Kamis 26 Nov 2015 15:00 WIB

Dari Bunga Hingga Insentif untuk Para Guru

Red:

Intan beserta teman-temannya sepakat menghimpun dana. Dengan uang patungan itu, para siswa Kelas X-7 SMAN 10 Padang, Sumatra Barat, membeli hadiah bunga untuk gurunya. ''Ini tanda terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada kami,'' kata Intan, Rabu (25/11).

Bersama teman-temannya, ia memilih peringatan Hari Guru Nasional kemarin sebagai momen untuk menyampaikan terima kasih kepada para gurunya. Menurut dia, selama ini banyak sekali jasa yang diberikan guru kepada para siswa. ''Ini penghargaan atas pengabdian guru.''

Salam (18 tahun), siswa kelas XII-IPS di sekolah yang sama, juga mempersembahkan bunga untuk gurunya. ''Bunga ini buat wali kelas, ada kado juga dari teman-teman kelas,'' kata siswa yang mengidolai pelajaran bahasa Inggris itu.

Penjual bunga di depan SMAN 10 Kota Padang, Eriana (37 tahun), mengatakan, pada Hari Guru Nasional ini ia menjual lebih dari delapan keranjang bunga sejak pukul 06.00 WIB. Harga bunga yang ia jual mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 50 ribu, tergantung ukuran dan rangkaian.

Di Jawa Tengah, ratusan siswa SMA Negeri 1 Kudus menggelar upacara peringatan Hari Guru Nasional. Mereka juga memberi sejumlah kejutan sebagai bentuk penghormatan kepada guru, di antaranya dengan membentuk formasi lambang cinta. Formasi tersebut mengelilingi 34 guru, sebagai pertanda bahwa para siswa SMAN I Kudus mencintai guru mereka.

Untuk mengenang guru yang telah meninggal dunia, siswa anggota tim pemanjat dinding, membentangkan poster dari atas papan panjat dinding. Poster tersebut bertuliskan "Persembahan untuk Teguh Adi Mulya'' bersama gambar guru tersebut. Kejutan lainnya yakni pembacaan puisi untuk guru, memberikan bunga kepada semua guru, dan pemotongan tumpeng.

Sebelum acara berakhir, para siswa juga menyulut bunga api sambil membentangkan poster bertuliskan "Karenamu Takkan Ada Kata Menyerah".

Guru SMA Negeri 1 Kudus, Hardi Lestari, yang merupakan istri dari Teguh Adi Mulya, mengaku terharu dan bangga atas perayaan yang dilangsungkan oleh anak didiknya. ''Walaupun sudah meninggal, suami saya masih dikenang siswa,'' katanya, di Kudus.

Ketua Panitia Peringatan Hari Guru Nasional di SMA 1 Kudus Fahrul Asshiddiqi mengungkapkan, acara ini dipersiapkan sejak dua pekan lalu. Semua siswa dilibatkan sebagai bentuk penghormatan terhadap para guru yang telah berjasa mendidik para siswa.

Rahma Rindu, siswi kelas XI, berharap para guru bisa memberi contoh yang baik. Apalagi, kata dia, guru tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan di bidang akademis, tetapi juga bertugas membangun karakter siswa.

Di hari istimewanya, guru juga tak memperoleh sebatas bunga, tetapi juga insentif. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mencairkan insentif untuk 39 ribu guru dengan total anggaran Rp 38 miliar, pada peringatan Hari Guru tingkat provinsi di Kota Batam, kemarin.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Yatim Mustafa menjelaskan, insentif itu diberikan untuk seluruh guru yang mengabdi di kota maupun pulau-pulau terpencil. Ia pun mengakui, insentif yang mestinya dicairkan enam bulan sekali itu sempat tersendat.

Menurut dia, penyebab tersendatnya pencairan itu karena pemprov sempat mengalami persoalan keuangan. ''Angkanya Rp 38 miliar, kalau dibayarkan full jumlahnya mencapai Rp 76 miliar.'' Ia mengatakan, nilai insentif sesuai dengan jabatan dan tempat mengabdi.

Kepala sekolah yang mengabdi di daerah pesisir dan pulau-pulau yang jauh dari pusat perkotaan mendapat insentif sebesar Rp1,5 juta per bulan dan gurunya Rp 250 ribu per bulan. Kepala sekolah yang mengabdi di pinggiran kota mendapat insentif Rp 800 ribu per bulan.

Yatim menilai insentif itu amat berguna untuk membantu kelangsungan hidup guru. Namun, ia tidak dapat memastikan program itu akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. "Soal insentif itu di keuangan, tergantung kebijakan gubernur dan persetujuan dewan," kata dia.

Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Kepulauan Riau HZ Dadang berharap, insentif itu digunakan oleh guru untuk meningkatkan kapasitas diri sehingga kinerjanya lebih baik. Jadi, ujar dia, uang tersebut tidak dihabiskan begitu saja.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengajak guru Indonesia sebagai manusia pembelajar. Ini berarti seluruh guru meneguhkan ikhtiarnya untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar mampu mendidik siswanya dengan lebih baik.

Dengan demikian, guru akan selalu mengirimkan pesan harapan terhadap generasi bangsa. ''Guru juga akan semakin menjadi teladan karena ketangguhan, optimisme, dan keceriaannya,'' kata Anies dalam sambutan upacara Hari Guru Nasional 2015, di Kemendikbud, Jakarta.

Seusai upacara, Anies menyatakan akan terus mendorong guru untuk berkarya. Karena itu,  Kemendikbud berjanji memfasilitasi ruang khusus bagi mereka. Salah satu ruang berkarya yang ia maksud adalah simposium guru nasional.

Kegiatan yang dihelat sebagai rangkaian peringatan Hari Guru Nasional itu bakal dilakukan secara berkala di berbagai daerah. Jika ada terobosan menarik dari para guru, jelas Anies, maka akan menjadi rujukan guru lainnya. n c13/antara ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement