Rabu 10 Feb 2016 14:00 WIB

Banjir Melanda, Pangkalpinang Lumpuh

Red:

Antara/Aprionis/pras

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PANGKALPINANG - Hujan deras yang mengguyur sejak Ahad (7/2) menyisakan banjir di sejumlah kota di Sumatra. Genangan air yang belum surut juga sempat membuat Kota Pangkalpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), lumpuh.

"Hari ini banjir masih menggenangi Kota Pangkalpinang dengan ketinggian berkisar antara 50 sentimeter sampai 2,5 meter. Akibatnya, aktivitas warga lumpuh total," kata Deden Ridwansyah, kepala Kantor SAR Pangkalpinang, Selasa (9/2). Ia menambahkan, Jalan Sudirman sebagai jalan utama yang tergenang sempat ditutup.

Deden menjelaskan, banjir yang melanda Pangkalpinang dan daerah lainnya, seperti Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Bangka Barat, terjadi karena curah hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut. Kondisi ini semakin diperparah karena pada saat bersamaan air laut juga pasang, yang mengakibatkan air hujan tidak mengalir dan menggenangi permukiman warga.

Berdasarkan data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pangkalpinang, tercatat ada 21 titik lokasi yang dilanda banjir, di antaranya  Kampung Bintang, Paritlalang, Gudang Padi, Kelurahan Opas, Parit Enam, Rawa Bangun, Pasir Putih, Bacang, kawasan Pantai Pasir Padi, Kelurahan Keramat, Jalan Balai, Jalan A Yani, dan ruas Jalan Sudirman.

Sebuah jembatan jalan penghubung antara Kabupaten Bangka Tengah dengan Kabupaten Bangka Selatan di Desa Ranggas, kecamatan Airgegas, juga runtuh. Akibatnya, arus lalu lintas terputus.

Hingga kemarin, anggota SAR dengan dukungan anggota TNI, Polri, dinas sosial, dinas kesehatan, dan relawan dari warga masyarakat telah mengvakuasi sebanyak 400 kepala keluarga (KK). Mereka diungsikan dari pemukiman mereka ke tempat pengungsian yang disiapkan Pemerintah Kota Pangkalpinang.

Warga yang dievakuasi di antaranya berasal dari Taman Sari, Kampung Bintang, Paritlalang, dan Kampung Opas. "Di empat titik tersebut, genangan air tertinggi mencapai 2,5 meter. Sampai hari ini tidak ada korban jiwa akibat banjir," ujarnya.

Banjir kali ini, menurut Deden, merupakan salah satu banjir terparah yang melanda Pangkalpinang. Ia memperkirakan, banjir kali ini sama parahnya seperti banjir besar yang pernah melanda Pangkalpinang pada pertengahan tahun 1980-an.

Lumpuhnya aktivitas kota timah tersebut juga diiyakan Emil, seorang warga Pangkalpinang. Menurut Emil yang bekerja di harian Bangka Pos, surat kabar terbesar di Provinsi Bangka Belitung itu pada edisi Rabu, 9 Februari 2016 tidak terbit karena area percetakannya dilanda banjir. "Mesin cetak berenang tergenang air," katanya.

Selain aktivitas warga yang lumpuh, listrik di Pangkalpinang juga masih padam hingga Selasa (9/2) petang. "Kami tidak bisa mengecas handphone, nonton berita televisi, dan bekerja di kantor. Listrik sudah mati sejak dua hari lalu," kata Juli Isnadi, warga Jalan RE Martadinata, Kelurahan Opasinda, Kecamatan Taman Sari, kemarin.

Mobil dan motor tidak bisa melintas di jalan kampung maupun di jalan-jalan protokol kota. "Banyak yang naik perahu karet, tapi jumlah perahunya sedikit karena untuk mengungsikan orang tua," ujarnya.

Toko-toko di pusat perdagangan terbesar di kota tersebut banyak yang tutup. Sedangkan, pasar tradisional tidak ramai lagi. Warga yang mengungsi ke masjid-masjid di tanah tinggi juga terus berdatangan. "Ada yang sudah dua malam mengungsi, kampung saya kosong penghuninya," ujar Isnadi. Ia menuturkan banjir di kampung lainnya sudah setinggi genting rumah warga.

Menurut dia, hujan yang turun dua hari dua malam membuat waduk atau pintu air di kota tersebut meluap. Sedangkan, air laut di sekitar pulau juga sudah naik ke daratan. "Air laut pasang, jadi air dari daratan tidak bisa mengalir ke laut," ujarnya.

Selain di Pangkalpinang, sebanyak sembilan kabupaten/kota di Sumatra Barat juga mengalami bencana banjir dan longsor. "Paling parah di Limapuluh Kota dan Solok Selatan," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Sumatra Barat, Pagar Negara.

Ia menjelaskan, banjir yang terjadi di Solok Selatan terjadi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, dan Kecamatan Sangir. Banjir tersebut, ia melanjutkan, terjadi akibat luapan Sungai Batang Bangko, Sungai Batang Suliti, dan Sungai Batang Lolo.

Banjir dan longsor tersebut menyebabkan jalan yang menghubungkan Muaralabuh-Padang Aro Kerinci putus total. Tanah longsor, ia melanjutkan, juga menimpa rumah yang dihuni enam jiwa pada Sabtu (6/2) malam. Seluruhnya ditemukan tewas.

Sementara itu, banjir juga melanda Kabupaten Limapuluh Kota, tepatnya di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Nagari. Kemudian, banjir juga sempat mengganggu lalu lintas Payakumbuh-Pekanbaru yang menyebabkan jalur lintas provinsi tersebut sempat lumpuh total. 

Pasokan beras

Banjir juga melanda sejumlah lokasi lainnya di Sumatra dan Jawa sejak akhir pekan lalu, di antaranya Aceh Utara dan Aceh Singkil di Aceh, Binjai di Sumatra Utara, Kuantan Senggigi dan Rokan Hulu di Riau, Pandeglang dan Kota Tangerang di Banten, Indramayu di Jawa Barat, Sragen dan Purworejo di Jawa Tengah, serta Sidoarjo dan Gresik di Jawa Timur.

Pihak Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyatakan sudah berkoordinasi dengan Bulog, untuk memantau persediaan beras di daerah-daerah terdampak banjir. "Saya koordinasikan dengan Bulog supaya stok beras di daerah-daerah terkena banjir bisa dimonitor. Supaya bupati wali kota yang sudah men-SK-kan darurat bisa mendapatkan suplai logistik," kata Mensos Khofifah Indar Parawansa, kemarin.

Ia menjelaskan, bagi bupati atau wali kota yang sudah memberlakukan SK darurat akibat bencana, maka berwenang menggelontorkan 100 ton beras. Kemudian, bagi gubernur yang sudah mengeluarkan SK darurat, maka dipersilakan menggelontorkan 200 ton beras. "Pada dasarnya ketika terjadi bencana alam atau bencana sosial, komandan pertama adalah pemda," ujar Khofifah.

Kementeran Sosial, ia melanjutkan, hanya pada posisi menyiapkan cadangan beras pemerintah (CBP). Dikatakannya, SOP tersebut untuk mempermudah pemberian bantuan logistik bagi para korban. rep: Maspriel Aries, Mursalin Yasland Umi Nur Fadhilah ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement