Selasa 22 Dec 2015 12:00 WIB

Pemogokan Metro Mini tak Berpengaruh

Red:

JAKARTA - Mogok massal yang dilakukan sopir Metro Mini pada Senin (21/12) membuat sejumlah terminal lengang. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa ruas jalan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil mengatasi penumpukan penumpang dengan menyediakan ratusan bus gratis.

 

 

Pada Senin pagi, di pintu keluar Terminal Blok M, hampir tak satu pun ada Metro Mini yang membawa penumpang ke berbagai tujuan, yang tersisa hanyalah armada Transjakarta. Metro Mini yang memutuskan mogok yaitu nomor 611, 610, 71, 70, 72, 74, 75, dan 77.

Namun, Metro Mini 69 jurusan Blok M-Ciledug dan Metro Mini 70 jurusan Blok M-Joglo masih beroperasi. Di Terminal Pasar Minggu ada Metro Mini untuk tiga trayek yang mogok, yaitu dari Pasar Minggu ke Blok M, Manggarai, dan Tanah Abang.

Metro Mini di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga ikut aksi mogok. Metro Mini T-41 jurusan Tanjung Priok-Pulogadung dan P-07 jurusan Semper-Senen, tak satu pun beroperasi. Hanya dua unit Metro Mini U-23 jurusan Tanjung Priok-Cilincing yang melayani penumpang.

''Sejak pagi kami kompak memutuskan tak beroperasi sebagai solidaritas,'' kata seorang pengemudi Metro Mini, Yanto. Kondisi yang sama terjadi di terminal lainnya, seperti Terminal Rawamangun, Pulogadung, dan Terminal Kampung Melayu.

Menurut laman Berita Jakarta, sejumlah ruas jalan sepi karena tak dilintasi Metro Mini, yakni Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Kolonel Sugiyono, Jalan Basuki Rachmat, Jalan Bekasi Raya, Jalan Jatinegara Timur, Jalan Jatinegara Barat, dan Jalan Raya Penggilingan.

Merespons aksi mogok tersebut, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengerahkan bus sekolah untuk melayani delapan trayek yang padat penumpang. ''Penumpang diantar secara gratis,'' kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Yani Wahyu.

Bus sekolah diatur sesuai jumlah penumpang terbanyak, yaitu kalau memang ke satu tujuan sudah banyak maka akan langsung diantar dengan bus yang ada. Layanan bus gratis tersebut berlangsung hingga pukul 16.00 WIB.

Yani menuturkan, bus sekolah bisa digunakan secara efektif karena bertepatan dengan hari libur siswa. Kalaupun kekurangan armada, Dishub berkoordinasi dengan Transjakarta dan Mayasari Bakti untuk membantu pengangkutan penumpang.

Selain itu, ia menyarankan penumpang menggunakan angkutan lain ke tempat tujuan mereka. Di Terminal Pasar Minggu, sebanyak 39 bus disiagakan, yang melayani penumpang tujuan Manggarai, Blok M, dan Tanah Abang.

Kepala Terminal Pasar Minggu Frendy Manalu mengklaim, mogok para sopir Metro Mini tak menimbulkan penumpukan penumpang karena sekarang sedang musim liburan sekolah. Kalau pun terjadi, biasanya pada pagi hari, terutama di Jalan Buntu Pasar Minggu.

Sedangkan, di Terminal Blok M, terdapat 10 bus sekolah dengan tujuan Ciledug, Pondok Labu, dan Pasar Minggu. Kepala UPT Terminal dan Angkutan Jalan Dishub DKI Jakarta AB Nahor menyatakan, bus sekolah digunakan untuk mengatasi penumpukan penumpang.

Pada akhirnya, meski pagi hari Metro Mini mogok tetapi pada sore harinya mereka kembali beroperasi. Sopir Mikrolet 62, Prapto Yadi, mengaku melihat Metro Mini 75 jurusan Pasar Minggu-Blok M dan Metro Mini jurusan Pasar Minggu-Manggarai pada sore hari sudah kembali beroperasi.

''Ah, itu cuma pagi aja mogoknya. Saya lihat sekarang (sore) ini mereka jalan lagi. Tetap aja mereka butuh uang, ya, ternyata," katanya kepada Republika, Senin (21/12).

Tetap kandangkan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan akan terus mengandangkan Metro Mini yang tak laik jalan. Ia juga merespons sopir Metro Mini yang mogok karena memprotes kebijakan pengandangan yang dilakukan Dishub.

Pengandangan Metro Mini, kata dia, ditempuh demi keselamatan penumpang. ''Urusan nyawa tak ada alternatif. Mending mereka mogok terus,'' kata Ahok, sapaan akrab Basuki. Keselamatan warga ia anggap lebih berharga daripada mengizinkan Metro Mini tak laik, beroperasi.

Menurut Ahok, kalaupun Metro Mini tetap mogok, tak menjadi masalah. Sebab, masyarakat masih memiliki alternatif angkutan umum lain. Bahkan, ia telah mengeluarkan kebijakan agar angkutan umum lainnya bisa beroperasi di semua trayek.

Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah mengamini sikap Ahok, soal pengandangan Metro Mini. ''Sekarang lebih penting mana? Kami toleransi perut atau nyawa?'' tanyanya. Ia menambahkan, daripada berunjuk rasa, lebih baik mereka memperbaiki kondisi Metro Mininya.

Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai mogok massal yang dilakukan sopir Metro Mini justru merugikan para sopir dan pengusaha Metro Mini sendiri.

Menurut dia, warga sudah punya pilihan angkutan umum lain, seperti Transjakarta, angkutan kota, atau ojek, berbeda dengan sebelumnya di mana masyarakat tidak ada pilihan lain. Ia menyarankan, sopir Metro Mini menerima tawaran Pemprov DKI Jakarta.

Pemprov, jelas dia, berupaya mengangkat derajat mereka menjadi sopir profesional dengan mendapat gaji bulanan. ''Tidak perlu lagi kejar setoran. Kerja cukup delapan jam per hari. Tidak harus seminggu bekerja. Mobilnya nyaman berpendingin.'' n muhammad nursyamsyi/c18/c30/c33/antara ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement