Selasa 22 Dec 2015 12:00 WIB

Kisah Pengantin Dua Pekan

Red:

Wahdani Sabir memegang kertas berisi foto kakaknya, Wahyuliana Sabir. Air matanya mengalir saat ia mengisahkan tentang kakaknya yang menumpang KM Marina 2B, yang tenggelam di perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12).

Ia mengisahkan, kakak perempuannya yang ada di dalam foto itu bersama sang suami, Hariono, baru saja menikah di Siwa, Wajo, pada 7 Desember 2015. Lalu, pada 12 Desember, sepasang suami-istri itu berangkat menuju Kolaka menggunakan jalur darat.

Keduanya mengadakan pesta pernikahan di rumah Hariono di Kolaka yang berlangsung pada 14 Desember. Sebenarnya, ujar Wahdani, mereka berniat kembali ke Siwa pada Kamis (17/12), tetapi karena diminta untuk tinggal sementara waktu lagi oleh keluarga suami, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang pada hari Sabtu (19/12).

Ketika akan berangkat, keluarga suami meminta agar Wahyuliana dan Hariono menggunakan jalur darat karena jalur laut dianggap kurang bagus. Namun, karena beralasan ingin lebih cepat sampai Siwa, keduanya memilih menggunakan jalur laut.

 "Sebelum berangkat memang bilang kalau mau pakai kapal untuk pulang," kata Wahdani, Senin (21/12). Air mata seketika keluar dan membasahi pipi Wahdani ketika dia kembali bercerita bahwa kakaknya sempat menghubungi sang ibu, Siti Nurjanah.

Menurut dia, kakaknya memberi tahu sang ibu bahwa kapal yang ditumpanginya mengalami mati mesin. Bahkan sebelumnya, Wahyuliana pun telah meminta ibunya itu menjemputnya pada pukul 14.00 WITA, sesaat sebelum kapal merapat di Pelabuhan Siwa.

"Ada tiga kali telepon. Pertama minta dijemput, kedua kasih kabar kalau ombak besar, terakhir minta pertolongan karena kapal mesin mati," ungkap Wahdani menjelaskan percakapan ibu dan kakaknya saat itu.

Sesaat setelah telepon kedua, lanjut Wahdani, Nurjanah yang telah berada di bibir pelabuhan sempat melihat kapal KM Marina. Namun, ketika ombak tinggi menghantam kapal dua kali berturut-turut, Nurjanah kehilangan pandangannya.

Ketika telepon ketiga masuk, Wahyuliana mengabarkan kapal yang ditumpanginya telah kemasukan air dan mesin mulai mati. Wahyuliana pun meminta ibunya mengabari orang pelabuhan guna mengirimkan kapal bantuan untuk mengangkut penumpang KM Marina.

"Ibu saya kasih info ini ke orang pelabuhan, tetapi malah dibilang orang pelabuhan bahwa kejadian air masuk ke kapal itu biasa," papar Wahdani. Sekarang, Wahdani beserta ibu dan tantenya yang ikut datang ke pelabuhan hanya bisa menunggu kabar baik dari tim SAR.

Dia meminta agar tim SAR melakukan pencarian semaksimal mungkin agar seluruh penumpang bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat. "Kami terus berdoa agar semua penumpang selamat. Semoga bisa cepat ketemu," pungkasnya.

KM Marina yang membawa penumpang dan ABK (anak buah kapal) sebanyak 119 orang itu berangkat dari Pelabuhan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (19/12) pukul 11.00 WITA menuju Pelabuhan Bansalae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Kapal tersebut sempat melaporkan ke Syahbandar Siwa bahwa kapal dimasuki air setelah diterjang ombak, pada pukul 16.00 WITA. Ini menjadi kontak terakhir, hingga kemudian diketahui bahwa kapal tenggelam di perairan Teluk Bone.

Sementara itu, pencarian pada Senin atau hari ketiga lebih difokuskan di sekitar Teluk Bone yang dekat dengan Pelabuhan Kolaka Utara. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo, Alamsyah.

Menurut dia, keputusan ini merujuk pada hasil evakuasi pada Ahad (20/12). Lebih banyak korban yang ditemukan di perairan itu. ''Memang kan kemarin kita lebih banyak mendapatkan penumpang di sekitar perairan tersebut, jadi kita fokuskan dulu ke sana (Kolaka Utara).''

Dalam proses evakuasi kemarin, tim SAR menggunakan dua unit helikopter. Melalui jalur laut, KM Pacitan ikut melakukan pencarian guna menembus laut yang cukup ekstrem. Dua hari pencarian, tim Basarnas mengevakuasi 40 korban kapal KM Marina. Empat orang dalam keadaan selamat dibawa ke Pelabuhan Siwa dan dirawat di Rumah Sakit Siwa, sementara 36 orang lainnya dievakuasi ke Pelabuhan Kolaka Utara.

Dari 36 penumpang, tiga di antaranya telah meninggal dunia, dua orang dipastikan seorang anak dan seorang balita. Tim Basarnas kemarin kembali mengevakuasi dua orang yang merupakan ABK dan penumpang KM Marina. Mereka ditemukan dalam keadaan selamat di dua tempat berbeda.

Usman, ABK KM Marina, ditemukan selamat sekitar pukul 17.00 WITA pada Ahad (20/12) oleh KM Marina Ekspres yang ikut serta dalam pencarian. Usman langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dirawat.

Usman didapati tengah mengapung di sekitar perairan Lasusua, Kolaka Utara. Secara terpisah, salah satu penumpang bernama Baba ditemukan nelayan di sekitar Kolaka. Baba ditemukan  pada Senin (21/12) pukul 07.30 WITA. Ketika sampai di pelabuhan, keluarga Baba yang telah menunggu langsung membawanya pulang ke Konawe Selatan. ''Dua-duanya dalam keadaan selamat. Kami sangat bersyukur atas penemuan mereka," ujar Kepala Basarnas Sulawesi Selatan Roki Asikin. n ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement