Ahad 24 Apr 2016 13:20 WIB

LAPAS RUSUH LAGI

Red: operator
Petugas kebakaran memadamkan api yang membakar bangunan Lapas Klas II A Banceuy Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/4).
Foto: Antara/Agus Bebeng
Petugas kebakaran memadamkan api yang membakar bangunan Lapas Klas II A Banceuy Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/4).

Pemicu kerusuhan diduga karena ada narapidana yang tewas gantung diri.

BANDUNG -- Kerusuhan terjadi lagi di lembaga pemasyarakatan (lapas). Kali ini kejadian tersebut melanda Lapas Kelas II A Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/4) pagi.

Sekitar dua jam setelah kerusuhan, api berhasil dipadamkan, namun beberapa gedung hancur, mulai dari gedung registrasi hingga kamar- kamar para tahanan luluh lantak. 

Berdasarkan pantauan Republika, kayu-kayu bangunan serta kaca-kaca berserakan di lokasi kejadian. Dari atap pun ada air yang menetes. Bau hangus serta gas air mata masih tercium saat berada di dalam lapas.

Beberapa kendaraan juga hangus akibat kobaran api yang disulut para napi.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Jodie Rooseto mengatakan, kerusuhan Lapas Banceuy diduga karena ada narapidana yang tewas gantung diri pada Jumat (22/4) malam. Narapidana tersebut diketahui tewas gantung diri setelah dipindahkan kesel khusus karena dicurigai menjadi perantara pengedaran narkoba di dalam lapas.

Irjen Pol Jodie mengatakan, kerusuhan merupakan aksi solidaritas karena tidak terima dengan kematian napi yang diketahui bernama Undang tersebut. Narapidana curiga Undang dianiaya petugas lapas.

"Mungkin tidak terima dengan keadaan itu tadi malam, dia melakukan gantung diri. Bukan dianiaya, bukan faktor kekerasan. Karena gantung diri. Kemudian, setelah mengetahui temannya gantung diri, muncul solidaritas diwujudkan bentuk hari ini (kemarin--Red)," kata Jodie di lokasi kejadian, Sabtu (23/4).

Jodie menegaskan, tidak ada penganiayaan yang dilakukan petugas. Undang beserta kawannya, Agus, yang positif narkoba, diamankan di sel khusus. Namun kemudian, Undang ditemukan tidak bernyawa di ruang isolasinya. Rekan sesama napi yang tidak terima lantas melakukan kericuhan. 

Ia menyebutkan, para napi menyerang ke luar kamar tahanan. Penyerangan ini disertai dengan pelemparan batu, botol, serta pembakaran yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. 

Beruntung tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut. Hanya korban luka-luka akibat dorong-dorongan. Kondisi lapas berhasil diamankan. Ratusan napi didorong mundur dan diamankan pada satu ruangan khusus.

Polda Jawa Barat menurunkan hampir seribu pasukan yang awalnya berjaga untuk kegiatan musyawarah daerah Partai Golkar. "Sudah kami lokalisasi. Ini hampir seribu pasukan.

Sedang pengamanan musda, yang musda digeser," ujarnya.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasona Laoly meminta Polri untuk mengecek dugaan penganiayaan tersebut.

Alasannya, berdasarkan pengakuan warga binaan, kerusuhan dipicu karena petugas lapas menganiaya narapi dana hingga tewas.

Hal itu untuk membuktikan kebenaran pengakuan para warga binaan. "Kalau ada bekas penganiayaan, saya akan bicara dengan Kapolda," kata Yasona saat berdialog dengan warga binaan sesaat setelah tiba di lokasi sekitar pukul 10.40 WIB.

Yasona mengatakan akan menindak tegas jika ada kekerasan yang dilakukan petugas di dalam lapas. Ia meminta para tahanan tidak mudah terpancing provokasi yang berujung pada kerusuhan. 

Menkumham berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh.

Alasannya, warga binaan di dalam lapas merupakan tanggung jawabnya untuk juga dilindungi.

Kalapas Banceuy Agus Irianto membantah adanya penganiayaan.

Agus menyebutkan Undang meninggal karena gantung diri di ruang isolasi."Dia gantung diri dengan menggunakan tali celana dan ditemukan petugas pada dini hari tadi," ujar Agus.

Agus menyebutkan, Undang diamankan karena terlihat membawa plastik hitam dari seseorang yang menjenguknya di lapas. Hal tersebut dicurigai oleh petugas. Sehingga, dilakukan pemeriksaan.

Namun, saat diperiksa, tidak ditemukan barang bukti. Sementara, saat dites urine untuk napi yang sekamar dengannya, terdeteksi satu orang yang positif menggunakan narkoba. Sehingga, Undang dan kawannya itu diisolasi di sel khusus.

"Undang karena membawa benda yang dicurigai narkoba," ujarnya.

Anggota Komisi III DPR RI, Romahurmuziy, menilai, maraknya kerusuhan di lapas-lapas karena kelebihan kapasitas. Akibatnya, para penghuni lapas sangat mudah untuk tersulut emosi, baik itu dengan sesama warga binaan maupun dengan petugas sipir. `'Yang pasti karena kelebihan kapasitas. Di Indonesia, kelebihan kapasitas dari lapas sudah mencapai 750 persen,'' kata Romi di Jakarta, Sabtu (23/4).

Sehingga, ketua umum PPP itu menilai pembangunan lapas untuk menambah kapasitas dan fasilitas sangat mendesak. Lalu, revisi UU KUHP, terutama terkait terpidana narkoba, juga perlu diprioritaskan.  c26, Eko Supriyadi, ed: Firkah Fansuri

 

EMPAT KERUSUHAN LAPAS PADA 2016 

25 Maret

Penghuni Lapas Bengkulu membakar habis blok A, B, dan C, kecuali blok wanita menolak penggeledahan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu.

1 April 

Para napi yang berjumlah 480 orang dari kapasitas 150 orang itu Kelas IIB Kuala Simpang, Aceh Tamiang, membakar bangunan lapas.

21 April 

Penghuni lapas Kelas II A Krobokan, Bali, bentrok dipicu pelimpahan narapidana kasus bentrokan antarormas pada Desember 2015.

23 April 

Kerusuhan melanda Lapas Banceuy, Jawa Barat, dipicu adanya napi yang tewas gantung diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement