Sabtu 13 Feb 2016 15:45 WIB

Dana Investor Asing Harus Direinvestasikan Lagi

Red: operator

JAKARTA--Kalangan pengusaha tak mempersoalkan penghapusan 35 bidang usaha dari daftar negatif investasi (DNI). Pemerintah telah membuka pintu bagi investor asing untuk memiliki seratus persen bidang-bidang usaha tersebut melalui paket kebijakan ekonomi jilid X. 

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, akan masuk injeksi modal bagi sektor yang membutuhkan, salah satunya cold storage. `'Investasinya kanbesar dan berada di kawasan timur Indonesia (KTI),'' katanya, Jumat (12/2). 

Di kawasan itu, membutuhkan cold storage, tapi pasokan listriknya kurang. Selain itu, ada 100 persen investasi asing di jalan tol. Menurut dia, itu bagus karena Indonesia memang kurang modal untuk membuat jalan tol. 

Secara bisnis pun, investasi di infrastruktur butuh waktu yang panjang sebab itu butuh investasi asing.

Begitu pun dengan industri perfilman Tanah Air. Indonesia masih butuh transfer pengetahuan dari negara luar, bukan sekadar aliran uang. Di tingkat produksi, lanjut dia, perfilman Indonesia sudah bagus.

Namun, manajemen bisnis dan permodalannya jelek. "Ada juga obat- obatan, harga obat kita mahal sebab investasi di sini masih pada hilir saja," ujarnya.

Namun, Bahlil berharap pemerintah membuat regulasi turunan agar hasil investasi asing yang nantinya masuk direinvestasikan lagi di dalam negeri. "Jadi, ada belanjaannya lagi di dalam negeri, misalnya, dari devisa, jangan sampai untungnya dinikmati negara tetangga lagi," kata dia. 

Bahlil pun meminta agar investasi asing yang masuk dapat menggandeng mitra atau pengusaha lokal. Pemerintah harus berperan memfasilitasi jalinan kemitraan tersebut.

Hipmi dan para pengusaha bersiap masuk kesana jika ada kemitraan yang dijalin.

Kepala Badan Pengelolaan Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna juga tak mempersoalkan masuknya investor asing pada proyek jalan tol.

Ia menegaskan, berapa besar porsi asing sebetulnya tidak begitu berpengaruh. 

Herry menilai, justru dengan asing bisa menguasai 100 persen, investasi akan lebih kencang. Dengan revisi DNI, jelas dia, asing bisa masuk tanpa pikir terlalu panjang. `'Toh, investor tetap akan mencari partner lokal,'` katanya. 

Menurut dia, siapa pun investor asing yang masuk, tetap butuh partner yang paham kondisi di dalam negeri. Ia mencontohkan, di Tol Cikopo-Palimanan, investor Malaysia memiliki 55 persen saham sedangkan mitra lokal 45 persen. 

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, penghapusan sejumlah bidang usaha dari DNI tidak selalu menguntungkan pemilik modal asing. Sebab, beberapa sektor masih didominasi oleh pemilik modal dalam negeri.

"Kita harus bicara per sektor, misalnya, untuk transportasi dibuka 49 persen asing dan ini masih tetap dominan pengusaha dalam negeri," ujar Franky usai peresmian perluasan pabrik PT Asahimas Chemical di Cilegon, Jumat (12/2).

Konektivitas Franky menjelaskan, pemerintah memutuskan membuka investasi asing di sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas. Fokus utamanya, yakni mendorong penurunan biaya logistik melalui transportasi yang memadai dan menjangkau seluruh daerah. 

Sementara, untuk industri farmasi dibuka 100 persen karena minat investasi dalam negeri stagnan. Bahkan, menurut Franky, beberapa pelaku industri farmasi dalam negeri kesulitan untuk mencari partneryang mau berinvestasi sebesar 15 persen.

"Jadi, pertimbangan membuka investasi untuk asing bukan hanya buka begitu saja, tapi ada databasenya," kata Franky.

Ter kait dibukanya investasi asing untuk bioskop, ia menjelaskan, jumlah layar bioskop di Indonesia masih sedikit, yakni sekitar seribu layar. 

Sedangkan, di Cina, satu kota sudah memiliki 100 ribu layar bioskop. Franky mengatakan, dalam UU No 33 Tahun 2009 tentang Perfilman disebutkan bahwa porsi film Indonesia yang diputar di layar bioskop sebanyak 60 persen. Namun, saat ini belum mencapai angka itu. 

Presiden Asian Development Bank Takehiko Nakao menyatakan, deregulasi ekonomi yang dijalankan pemerintahan Joko Widodo memberikan pesan kuat bagi masyarakat internasional bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi meningkat.

Nakao yang ditemui usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/2), menegaskan, Indonesia saat ini berorientasi menuju pasar terbuka internasional yang kompetitif. "Persepsi tersebut perlu dipandang sebagai kenyataan," katanya. 

Menurut Nakao, kebijakan pemerintah mengizinkan investor asing memiliki 100 persen 35 bidang usaha di Indonesia akan berdampak besar bagi Indonesia.

Sebab, kata dia, investor asing akan langsung tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. 

Presiden ADB itu juga optimistis dengan stabilitas ekonomi makro di Indonesia yang telah pulih dari tahun sebelumnya. Dia melihat pengelolaan fiskal Indonesia sudah lebih stabil dibandingkan 2015. rep: Sonia Fitri, Rizky Jaramaya, Halimatus Sa'di yah/Sapto Andika Candra, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement