali informasi yang belum tentu sesuai dengan fakta di lapangan, beredar di kalangan masyarakat," ujar Heryawan.

Memang, menurut Aher, sudah terjadi permasalahan di beberapa cabang olahraga, seperti, polo air, gulat, dan berkuda yang menarik perhatian netizen selama berlangsungnya PON 2106. Namun, dia menegaskan, kontroversi-kontroversi tersebut tidak menyurutkan tekad Jabar dalam menyukseskan ajang PON 2016 hingga tuntas. "Wajar Jabar menjadi sebagai sorotan masyarakat, khususnya dari provinsi lain, karena berstatus sebagai tuan rumah," kata dia.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman mengatakan, terus mengevaluasi persoalan yang terjadi selama penyelenggaraan PON XIX. Namun, secara umum, Tono menyatakan perhelatan PON tersebut terbilang sukses.   

Kepuasan ini, menurut Tono, satu di antaranya karena prestasi yang dicetak para atlet di PON XIX. Sejumlah pemecahan rekor nasional dan prestasi lainnya, dinilai menunjukkan peningkatan kualitas atlet nasional. "Kami puas karena akan ada SEA Games. Kami berharap hasil ini bisa dijadikan bahan untuk menyiapkan pelatnas jangka panjang untuk SEA Games 2018," katanya.

Tono menyatakan, penyelenggaraan PON XIX tidak 100 persen lancar. Ada persoalan kecil yang dikatakannya wajar dalam sebuah kegiatan multievent. Meski begitu, ia menilai, masalah yang terjadi selama PON di Jawa Barat jauh berkurang, dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya.

Lewat pesta olahraga empat tahunan ini, Tono mengungkapkan, muruah persatuan 34 provinsi dalam NKRI kental terasa. "PON adalah muruah pusaka olahraga di Indonesia. Ini kekuatan kita membangun karakter bangsa yang jaya," kata dia.

Penutupan

Penutupan PON XIX akan digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kamis (29/9) malam nanti. Menurut produser pelaksana untuk pembukaan dan penutupan PON, Satrya Yanuar, panitia ingin penutupan PON nanti ada sambung rasa terhadap korban bencana di Garut dan Sumedang. "Jadi, kami ingin mengirimkan doa untuk semua korban, dengan berdoa bersama 27 ribu orang yang hadir di stadion," ujar dia.

Satrya berharap, spirit doa tersebut akan meringankan beban para korban banjir dan longsor.  Selain itu, dia mengatakan, dalam penutupan PON nanti akan dilakukan prosesi serah terima pataka alias panji PON kepada Provinsi Papua sebagai penyelenggara PON XX/2020.

Dalam prosesi tersebut, penonton akan melihat kolaborasi karya maestro jaipong Gugum Gumbira bersama putrinya, Mira Tedjaningrum, yang sengaja membuat sebuah sendratari baru yang dinamakan 'Gagak Koncar'. "Ini pertama diperlihatkan di upacara serah terima, dan Gagak Koncar ini akan disanggap (ditangkap) oleh tarian Cendrawasih dari Papua," kata Satrya.

Pagelaran rencananya akan ditutup oleh duet penyanyi legendaris Jabar, Doel Sumbang dengan Kikan Namara, mantan vokalis grup musik cadas Kotak. "Kami tidak ingin direpresentasikan bahwa upacara puncak penutupan ini adalah upacara hura-hura, tapi ini selebrasi ucap syukur kita, berterima kasih, telah selesai PON," ujar Satrya.    rep: Febrian Fachri, Arie Lukihardiyanti, Zuli Istiqomah, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement