Rabu 31 Aug 2016 13:00 WIB

Warga Batam Mulai Cemas

Red:
Aedes Aegypti
Foto: EPA/Jeffrey Arguedas
Aedes Aegypti

JAKARTA — Sejumlah warga Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mulai khawatir soal mewabahnya virus zika di Singapura. Ramainya saling kunjung warga kedua pulau tersebut ditakutkan memudahkan virus ikut menyeberang.

Tiara (24), seorang perempuan warga Kota Batam, mengatakan, belakangan anak kerabatnya menunjukkan sejumlah gejala-gejala terjangkit virus zika, seperti demam dan ruam. Meski tak tahu pasti diagnosis sang anak, ia mengatakan keluarga yang bersangkutan hampir tiap pekan main ke pulau tetangga. "Khawatirlah," kata Tiara (24) kepada Republika, Selasa (30/8).

Sehubungan jarak yang terbilang dekat, di Kepri terdapat belasan pelabuhan yang melayani pelayaran langsung dari Singapura. Sepanjang Juni 2016 lalu, misalnya, Badan Pusat Statistik mencatat 94.510 warga Singapura melancong ke Kepri. Sedangkan, Badan Pariwisata Singapura mencatat sebanyak 2,7 juta warga Indonesia berkunjung ke Singapura sepanjang tahun lalu, atau rata-rata 225 ribu orang per bulan.

Warga Kota Batam lainnya, Taufik (33), juga mulai menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan tubuh. "Saya nggak sering ke Singapura. Tapi, menjaga diri sama keluarga saja," katanya menjelaskan.

Meski khawatir, Taufik meyakini virus zika yang tengah merebak di Singapura tidak sampai ke Kota Batam. Alasannya, ia berujar, Singapura adalah negara maju yang lebih siap menangani virus zika.

Merebaknya virus zika di Singapura mulai terdeteksi sejak akhir pekan lalu, Ahad (28/8). Sebanyak 41 warga terindikasi positif mengidap virus yang dibawa nyamuk Aedes tersebut. Sebagian besar warga tersebut sudah pulih kendati pada Senin (29/8) sebanyak 15 lagi warga diketahui tertular virus yang menimbulkan demam, bisa mengganggu saraf, dan bisa merusak otak janin tersebut.

Pihak otoritas kesehatan dan transportasi di Kepri mengklaim telah meningkatkan pengawasan terhadap potensi masuknya virus zika dari Singapura.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Chandra Rizal, mengatakan, selain pemasangan pemindai suhu tubuh di pintu kedatangan, petugas kesehatan di pelabuhan akan membagikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) kepada setiap penumpang dari luar negeri. Chandra mengatakan, Dinas Kesehatan juga membangun klinik di pelabuhan dengan tenaga medis.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana juga mengumpulkan seluruh pihak untuk membahas antisipasi penularan virus zika, kemarin. Ia mengiyakan, seluruh thermo scanner sudah diaktifkan kecuali di Pelabuhan Karimun dan Nongsa.

Bila pemindai suhu tubuh tak aktif, petugas akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh manual dengan alat yang ditempelkan di kepala. Selain itu, Dinkes dan kesehatan pelabuhan juga menugaskan seluruh petugasnya untuk jeli memperhatikan gejala zika yang perlu diwaspadai pada tiap penumpang, seperti demam tinggi, mata merah, ruam pada kulit, dan kepala pusing hingga mata terasa tertarik ke dalam.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau juga menetapkan tiga rumah sakit rujukan penyakit yang disebabkan virus zika sebagai langkah antisipatif. Di antaranya, RSUD Embung Fatimah di Batam, RSUP Raja Ahmad Tahir di Tanjungpinang, serta RSUD Karimun di Karimun.

Tjetjep mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada pada virus yang masa inkubasinya dua hingga tujuh hari itu.

Bila didapati ada anggota keluarga yang demam, harus segera dibawa ke rumah sakit. "Jangan diberi obat penurun demam sembarangan," kata Tjetjep.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk pencegahan merebaknya virus zika. "Jangan sampai terjadi outbreak virus zika di Indonesia," ujarnya, Selasa (30/8).

Saat ini, kata Puan, sudah dilakukan pencegahan penyebaran virus zika di bandara dengan alat uji panas untuk pendatang dari Singapura. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, semua Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sudah disiagakan. Orang-orang yang masuk dari Singapura dan mengalami demam, ujar dia, harus dilakukan pengambilan sampel darah. Jika hasilnya positif, penderita yang terinfeksi virus zika wajib dikarantina.    rep: Umi Nur Fadhilah, Dyah Ratna Meta Novia/antara, ed: Fitriyan Zamzami

Lini Masa Zika

1947

- Ilmuwan menemukan virus dalam nyamuk di hutan Zika, Uganda.

1969-1983

- Virus zika menyebar ke India, Indonesia, Malaysia, dan Pakistan.

2015

- Maret: Virus zika mulai mewabah di Brasil.

- Oktober-November: Wabah zika telah menyebar dari Brasil ke seantero Amerika Selatan.

2016

2 Februari: Penularan zika melalui hubungan seksual pertama kalinya terjadi di AS.

21 Januari: Brasil meneliti kaitan 3.893 kasus mikrosefali dengan 49 kematian bayi terkait zika.

12 Februari: Korelasi ibu tertular zika dengan mikrosefali terkonfirmasi pada 462 kasus di Brasil.

21 Maret: Korea Selatan melaporakn penularan zika pertama di Asia selepas wabah di Brasil.

29 Maret: Kasus mikrosefali terkait zika di Brasil melonjak jadi 944 kasus.

31 Maret: WHO mengakui, secara ilmiah ada hubungan zika dengan mikrosefali dan sindrom gangguan syaraf Guillain-Barre.

5 April: Vietnam melaporkan penularan zika pertama di Asia Tenggara selepas wabah di Brasil.

9 Agustus: Seorang bayi dengan mikrosefali akibat virus zika tewas di Texas, AS.

27 Agustus: Singapura mengonfirmasi puluhan warga tertular virus zika.

Sumber: reuters/who

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement