Jumat 27 Nov 2015 13:00 WIB

Navigator Jet Rusia Bantah Dengar Peringatan Turki

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Navigator Jet Rusia Bantah Dengar Peringatan Turki


ANKARA -- Turki menegaskan penembakan terhadap pesawat tempur Rusia, SU-24, merupakan tindakan yang tepat. Pada Rabu (25/11) waktu setempat, Turki merilis rekaman suara yang menegaskan militer mereka telah memberi peringatan sebelum menembak. 

Dalam rekaman itu terdengar sebuah suara dalam bahasa Inggris, ''Ini Angkatan Udara Turki, Anda mendekati wilayah udara Turki, segera ubah arah pesawat Anda.'' Peringatan tersebut diulang hingga sepuluh kali.  

Militer Turki mengungkapkan, peringatan itu disampaikan pangkalan udara mereka di Diyarbakir. 

Sayangnya, pesawat tempur Rusia tak merespons peringatan tersebut. Karena itu, militer Turki mengundang militer Rusia ke markasnya di Ankara untuk menjelaskan masalah ini. Mereka menyatakan, penembakan dilakukan setelah pesawat Rusia mengabaikan peringatan. 

Mereka mengakui tak mengetahui pesawat SU-24 itu milik Rusia, tetapi hanya menjalankan peraturan yang berlaku dengan menembaknya. ''Aturan berlaku secara otomatis setelah pesawat tak merespons peringatan,'' demikian pernyataan militer Turki. 

Menurut mereka, semua pertanyaan terkait penembakan pesawat Rusia telah dijawab. Peta dalam radar juga digunakan untuk menggambarkan peristiwa itu. Mereka bersedia berbagi informasi dengan pihak Rusia. 

Dalam pernyataan tertulisnya, militer Turki menyatakan pula bahwa mereka telah berupaya menemukan dan menyelamatkan pilot pesawat SU-24. Pilot dan navigator pesawat berhasil keluar pesawat dengan kursi pelontar saat pesawat hendak jatuh setelah ditembak. 

Pilot pesawat akhirnya tewas karena ditembak pemberontak saat parasutnya telah mencapai tanah. Sedangkan, navigatornya masih hidup setelah diselamatkan oleh pasukan khusus dua negara bersekutu, Rusia dan Suriah. 

Selain menyampaikan upaya untuk penyelamatan dua kru pesawat SU-24, militer Turki juga meminta Rusia untuk tetap bersedia melakukan kerja sama di segala bidang. Dubes Turki untuk PBB Halit Cevik, dalam suratnya ke DK PBB menyatakan, dua pesawat Rusia melanggar. 

Ia mengungkapkan, dua pesawat tempur Rusia itu terbang pada jarak 2,19 km ke dalam wilayah udara Turki selama 17 detik. Itu terjadi pada pukul  07.24 GMT. ''Satu pesawat ditembak jatuh, sedangkan lainnya meninggalkan wilayah udara kami.''

Namun, navigator pesawat tempur Rusia yang selamat, Konstantin Murakhtin, membantah pernyataan Turki. 

Murakhtin mengklaim, tak mendapat peringatan apa pun sebelum militer Turki menembak jatuh pesawat tempur SU-24. ''Tidak, ini tak mungkin. Bahkan, tak sedetik pun ada peringatan,'' kata Murakhtin kepada media Rusia, Rabu (25/11) waktu setempat.

''Secara faktual, tak ada peringatan sama sekali, baik melalui radio maupun visual. Tak ada kontak apa pun,'' ujar Murakhtin, seperti dilansir laman berita Aljazirah/. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga bersikap sama. 

Lavrov sangat meragukan alasan penembakan yang dilakukan oleh militer Turki. Bahkan, ia menyebut Turki menempuh tindakan yang bisa menimbulkan eskalasi. ''Terlihat seperti provokasi yang sudah direncanakan,'' katanya menegaskan. 

Menyusul insiden ini, Kementerian Pertahanan Rusia menangguhkan kerja sama militer dengan Turki. Namun, Lavrov menyatakan, tak ada rencana Rusia untuk berperang dengan Turki. Ia juga menekankan bahwa sikap Rusia terhadap rakyat Turki tak akan berubah. Di sisi lain, Rusia mengatakan tetap akan melakukan serangan udara untuk memburu ISIS. 

Bahkan, Kementerian Pertahanan Rusia berencana mengirimkan sistem pertahanan udara tercanggihnya, S-400, ke pangkalan udara mereka yang berlokasi di Pelabuhan Latakia, Laut Mediterania, yang masuk ke dalam wilayah Suriah. 

Turki pun tak tinggal diam. Media Turki yang mengutip sejumlah sumber di militernya melaporkan, Angkatan Udara Turki meningkatkan patroli udara di perbatasan Turki-Suriah dengan mengerahkan 18 pesawat F-16. 

Sementara, pertempuran terjadi di Kassab, Suriah, lokasi tempat jatuhnya pesawat Rusia, SU-24, Selasa (24/11) lalu. Baku tembak ini kian mempersulit penyelidikan terhadap insiden ditembak jatuhnya pesawat Rusia oleh Turki. 

Saat insiden terjadi, bagian pesawat tempur Rusia jatuh di wilayah Turki yang menyebabkan warga terluka. ''Kami mendengar suara ledakan yang sangat keras. Sejenak saya pikir, saya telah mati, lalu saya melihat telinga saya berdarah,'' kata Mevlut Holoz, warga yang terluka itu. 

Ia juga merasakan sejumlah serpihan menembus kakinya. Darah juga membasahi wajahnya. n ap/reuters/gita amanda ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement