Kamis 28 Jul 2016 13:15 WIB

Angkut Barang Hingga Salam Perpisahan

Red:

 

Republika/ Tahta Aidilla       

 

 

 

 

 

 

 

 

Barang-barang penunjang kerja dan perabot milik mantan menteri koordinator bidang kemaritiman Rizal Ramli mulai dipindahkan dari kantor lamanya menyusul perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi. Posisi Rizal kini diisi Luhut Binsar Pandjaitan.

Sejak pukul 13.00 WIB, sejumlah pekerja tampak mulai mengangkat barang dan perabot pribadi milik Rizal dari lantai empat gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta. Ini tak berselang lama setelah Presiden mengumumkan perombakan kabinet di Istana.

Barang termasuk pigura lukisan yang terbungkus kertas koran, tiga boks berukuran kecil, dan satu lemari pendingin diangkut ke dalam mobil boks berpelat merah bernomor polisi B 9698 PTA. Tak lama berselang, barang-barang lain yang menyusul untuk diangkut.

Di antaranya, dua buah koper, beberapa kardus, dan miniatur kapal Dewa Ruci yang berlogo Kementerian Pariwisata. Boks-boks yang dipindahkan juga bertuliskan "Jalan Bangka IX", yang tak lain adalah alamat rumah pribadi Rizal Ramli.

Rizal menuliskan kicauan dalam akun Twitter-nya. ''Saya telah mencoba berbuat yang terbaik untuk bangsa dan rakyat Indonesia. Terima kasih rakyat Indonesia,'' demikian kata Rizal pada Rabu pagi. Humas Kemenko Maritim mengonfirmasi bahwa itu benar pernyataan Rizal.

Sekretaris Kemenko Maritim Asep Djembar Muhammad mengaku cukup kaget dengan keputusan perombakan kabinet yang membuat Rizal diganti. Hanya saja, ia yakin kalau pergantian menteri ini pasti sudah dipikirkan secara matang oleh Presiden Joko Widodo.

"Ya, itu kan semua tergantung kebijakan Presiden. Tentu, beliau punya pilihan dan punya pertimbangan sendirilah. Saya kira kalau 11 bulan Pak RR (Rizal Ramli), banyak sekali hasil yang dicapai dan prestasi sangat bagus beliau selama ini," kata Asep, Rabu (27/7).

Di tempat terpisah, Marwan Jafar tampak tegap dengan setelan batik lengan panjang. Di sampingnya, berdiri koleganya di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Eko Putro Sandjojo. Keduanya berjalan beriringan memasuki ruangan.

Mulai Rabu (27/7) malam, jabatan menteri desa pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi (PDTT) resmi beralih. Marwan yang sebelumnya menjabat menteri, kini telah melepas jabatan itu dan menyerahkannya kepada Eko, yang juga bendahara PKB.

Di hadapan sekitar dua ratus pegawai dan pejabat Kementerian Desa PDTT, Marwan meminta agar mereka mendukung sepenuhnya kepemimpinan Eko. Ia juga berharap  program-program dasar yang dibuat selama ia memimpin agar diteruskan oleh Menteri Eko.

"Pada intinya, saya dan Pak Eko satu badan. Kami tidak ada perbedaan sama sekali. Satu visi," kata Marwan. Menteri Eko lantas berbicara, jabatan barunya sebagai menteri merupakan hal baru. Karena itu, ia meminta dukungan semua staf dan pejabat kementerian.

Usai acara serah terima jabatan, Marwan menghindari awak media. Ia langsung memasuki mobil pribadi berpelat nomor B 99 RFQ.

Legawa

Di sisi lain, Sudirman Said, yang tak lagi menjabat menteri energi dan sumber daya mineral, mengaku legawa. Ia bahkan menyampaikan perumpamaan atas keadaan yang dihadapinya. ''Sejak awal saya bilang, setiap dari puncak hanya ada satu jalan, yaitu turun.''

Ia juga mengingatkan, semua orang harus menyiapkan jalan turun dengan integritas dan harga diri serta menjaga kehormatan. Sudirman memang harus melepas jabatannya karena Presiden mengangkat Archandra Tahar untuk menggantikan dirinya.

Sudirman berpamitan di depan pejabat eselon I dan menyampaikan capaiannya selama hampir dua tahun ia menjabat. Misalnya, perbaikan tata kelola industri migas melalui pembubaran Petral, reformasi birokrasi, dan memindahkan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Ia menitipkan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang sudah mendukung selama ini. Selain itu, Sudirman berharap agar proyek besar listrik dengan membangun 35 ribu Mega Watt (MW) pembangkit bisa tercapai dengan baik.

Archandra Tahar mengaku tak pernah bermimpi menduduki jabatan menteri. Maklum, doktor lulusan Texas A&M University tersebut selama belasan tahun berkiprah sebagai profesional di industri minyak dan gas.

Ia pernah menjabat sebagai presiden direktur Petroneering, sebuah perusahaan pengembangan teknologi dan engineering untuk kilang offshore yang bermarkas di Houston, AS. Ia malang melintang di perusahaan minyak dan gas, seperti Multi Colum Floater.

Ia menuturkan, sebelum diminta menjadi menteri, ia sempat diajak berdiskusi oleh Presiden Jokowi untuk membicarakan masalah yang dihadapi Indonesia dalam bidang minyak dan gas. Ia menyampaikan ide-idenya untuk perbaikan sektor migas di Tanah Air.

Rupanya diskusi dengan Jokowi itu terus berlanjut sampai akhirnya Presiden memintanya menjadi menteri ESDM. ''Permintaan untuk jadi menteri itu baru disampaikan Presiden sekitar satu atau dua hari lalu.'' Ia  mengaku baru tiba di Indonesia pada Ahad (24/7).

"Agak surprise. Saya tidak bermimpi untuk menjadi apa yang ada hari ini," kata Archandra ketika ditanya perasaannya menjadi menteri. Berbeda dengan Chandra, Menteri Keuangan Sri Mulyani justru tak bersedia menceritakan proses sampai ia menerima tawaran Presiden.

"Saya tidak bisa menjawab itu," kata Sri. Cerita soal masuknya Sri Mulyani ke dalam kabinet justru disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Menurut dia, Presiden Jokowi melakukan komunikasi jarak jauh dengan Sri yang sebelumnya tinggal di Amerika.

Jokowi juga sempat meminta Presiden Bank Dunia agar mengizinkan salah satu direkturnya kembali ke Indonesia untuk bekerja sebagai menteri. "Presiden sudah berkomunikasi dengan pimpinan Bank Dunia, Presiden Kim, dan mendapat persetujuan," ucap dia.

Sejumlah menteri baru yang lain juga tampaknya kurang suka berbagai kisah penunjukan mereka sebagai pejabat pemerintah, seperti Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. "Jangan ditanya ceritanyalah. Ini kerja," ucap menteri dari Golkar tersebut.

Setelah serah terima jabatan, kemarin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang menggantikan Anies Baswedan menyatakan, Anies bukanlah sosok yang asing bagi dirinya dan bahkan ia mengagumi kakeknya, Abdurrahman Baswedan.

"Apa yang telah dilakukan Pak Anies akan jadi tonggak sejarah yang tak ternilai dan amal saleh. Dan, ini menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir walau sudah meninggal dunia," kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Menurut dia, program yang telah dirintis Anies diupayakan tidak akan dipenggal. Walaupun berkeinginan membuat program baru, dia tentu akan berkonsultasi terlebih dahulu, termasuk dengan Anies. Ia juga mengisahkan bagaimana Presiden menunjuknya sebagai menteri.

Informasi penunjukan dirinya sebagai mendikbud, ungkap dia, baru dilakukan pada Selasa (26/7) malam. Presiden memberikan arahan kepadanya terkait dua program yang sangat ditekankan, yaitu pendidikan vokasi dan optimalisasi pelaksanaan Kartu Indonesia Pintar.

Dalam keterangan resminya, Anies mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi untuk kesempatan 20 bulan sebagai menteri. ''Tugas ini telah dicukupkan.''   rep: Sapto Andika Candra, Hasanul Rizqa, Halimatus Sa'diyah, Umi Nur Fadhilah, Wilda Fizriyani, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement