Jumat 10 Jun 2016 15:00 WIB

Banjir Rob Kian Tinggi

Red:
Warga menyeberang genangan banjir rob di kawasan pantai Somandeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga menyeberang genangan banjir rob di kawasan pantai Somandeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6).

MALANG -- Banjir rob masih merendam sejumlah daerah-daerah pesisir Indonesia hingga Kamis (9/6). Fenomena kenaikan air laut itu disebut lebih lama dan lebih tinggi pada tahun ini.

Di Kabupaten Malang bagian selatan, fenomena rob terjadi sejak Jumat (3/6) dan diprediksi surut pada Selasa (7/6). Namun, hingga Kamis (9/6), sejumlah wilayah masih digenangi rob.

Fenomena serupa tak hanya terjadi di pesisir selatan Malang. Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo menjelaskan, hingga Kamis (9/6), rob masih dilaporkan terjadi di pesisir utara dan selatan Jatim. "Rob sebenarnya terjadi hampir menyeluruh, tetapi yang paling parah di selatan," kata Eko saat dihubungi Republika, kemarin. Lumajang, Banyuwangi, dan Tulungagung adalah beberapa daerah yang masih dilanda banjir rob.

Khusus di pesisir selatan, Eko menyebut bahwa fenomena rob lebih istimewa. Sebab, air laut yang pasang akibat gravitasi bulan terjadi bersamaan dengan fenomena gelombang tinggi. "Secara ilmiah kondisi ini merupakan resultan fenomena pasang maksimum dan didorong oleh gelombang tinggi," ujarnya menjelaskan.

Banjir rob juga merendam enam kelurahan di Kecamatan Medan Belawan, Medan, sejak Kamis (2/6). Ketinggian air bervariasi mulai dari 30 sentimeter hingga satu meter dan telah mencapai permukiman warga.

Kabid Kedaruratan BPBD Kota Medan Nilwan mengatakan, sebanyak 3.200 rumah dilaporkan terendam. Menurutnya, banjir rob tersebut sifatnya periodik. Namun, kali ini, selain lebih tinggi, BPBD juga memperkirakan banjir rob tersebut akan lebih lama dibanding biasanya.

Di pesisir Teluk Lampung, warga juga mulai mengangkut perabotan rumah tangganya ke tempat tinggi karena banjir rob tak kunjung surut. Hingga Kamis (9/6), banjir rob masih menggenangi ratusan rumah warga di Kelurahan Sukaraja, Kota Bandar Lampung.

Sejumlah warga tetap bertahan di rumahnya meski banjir rob memasuki rumah. Menurut Sarwan, salah seorang warga Sukaraja, banjir rob sedianya selalu terjadi setiap tahun. Namun, tahun ini banjir rob dirasakan meningkat dan lama.

Usman, warga Sukaraja lainnya, juga mengiyakan kejadian tahun ini lebih lama dan air yang menggenangi lebih tinggi. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung Sugiono menyatakan, faktor yang ikut memicu naiknya air laut yang menggenangi wilayah pesisir karena berdirinya permukiman dan dampak reklamasi.

Di Jakarta, banjir rob melanda kawasan Muara Baru, Jakarta Utara. Air dan gelombang tinggi menyebabkan tanggul penahan air laut jebol dan air menggenangi perumahan warga. Kabid Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan, banjir rob memang termasuk siklus enam bulanan. "Memang dalam siklus enam bulan ini sudah masuk yang tertinggi," katanya kepada Republika, kemarin.

Ia menyebut bahwa ketinggian air tertinggi di pesisir Jakarta Utara sejauh ini berada di ambang 247 sentimeter. Jika ada ombak, ia yakin gelombang air akan lebih tinggi lagi hingga berpotensi menimbulkan bencana lebih besar.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kerugian akibat banjir rob dan gelombang tinggi belakangan ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Dia melanjutkan, banjir akibat laut pasang atau rob masih akan terjadi di pesisir laut Samudra Hindia, khususnya di sekitar selatan Jawa, selatan Papua, dan Sumatra sebelah barat. "Jakarta menghadapi rob yang sangat serius.

"Ancaman rob akan makin meningkat di masa mendatang. Hal ini disebabkan adanya penurunan permukaan tanah di Jakarta tanpa bisa dikendalikan," ujarnya.    rep: Christiyaningsih, Issha Harruma, Mursalin Yasland, Rizky Suryarandika, Hasanul Rizqa, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement