Selasa 28 Jun 2016 13:00 WIB

Menyusuri Titik-titik Peristirahatan Jalur Selatan

Red:

Arus mudik tak lama lagi mengaliri ruas-ruas jalan, baik di jalur pantai utara maupun selatan. Tim liputan mudik Republika menyusuri jalan-jalan yang bakal dilintasi pemudik di kedua jalur tersebut pada musim mudik tahun ini, termasuk penyeberangan Merak-Bakauheni. Berikut ini tulisan keduanya.

Setelah menempuh perjalanan puluhan kilometer dari Jakarta dengan melewati jalur mudik selatan Jawa Barat, rasa pegal dan lelah pun mulai hinggap. Seakan merasakan hal yang sama, tanpa diminta, sopir pun menepikan mobil yang dijuga ditumpangi Republika.

Mobil memasuki area peristirahatan di Km 72 atau rest area pertama saat memasuki Tol Purbaleunyi. "Kita istirahat dulu di sini ya Mas, kan bisa tuh kalau mau sekalian shalat dulu," ucap sang sopir. 

Jalan masuk menuju area peristirahatan tersebut masih sangat jauh dari kata bagus. Lubang-lubang menganga serta cor-coran jalan yang banyak retak menuntut sang sopir harus pandai memilih jalan yang hendak dilewati.

Namun, pengelola rest area terbesar sepanjang Tol Purbaleunyi tersebut menjanjikan perbaikan sebelum mudik Lebaran memasuki puncaknya. Sayangnya, perbaikan tidak bisa maksimal mengingat masih banyak pembangunan kafe-resto dan ruko.

''Minimal kita kasih paving block, kemudian kita aspal. Minimal pas Lebaran agak licin lah,'' kata Marketing and Promotion Manager Rest Area Km 72A, Purbaleunyi, Happy Tri Wibowo, kepada Republika, belum lama ini.

Terlepas dari jalan yang berlubang, fasilitas yang tersedia di sana cukup lengkap. Rest area seluas tujuh hektare itu dilengkapi satu masjid dan dua mushala. Selain itu, ada empat  titik toilet yang setiap satu titiknya terdiri atas empat ruang toilet.

Tujuh hektare lahan yang digunakan itu memang baru setengah dari total luas yang dimiliki, yakni 13,5 hektare. Rest area ini mampu menampung hingga 7.000 mobil, termasuk kendaraan besar setiap jamnya.

"Yang rame aja, kita bisa tampung sampai 7.000 mobil, itu bisa masuk walaupun enggak berhenti semuanya. Tapi, kalau 7.000 hingga 10 ribu mobil sejam atau dua jam itu masih bisa sih," ucap Heppy.

Selain di Km 72, ada dua area peristirahatan lainnya yang bisa disinggahi oleh para pemudik saat melawati jalan tol penghubung Purwakarta dan Cileunyi itu. Area itu masing-masing berada di Km 88 (Purwakarta) dan Km 147 (Buah Batu).

Dari segi fasilitas, keduanya tak kalah dibandingkan rest area yang ada di Km 72. Di sana, juga terdapat masjid yang bisa digunakan 24 jam, beberapa toilet, anjungan tunai mandiri (ATM), dan tempat makan, tetapi memang harus diakui dua rest area itu lebih kecil.

Setelah melewati Tol Purbaleunyi, pemudik bisa memilih Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau masjid yang ditemui di sepanjang jalur Bandung-Tasikmalaya. Setidaknya, delapan SPBU bisa ditemui di sepanjang jalur itu. Lima di sisi kiri jalan dan tiga di kanan.

Khusus pemudik yang menggunakan sepeda motor, area peristirahatan pertama yang tersedia di jalur Bandung-Tasikmalaya berada di pos pelayanan terpadu Gambreng, Nagreg, atau tepat di seberang markas Lanud 330.

Tak tanggung-tanggung, daya tampung area ini bisa mencapai 5.000 sepeda motor. Kapolsek Nagreg Kompol Agus Sobri menjelaskan, di sana juga tersedia tempat servis motor. Kebetulan, tempatnya cukup memadai sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas.

Selain di Gambreng, pemudik sepeda motor bisa menggunakan alun-alun Kabupaten Garut sebagai tempat rehat. "Ada layanan servis, pemeriksaan mesn, tenda kesehatan, tempat mandi, dan masjid,'' ujar Wakapolsek Limbangan AKP Jonnaidi.

Menurutnya, fasilitas lengkap disediakan di pos pelayanan terpadu demi memanjakan pemudik. Pemudik, terutama yang menggunakan sepeda motor, bisa beristirahat sejenak demi menghindari kecelakaan akibat kelelahan.

Memasuki Kabupaten Ciamis, area peristirahatan ada di polsek-polsek sepanjang jalur utama. Sementara, pos pelayanan terpadu lokasinya ada di Alun-alun Ciamis. "Jadi, kalau sudah capek ya lebih baik istrahat sejenak,'' kata Perwira Urusan Humas Polres Ciamis, Iptu Iis Yeni.

Sedangkan Kota Banjar, yang merupakan perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, terlihat paling tidak sibuk dibandingkan kota-kota lainnya dalam menyambut mudik Lebaran. Ini karena setiap mudik Lebaran tidak pernah terjadi kemacetan di Kota Banjar.

"Banjar sedikit sih cuma 10 kilo. tidak ada perempatan dan tidak ada pasar tumpah," ucap Kasat Lantas Polres Banjar, Jawa Barat, AKP Rislam Harfian.   Oleh Dadang Kurnia, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement