Selasa 26 Apr 2016 14:00 WIB

Anak-Anak Gemari Gim Kekerasan

Red:
 Sejumlah anak bermain game online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan, Ahad (24/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak bermain game online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan, Ahad (24/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

DENPASAR -- Pilihan gim daring yang dimainkan anak-anak di rerupa warung internet (warnet) dan rental gim konsol belum terawasi. Gim-gim dengan tema kekerasan justru disebut menjadi kegemaran para pelanggan di bawah umur.

"Selain Point Blank dan Mortal Kombat, anak-anak di sini paling suka Lost Saga, Counter Strike Online (CSO), dan Dragon Nest," kata Agung (27 tahun), salah seorang penjaga warung internet (warnet) dan gim daring di Sesetan, Denpasar, Senin (25/4). Kelima pilihan permainan di atas, menurut Agung, paling sering dipilih anak-anak SD dan SMP atau pada kisaran umur 10-15 tahun.  Alasannya, gimnya relatif mudah dan tentu saja menyenangkan.

Tiga dari gim yang ia sebutkan masuk dalam daftar membahayakan yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beberapa waktu lalu.

Point Blank adalah permainan tembak-menembak dengan sudut pandang orang pertama (first-person shooter). Ia dikategorikan untuk remaja oleh lembaga pemeringkat gim Amerika Serikat, Entertainment Software Rating Board (ESRB). Konten gim tersebut mengandung darah dan kekerasan intens.

Sedangkan, Mortal Kombat adalah gim pertarungan. Nilai jual gim itu terletak pada gambaran sadistis pada tiap-tiap pertarungan, seperti pemenggalan kepala dan perusakan organ tubuh. Ia dikhususkan bagi pemain dewasa oleh ESRB.

Menurut Agung, warnetnya biasanya ramai setelah jam pulang sekolah. "Memang banyak anak-anak yang datang setelah jam pulang sekolah," katanya. Rata-rata mereka bermain sekitar satu hingga dua jam.

Agung menambahkan, ia tak membatasi jenis permainan yang dimainkan anak-anak. Ia hanya menolak anak-anak yang berkunjung pada jam-jam sekolah.

Selain pilihan gim, sejumlah orang tua juga mengkhawatirkan masa bermain yang terlampau lama. "Biasanya, anak saya bersama kawannya tidak pulang kalau siang hari. Mereka main gim di warnet," ujar Bunda Hasan, ibu tiga anak yang tinggal di Kemiling, Bandar Lampung, kemarin.

Menurut dia, permainan gim daring di warnet membuat anaknya ketagihan. Waktu belajar di rumah menjadi tidak utama lagi. "Waktunya banyak habis di warnet game. Kalau ditegur marah," ucap ibu yang juga seorang pedagang tersebut. Ia bersyukur, belakangan intensitas anaknya bermain gim daring terhambat pemadaman listrik yang kerap terjadi di Bandar Lampung.

Rudi, seorang pengelola warnet di Kemiling, mengatakan tak pernah membatasi anak-anak bermain di warnetnya. Ia hanya mematuhi peraturan pemprov setempat yang mewajibkan warnet tutup pada pukul 22.00 WIB.

Ketua Divisi Sosialiasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda menuturkan, lembaganya juga mendapat banyak aduan dari para orang tua soal pengaruh gim daring pada anak-anak. "Baru-baru ini ada orang tua yang mengajukan konseling kepada saya akibat efek negatif kecanduan gim pada anaknya. Orang tua menderita kerugian hingga Rp 40 juta karena tingkat kecanduan gim daring anaknya sudah parah," ujar Erlinda menjelaskan kepada Republika, kemarin.

Menurut penuturan orang tua, si anak mencuri uang tabungannya dan menghabiskan uang yang ada di ATM. Uang puluhan juta itu diduga digunakan untuk biaya bermain gim daring di warnet dan membeli gim secara daring.

Kasus serupa, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Ibu Kota dan kota-kota besar. Menurut pantauan KPAI, perilaku menyimpang anak akibat kecanduan gim daring hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Kerugian materi yang diderita orang tua pun beragam, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah.

Sepekan lalu, laman Sahabat Keluarga yang dikelola Kemendikbud mengecap 15 gim daring mengandung kekerasan dan berbahaya bagi anak. Laman ini mengutip penelitian Iowa State University, Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa bermain gim yang mengandung kekerasan selama 20 menit secara simultan, dapat mematikan rasa empati anak-anak.

Di antara gim yang dicap berbahaya adalah Point Blank, World of Warcraft, Counter Strike, War Rock, dan Rising Force yang biasanya menjadi menu wajib di warnet. Ada pula seri Call of Duty, Bully, GTA, dan Mortal Combat yang lebih populer di tempat rental gim konsol Playstation dan Xbox.   rep: Mutia Ramadhani, Mursalin Yasland, c36, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement