Jumat 24 Jun 2016 15:00 WIB

Menjemput Lailatul Qadar

Red:

Subhanallah, seorang mukmin yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya pasti sangat merindukan Lailatul Qadar. Karena, malam itu teramat istimewa, malam dengan kadar lebih baik dari 1.000 bulan, atau 83 tahun tiga bulan, khoirun min alfi syahrin; malam turunnya para malaikat dengan dipimpin langsung Malaikat Jibril atas izin-Nya, tanazzalul Malaaikatu warruuhu; malam penuh kedamaian hingga terbit fajar, salaamun hiya hatta mathla'il fajri.

Malam ini sungguh tidak ternafikan sebagai malam yang sangat terasa nikmat. Apalagi jika dinikmatinya dengan beriktikaf di masjid. Tercecaplah puncak kedekatan diri dengan Allah sehingga air mata pun tidak terbendung lagi.

Surah al-Qadar [97] turun karena menunjukkan keistimewaan malam yang terjadinya pada 'asyrul awaakhir, 10 akhir Ramadhan ini. Adapun untuk mengenali malam indah ini, Rasul SAW bersabda, "Malam Lailatul Qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya (suram)." (HR Muslim).

Berikut ini kiat untuk menjemputnya. Pertama, benar-benar bersemangat untuk meraihnya diawali dengan meluruskan niat semata ingin ridha Allah. "Barang siapa melaksanakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan didasari keimanan dan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni." (HR Bukhari Muslim).

Kedua, bermujahadah dalam ibadah, "Sungguh, Rasul tercinta pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, lebih bermujahadah melebihi kesungguhan beliau pada waktu lainnya." (HR Muslim). Seperti berpuasa dengan tanpa maksiat, membaca Alquran dengan pemahaman dan penghayatan, serta menunaikan shalat Tarawih tanpa putus dan dengan tuma'ninah.

Ketiga, melaksanakan kewajiban syariat Allah, seperti zakat mal bagi hartawan, jika wanita taatlah dengan berjlibab. Keempat, beriktikaf di masjid. Abu Said menceritakan tentang iktikaf Rasulullah di masjid yang ketika itu berlantaikan tanah dan tergenang air. "Aku melihat pada kening Rasulullah ada bekas lumpur pada pagi hari Ramadhan." (HR Muslim).

Kelima, dengan selalu terjaga dalam kekhusyukan ibadah, tidak banyak tidur dan mengobrol. Justru, memburai air mata yang mengalir tak terbendung karena rindu perjumpaan dengan-Nya, takut murka-Nya, dan karena merasa banyak dosa. Keenam, berazam dan bersumpah untuk taubatan nashuha; tidak kembali maksiat dan tidak akan menzalimi dan menyakiti siapa pun lagi. Ketujuh, wajib meminta maaf kepada siapa pun, termasuk kepada keluarga atau sahabat yang pernah ia sakiti. Karena jika tidak, akan menjadi hijab (penghalang) bagi doa dan ibadahnya.

Kedelapan, tiada waktu berlalu sia-sia kecuali banyak berzikir, beristighfar, bershalawat, wudhu terjaga, dan kesenangan bersedekah. Kesembilan, berdoalah sungguh-sungguh dengan keyakinan dan penuh harap. "Wahai Rasulullah," tanya Aisyah, "Bagaimana menurutmu andai aku mendapatkan Lailatul Qadar? Doa apa saja yang harus aku baca?" Beliau bersabda, "Ucapkanlah, 'Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Mahamulia, dan Engkau menyukai ampunan. Maka, ampunilah aku.'" (HR Tirmidzi).

Allahu Akbar, akankah kita yang meraihnya? Kepastiannya hanya milik Allah. Tapi, teruslah meniti jalan ketaatan kepada-Nya. Karena, boleh jadi kita adalah di antaranya. Jika setelah malam indah itu berlalu kita adalah yang semakin kuat akidahnya, semakin rajin dan menikmati ibadahnya, akhlak yang semakin mulia, dalam hal ihyaaus sunnah (menghidupkan amal sunah) kita semakin bersemangat, kepada keluarga dan umat manusia selalu berkasih sayang, ketakwaan kita semakin tampak dan dirasakan oleh diri, keluarga dan sahabat kita, dan air mata kita mudah meleleh karena liqoouhu, kerinduan berjumpa dengan-Nya. Jika ya, boleh jadi kita adalah yang telah berhasil meraihnya.

Allahumma ya Allah, ampunilah seluruh dosa kami dari mulai akil baligh hingga waktu Engkau wafatkan kami, terimalah amal ibadah kami, tobat kami, berkahi sisa-sisa umur kami dalam aktivitas syariat dan sunah Nabi-Mu. Berilah pada kami keistimewaan Lailatul Qadar dan wafatkan kami semua dalam husnul khatimah. Amin.   Oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement